5 Kesalahan Umum Saat Menerapkan Konsep Bangunan Hijau

5 Kesalahan Umum Saat Menerapkan Konsep Bangunan Hijau

Last Updated: 12 August 2024By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 81

Artikel ini akan membahas tentang beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam penerapan konsep bangunan hijau dan bagaimana cara menghindarinya. Mulai dari kurangnya perencanaan awal yang matang hingga pemilihan material yang kurang tepat, artikel ini memberikan solusi praktis untuk setiap tantangan yang dihadapi. Dengan perencanaan yang lebih baik, pemilihan bahan bangunan yang berkelanjutan, dan perhatian terhadap efisiensi energi serta kebutuhan penghuni, bangunan hijau dapat menjadi lebih efisien, ramah lingkungan, dan memberikan manfaat jangka panjang yang signifikan.

5 kesalaham umum saat menerapkan konsep bangunan hijau

1. Kurangnya Perencanaan Awal yang Matang

Kesalahan: Salah satu kesalahan paling umum saat menerapkan konsep bangunan hijau adalah kurangnya perencanaan yang matang dari tahap awal. Perencanaan yang tidak menyeluruh dapat menyebabkan masalah yang lebih besar di kemudian hari. Misalnya, tidak mempertimbangkan kondisi iklim lokal dapat mengakibatkan penggunaan material yang tidak sesuai atau sistem energi yang tidak efisien. Selain itu, gagal memahami regulasi setempat mengenai bangunan hijau bisa mengakibatkan proyek melanggar peraturan, yang pada akhirnya memerlukan renovasi yang mahal dan memakan waktu.

Solusi: Mulailah dengan analisis mendalam tentang kondisi iklim dan lingkungan sekitar lokasi proyek. Libatkan ahli lingkungan dan arsitek yang berpengalaman dalam desain bangunan hijau sejak tahap awal. Pastikan semua regulasi setempat dipahami dan dipatuhi. Tujuan keberlanjutan harus dijelaskan dengan jelas, termasuk bagaimana proyek tersebut akan mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi energi.

2. Mengabaikan Pemilihan Material yang Tepat

Kesalahan: Menggunakan bahan bangunan yang tidak ramah lingkungan atau tidak memperhatikan sumber bahan yang berkelanjutan. Hal tersebut bisa mengurangi efektivitas bangunan hijau dalam jangka panjang.

Baca juga: Panduan Memilih Material Ramah Lingkungan dalam Proses Konstruksi Bangunan

Solusi: Gunakan bahan yang bersertifikasi ramah lingkungan dan memiliki jejak karbon rendah. Material daur ulang atau yang dapat diperbarui seperti bambu atau kayu dari sumber yang dikelola secara berkelanjutan bisa menjadi pilihan. Pertimbangkan juga keberlanjutan produksi dan siklus hidup material, serta pastikan bahan yang digunakan tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga tahan lama dan sesuai untuk kondisi iklim lokal.

3. Tidak Memperhatikan Efisiensi Energi Secara Menyeluruh

Kesalahan: Fokus pada satu aspek efisiensi energi, seperti pemasangan panel surya, seringkali dilakukan tanpa mempertimbangkan sistem keseluruhan bangunan. Hal tersebut bisa mengakibatkan ketidakefisienan di area lain. Misalnya, memiliki panel surya tetapi tidak memiliki sistem isolasi yang baik dapat menyebabkan energi terbuang karena sistem pemanas atau pendingin bekerja lebih keras dari yang seharusnya.

Solusi: Terapkan pendekatan holistik terhadap efisiensi energi. Hal ini termasuk memastikan bangunan memiliki isolasi yang baik untuk mengurangi kebutuhan pemanasan dan pendinginan, memanfaatkan pencahayaan alami untuk mengurangi penggunaan listrik, dan menggunakan peralatan serta sistem HVAC yang hemat energi. Pertimbangkan juga teknologi bangunan pintar yang bisa mengoptimalkan penggunaan energi secara otomatis berdasarkan kebutuhan aktual.

4. Mengabaikan Kebutuhan Penghuni

Kesalahan: Desain bangunan hijau yang tidak mempertimbangkan kenyamanan dan kebutuhan penghuni dapat mengakibatkan ketidakpuasan dan penggunaan energi yang tidak efisien. Misalnya, desain yang mengandalkan ventilasi alami mungkin tidak cukup efektif di iklim tertentu, atau pencahayaan alami yang tidak memadai bisa membuat penghuni lebih sering menggunakan lampu listrik.

Solusi: Libatkan penghuni dalam proses perencanaan dan desain. Pastikan bangunan memiliki ventilasi yang baik, pencahayaan alami yang cukup, dan suhu yang nyaman. Pertimbangkan kebutuhan spesifik penghuni, seperti area kerja yang memerlukan pencahayaan khusus atau ruang yang memerlukan kontrol suhu yang lebih baik. Desain yang fokus pada kenyamanan penghuni tidak hanya meningkatkan kualitas hidup tetapi juga memastikan penggunaan energi yang lebih efisien.

5. Kurangnya Pemeliharaan dan Manajemen yang Tepat

Kesalahan: Kesalahan umum lainnya adalah mengabaikan pemeliharaan setelah bangunan hijau selesai dibangun. Tanpa perawatan yang tepat, teknologi dan sistem hijau bisa menjadi tidak efisien atau rusak. Misalnya, panel surya yang tidak dibersihkan secara rutin bisa kehilangan efisiensinya, atau Sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) yang tidak dirawat bisa menjadi sumber pemborosan energi.

Solusi: Buat rencana pemeliharaan yang teratur dan pastikan ada tim atau individu yang bertanggung jawab untuk memantau dan merawat sistem bangunan hijau. Jadwalkan pemeriksaan dan perawatan rutin untuk semua sistem energi, air, dan material bangunan. Selain itu, berikan pelatihan kepada penghuni atau pengguna bangunan mengenai cara mengoperasikan fasilitas dengan benar. Manajemen yang baik akan memastikan bahwa semua sistem bekerja dengan optimal dan efisien sepanjang waktu.

Dengan menghindari kesalahan-kesalahan umum ini, Anda dapat memastikan bahwa bangunan hijau yang Anda bangun benar-benar efisien, ramah lingkungan, dan memberikan manfaat maksimal dalam jangka panjang. Perencanaan yang matang, pemilihan material yang tepat, perhatian pada efisiensi energi secara menyeluruh, fokus pada kebutuhan penghuni, dan pemeliharaan yang baik adalah kunci sukses dalam menerapkan konsep bangunan hijau.

Referensi:

William O’Brien. Introducing IEA EBC annex 79: Key challenges and opportunities in the field of occupant-centric building design and operation. Building and Environment. Vol 178 (2020). DOI: https://doi.org/10.1016/j.buildenv.2020.106738

Vignesh Venkataraman, Jack C. P. Cheng. Critical Success and Failure Factors for Managing Green Building Projects. Journal of Architectural Engineering. Volume 24, Issue 4 (2018). https://doi.org/10.1061/(ASCE)AE.1943-5568.0000327

Iis Roin Widiati. Tinjauan Studi Analisis Komparatif Bangunan Hijau (Green Building) dengan Metode Asesmen Sebagai Upaya Mitigasi untuk Pembangunan Konstruksi yang Berkelanjutan. Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS): “Adaptasi dan Mitigasi Bencana dalam Mewujudkan Infrastruktur yang Berkelanjutan” Bandung, 5 November 2019. ISSN 2477-00-86. https://osf.io/7n2ev/download

About the Author: Andi Sudarmanto

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 0 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 0

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment

Artikel yang berhubungan