Laporan Cedsgreeb dalam Menghadiri Lestari Summit 2024: Fostering Sustainability Through Inclusive Local Practice and Policy Making

Last Updated: 7 September 2024By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 38

Lestari Summit 2024 mengusung tema “Empowering Local Changemakers for Sustainable Development” dengan berfokus pada pemberdayaan individu dan komunitas lokal dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Acara ini menghadirkan berbagai pembicara dari latar belakang yang beragam. Cesgreeb juga hadir sebagai peserta dalam kegiatan Lestari Summit untuk memperluas jejaring dan juga menjalin kerjasama. Artikel ini akan melaporkan kegiatan Lestari Summit 2024 yang berlangsung pada 21 Agustus 2024 di Raffles Hotel Jakarta dengan tema Fostering Sustainability Through Inclusive Local Practice and Policy Making.

Berbagai pemateri dalam Lestari Summit 2024

Pembicara pertama adalah Regina Panontongan selaku Head of Media Relations Astra, dan Vania Febriytie selaku penerima Satu Indonesia Awards 2020. Vania Febriytie menekankan pentingnya pendekatan dari lingkungan terdekat dan mulut ke mulut dalam pemberdayaan masyarakat. Menurutnya, kegelisahan, komitmen, dan konsistensi dalam proses ini memerlukan keterlibatan banyak pihak. “Dalam konteks perguruan tinggi, seringkali muncul tantangan bahwa kampus terkesan berada di balik menara gading. Namun, bagaimana memastikan partisipasi inklusif dari semua kelompok, termasuk yang terpinggirkan, adalah kunci untuk pemberdayaan changemakers lokal,” ujar Vania.

Sesi lain yang menarik perhatian adalah presentasi dari Iwan Agung Firstantara, yang berbicara tentang “Co-firing for Sustainable Energy and Local Community Empowerment”. Ia menjelaskan bagaimana teknologi co-firing bisa berkontribusi terhadap energi berkelanjutan sekaligus memberdayakan ekonomi masyarakat lokal. “Rantai pasokan biomassa harus dirancang dalam kerangka ekonomi sirkular dengan sistem pertanian terpadu,” jelasnya.

Dalam sesi tentang pelestarian air, Ratih Anggraeni dari Aqua memaparkan studi kasus tentang bagaimana Aqua menjamin kemurnian air melalui pendekatan berbasis sains. “Kami memastikan air tetap terjaga kemurniannya dengan meresapkan air sebanyak mungkin di hulu dan menggunakan air secara sirkular,” kata Ratih, seraya menambahkan bahwa Aqua juga menghitung dampak karbon dari seluruh rantai pasokan mereka.

Refi Reyhandi Mahardika, Co-founder Neutura.earth, membahas tantangan dan peluang pendanaan industri hijau di Indonesia. “Kami mengubah cellulose-based material menjadi biochar, yang berpotensi besar dalam industri hijau,” ungkapnya.

Ketua SDGs Vivi Yulaswati dan Michael Santoso dari Tanoto Foundation menyoroti roadmap dan rancangan Bappenas dalam menciptakan lapangan kerja hijau dan pembangunan modal manusia untuk masa depan yang berkelanjutan. “Permintaan terhadap green talents semakin tinggi. Pekerjaan apa pun bisa menjadi green jobs jika dilakukan dengan transformasi yang tepat,” ujar Vivi. Ia juga menekankan pentingnya kesadaran generasi muda tentang green jobs sejak dini.

M. Imran Amin, Direktur Program Mangrove Ecosystem Restoration Alliance, berbicara tentang strategi perlindungan ekosistem blue carbon, yang mencakup mangrove dan padang lamun. “Indonesia menyimpan 17% stok blue carbon dunia. Rehabilitasi mangrove harus difokuskan pada bagaimana menumbuhkan mangrove secara alami, bukan hanya dengan penanaman,” jelasnya. Ia juga menyoroti bahwa 80% mangrove rusak akibat alih fungsi lahan, sehingga perlu ada pengembangan tambak yang ada tanpa membuka lahan baru.

Sementara itu, Eka Suhendra dari Pertamina International Shipping membahas bagaimana perusahaannya merespons tuntutan lingkungan dalam lanskap pengiriman global. “Kami menawarkan layanan logistik laut holistik dengan 60 rute yang mencakup 60 negara,” ujarnya.

Perwakilan Cedsgreeb, Dr. Nur Abdillah Siddiq mengajukan pertanyaan dalam sesi diskusi

Perwakilan Cedsgreeb, Dr. Nur Abdillah Siddiq mengajukan pertanyaan dalam sesi diskusi

Lestari Summit 2024 berhasil menghadirkan diskusi yang mendalam dan solusi nyata untuk tantangan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Acara ini menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencapai tujuan bersama demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

About the Author: Nur Abdillah Siddiq

Dr. Siddiq adalah seorang dosen di Fakultas Teknik dengan dedikasi yang mendalam terhadap penelitian dan pengembangan teknologi jendela cerdas dalam bangunan pintar. Sebagai seorang pembelajar sepanjang hayat, beliau terus berkontribusi pada inovasi dan keberlanjutan dalam sektor bangunan cerdas dan hijau melalui kegiatan akademik dan penelitian.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 0 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 0

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment