Bangunan Hijau: Investasi Kesehatan dan Kenyamanan di Masa Tua

Last Updated: 14 May 2025By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 10

Memasuki usia lanjut, banyak orang yang mulai memikirkan tentang cara untuk memastikan kualitas hidup yang lebih baik, terutama dalam hal tempat tinggal. Salah satu pilihan terbaik yang semakin populer adalah berinvestasi dalam bangunan hijau atau rumah ramah lingkungan. Tidak hanya memberikan keuntungan bagi planet ini, bangunan hijau juga berfungsi sebagai investasi yang sangat berharga dalam hal kesehatan dan kenyamanan, terutama bagi para lansia yang menginginkan lingkungan hidup yang lebih sehat dan efisien di masa tua.

Apa Itu Bangunan Hijau?

Bangunan hijau atau bangunan ramah lingkungan adalah sebuah konsep desain bangunan yang bertujuan untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan, sambil menciptakan ruang yang sehat dan nyaman bagi penghuninya. Menurut Kruger dan Seville (2012) dalam bukunya Green Building: Principles and Practices in Residential Construction, bangunan hijau melibatkan penggunaan teknologi efisiensi energi, bahan bangunan ramah lingkungan, serta desain yang memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana. Tujuannya adalah untuk menciptakan ruang hidup yang lebih sehat, berkelanjutan, dan lebih hemat energi.

Keuntungan Bangunan Hijau untuk Lansia

Bagi lansia, berinvestasi dalam bangunan hijau membawa banyak keuntungan, tidak hanya dari segi finansial, tetapi juga dalam hal kesejahteraan fisik dan mental. Beberapa manfaat utama bangunan hijau bagi lansia meliputi:

1. Kesehatan yang Lebih Baik

Bangunan hijau sering kali mengutamakan penggunaan bahan bangunan yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya, seperti cat dengan kadar VOC rendah dan material alami yang lebih aman. Selain itu, rumah hijau dilengkapi dengan ventilasi yang baik, pencahayaan alami yang maksimal, serta sistem pengolahan udara yang membantu menjaga kualitas udara di dalam rumah. Semua ini sangat bermanfaat untuk kesehatan penghuninya, terutama bagi lansia yang rentan terhadap masalah pernapasan atau alergi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh World Green Building Council (2016), disebutkan bahwa rumah hijau dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, mengurangi risiko gangguan pernapasan, dan meningkatkan kenyamanan bagi penghuni.

2. Efisiensi Energi dan Penghematan Biaya

Rumah hijau dilengkapi dengan teknologi hemat energi seperti panel surya, pemanas air tenaga surya, dan sistem pencahayaan efisien yang mengurangi konsumsi energi. Dengan menggunakan teknologi ini, lansia yang sudah pensiun dan cenderung memiliki pendapatan tetap akan merasakan manfaat penghematan biaya hidup secara signifikan. Selain itu, penggunaan bahan bangunan yang insulatif membantu mengurangi ketergantungan pada sistem pendingin ruangan atau pemanas yang boros energi.

Menurut Green Building Council Indonesia (2023), rumah hijau dapat mengurangi konsumsi energi hingga 50%, yang langsung berdampak pada pengurangan tagihan listrik bulanan.

3. Desain yang Ramah Lansia

Salah satu fitur utama dari rumah hijau adalah desain yang memperhatikan kenyamanan dan keamanan penghuninya. Untuk lansia, desain yang ramah lansia sangat penting. Rumah hijau sering dilengkapi dengan elemen-elemen seperti pintu yang lebih lebar, kamar mandi yang mudah diakses, lantai anti slip, serta ruang terbuka yang memudahkan mobilitas. Semua ini mengurangi risiko kecelakaan yang sering terjadi di rumah biasa, seperti jatuh atau tersandung, yang merupakan masalah umum bagi lansia.

Desain ramah lansia yang baik juga mempertimbangkan aspek-aspek seperti pencahayaan yang cukup dan penggunaan teknologi yang memudahkan, seperti saklar otomatis dan pengaturan suhu yang nyaman tanpa harus memanipulasi alat secara manual.

4. Dampak Positif pada Kesejahteraan Mental

Selain manfaat fisik, bangunan hijau juga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan mental penghuni. Penelitian menunjukkan bahwa akses terhadap ruang hijau dan pencahayaan alami dapat mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Bagi lansia yang sering kali merasa kesepian atau terisolasi, ruang hijau dan taman dalam rumah hijau dapat memberikan kenyamanan dan kesempatan untuk berinteraksi dengan alam, yang terbukti mengurangi tingkat kecemasan dan depresi.

Menurut laporan dari World Green Building Council (2016), keberadaan tanaman dalam rumah dapat meningkatkan kualitas hidup dan memperbaiki kesejahteraan mental penghuninya.

Cara Menerapkan Konsep Bangunan Hijau

Mengadopsi konsep bangunan hijau tidak harus selalu dilakukan dengan renovasi besar-besaran. Beberapa langkah sederhana dapat diterapkan untuk mengubah rumah biasa menjadi rumah hijau, seperti:

 Menggunakan material ramah lingkungan: Pilihlah bahan bangunan yang alami dan bebas bahan kimia berbahaya, seperti kayu yang terkelola secara lestari dan cat berbahan dasar air.
 Mengoptimalkan pencahayaan alami: Gunakan jendela besar dan tempatkan reflektor cahaya untuk memaksimalkan penggunaan cahaya matahari, mengurangi kebutuhan lampu listrik.
 Memperbaiki ventilasi rumah: Pastikan ada ventilasi silang yang baik untuk memastikan udara segar bisa masuk dengan lancar, mengurangi penggunaan AC.
 Instalasi sistem pengolahan air: Menggunakan peralatan hemat air dan sistem pengolahan air hujan untuk mengurangi konsumsi air dan biaya terkait.

Kesimpulan

Bangunan hijau bukan hanya menjadi solusi bagi mereka yang ingin berkontribusi pada pelestarian lingkungan, tetapi juga menjadi investasi yang cerdas untuk kesehatan dan kenyamanan, terutama bagi lansia. Dengan efisiensi energi yang lebih baik, penghematan biaya hidup, serta desain yang ramah lansia, rumah hijau dapat memberikan kualitas hidup yang lebih baik di masa tua. Mengadopsi konsep rumah ramah lingkungan adalah langkah nyata yang dapat diambil oleh siapa saja yang ingin memastikan kenyamanan dan keamanan jangka panjang, tanpa mengorbankan kualitas hidup.

Referensi:

1.Kruger, A., & Seville, C. (2012). Green Building: Principles and Practices in Residential Construction. Cengage Learning.
2.Green Building Council Indonesia. (2023). Apa Itu Bangunan Hijau? https://www.gbcindonesia.org
3.World Green Building Council. (2016). Health, Wellbeing and Productivity in Offices. https://www.worldgbc.org

About the Author: Johan Purwanto

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 0 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 0

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment