Bangunan Hijau dan Kesehatan: Menjaga Kualitas Udara dalam Rumah Anda
Kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh kualitas udara yang kita hirup setiap hari, terutama di dalam rumah. Ironisnya, meskipun rumah dianggap sebagai tempat paling aman, udara di dalam ruangan sering kali lebih tercemar dibandingkan udara luar. Dalam konteks ini, bangunan hijau hadir sebagai solusi untuk menciptakan hunian yang sehat melalui perancangan dan konstruksi yang ramah lingkungan, termasuk perhatian serius terhadap kualitas udara dalam ruang.
Mengapa Kualitas Udara dalam Ruangan Sangat Penting?
Menurut Environmental Protection Agency (EPA), manusia menghabiskan sekitar 90% waktunya di dalam ruangan, baik di rumah, kantor, maupun fasilitas umum lainnya. Udara dalam ruangan yang buruk dapat mengandung polutan seperti formaldehida, karbon monoksida, senyawa organik volatil (VOC), dan partikel halus (PM2.5), yang semuanya dapat berdampak negatif terhadap kesehatan pernapasan, kognitif, dan sistem kekebalan tubuh.
EPA memperingatkan bahwa kualitas udara dalam ruangan bisa 2 hingga 5 kali lebih buruk daripada udara luar, dan dalam beberapa kasus ekstrem, bisa mencapai 100 kali lebih buruk.
Peran Bangunan Hijau dalam Menjaga Kualitas Udara
Bangunan hijau secara khusus dirancang untuk meminimalkan polusi udara dalam ruangan dan memastikan sirkulasi udara yang sehat melalui pendekatan berikut:
1. Ventilasi Alami dan Mekanis yang Efisien
Sistem ventilasi yang baik adalah pilar utama bangunan hijau. Desain yang memungkinkan sirkulasi udara silang, ventilasi atap, dan penggunaan teknologi seperti heat recovery ventilation (HRV) membantu membuang udara kotor dan membawa udara segar ke dalam ruangan.
2. Penggunaan Material Rendah Emisi
Material bangunan seperti cat, lem, pelapis lantai, dan furnitur sering kali mengandung VOC yang berbahaya. Bangunan hijau memilih bahan dengan label rendah emisi atau bebas VOC untuk menghindari pelepasan zat kimia beracun ke udara dalam ruangan.
3. Filter Udara dan Sistem HVAC Canggih
Sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) dalam bangunan hijau dilengkapi filter HEPA atau MERV yang mampu menyaring debu, polen, bakteri, bahkan partikel halus yang sulit dideteksi oleh mata.
4. Tanaman Indoor dan Dinding Hijau
Selain memperindah ruangan, tanaman dalam ruangan juga berfungsi sebagai penyaring udara alami. Studi NASA menunjukkan bahwa beberapa tanaman, seperti lidah mertua (Sansevieria) dan peace lily, efektif menyerap polutan seperti benzena dan formaldehida.
Manfaat Langsung bagi Penghuni
Contoh Aplikasi di Indonesia
Beberapa proyek perumahan dan gedung perkantoran di Indonesia mulai mengadopsi prinsip bangunan hijau dengan sistem ventilasi silang, material bersertifikasi, serta ruang terbuka hijau yang terintegrasi. Proyek seperti BSD Green Office Park dan perumahan Harvest City menjadi contoh bagaimana arsitektur hijau dapat diterapkan dalam konteks tropis.
Kesimpulan
Bangunan hijau bukan hanya tentang efisiensi energi dan pelestarian lingkungan, tetapi juga berperan penting dalam menjaga kesehatan manusia—terutama melalui peningkatan kualitas udara dalam ruang. Dengan mengadopsi desain dan material yang tepat, rumah Anda bisa menjadi tempat yang lebih sehat, nyaman, dan berkelanjutan untuk ditinggali.
Referensi
Buku:
Sumber Daring:
https://www.epa.gov/indoor-air-quality-iaq
https://www.worldgbc.org/news-media/health-wellbeing-and-productivity-offices