A person drawing a house

Description automatically generated

Lebih Sehat dengan Bangunan Hijau: Mengapa Desain Ramah Lingkungan Dapat Meningkatkan Kualitas Hidup

Last Updated: 14 May 2025By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 10

Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan dan kesehatan, konsep bangunan hijau menjadi solusi yang menjanjikan untuk menghadirkan tempat tinggal dan ruang kerja yang sehat, efisien, dan berkelanjutan. Desain bangunan yang ramah lingkungan bukan hanya soal hemat energi atau minim limbah, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas hidup para penghuninya secara nyata.

Apa Itu Bangunan Hijau?

Bangunan hijau (green building) adalah bangunan yang dirancang dan dioperasikan dengan prinsip keberlanjutan. Ini mencakup penghematan energi dan air, pemanfaatan material ramah lingkungan, pengelolaan limbah yang efisien, serta penciptaan lingkungan dalam ruang yang sehat dan nyaman.

Menurut Jerry Yudelson (2010) dalam bukunya Green Building Trends: Europe, bangunan hijau merupakan pendekatan menyeluruh yang menggabungkan performa lingkungan dengan kebutuhan manusia terhadap kenyamanan, kesehatan, dan produktivitas.

Kaitan Bangunan Hijau dan Kesehatan

Desain bangunan memegang peranan besar dalam menentukan kualitas udara, pencahayaan, suhu, dan kenyamanan termal—semua hal yang memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Bangunan hijau secara langsung mendukung kesehatan penghuni melalui berbagai cara:

1. Kualitas Udara Dalam Ruangan Lebih Baik

Bangunan hijau menggunakan sistem ventilasi alami dan mekanis yang efisien, serta bahan bangunan rendah emisi seperti cat dan perekat bebas VOC (Volatile Organic Compounds). Ini mengurangi risiko gangguan pernapasan, alergi, dan iritasi.

Menurut EPA (Environmental Protection Agency), polusi udara dalam ruangan bisa 2–5 kali lebih tinggi dibanding udara luar, dan bangunan hijau dirancang untuk mengatasi masalah ini secara efektif.

2. Pencahayaan Alami yang Cukup

Desain yang mengoptimalkan cahaya matahari membantu penghuni mempertahankan ritme sirkadian, yang penting untuk pola tidur sehat, keseimbangan hormon, dan suasana hati yang stabil.

3. Desain Biophilic dan Hubungan dengan Alam

Penggabungan elemen alam seperti tanaman indoor, taman vertikal, dan penggunaan material alami (kayu, batu) dapat menurunkan stres, meningkatkan fokus, dan memperbaiki suasana hati.

4. Suhu dan Kelembapan Stabil

Bangunan hijau dilengkapi isolasi termal yang baik dan sistem pengatur kelembapan, menghindarkan penghuni dari kondisi ekstrem yang bisa menyebabkan kelelahan, dehidrasi, atau bahkan gangguan kesehatan serius.

5. Ruang yang Mendukung Aktivitas Fisik dan Sosial

Bangunan hijau sering kali dirancang dengan tangga yang nyaman, jalur jalan kaki, dan area terbuka hijau yang mendorong aktivitas fisik, interaksi sosial, serta koneksi dengan komunitas.

Dampak Positif Terhadap Kualitas Hidup

Laporan World Green Building Council (2014) menyatakan bahwa bangunan yang dirancang dengan mempertimbangkan kesehatan dapat meningkatkan produktivitas, menurunkan absensi karena sakit, dan bahkan menurunkan biaya perawatan kesehatan dalam jangka panjang. Lingkungan yang sehat mendorong perilaku hidup sehat, mulai dari pola tidur yang baik hingga peningkatan kualitas mental dan emosional.

Studi Kasus dan Penerapan di Indonesia

Di Indonesia, penerapan bangunan hijau semakin berkembang, terutama di kawasan perkantoran dan perumahan modern. Proyek-proyek seperti Menara BCA dan Gedung BRI II Jakarta telah mendapatkan sertifikasi EDGE dan Greenship dari Green Building Council Indonesia (GBCI). Mereka menunjukkan bahwa desain yang ramah lingkungan dapat berjalan seiring dengan estetika, fungsi, dan efisiensi operasional.

Kesimpulan

Desain bangunan yang ramah lingkungan lebih dari sekadar strategi hemat energi—ia adalah investasi jangka panjang terhadap kesehatan dan kualitas hidup manusia. Dengan memilih untuk tinggal atau bekerja di bangunan hijau, seseorang tidak hanya berkontribusi pada kelestarian bumi, tetapi juga merasakan manfaat langsung berupa lingkungan yang sehat, nyaman, dan mendukung kesejahteraan holistik.

Referensi

Buku:

 Yudelson, J. (2010). Green Building Trends: Europe. Island Press.
 Kibert, C. J. (2016). Sustainable Construction: Green Building Design and Delivery. John Wiley & Sons.

Sumber Daring:

 World Green Building Council. (2014). Health, Wellbeing and Productivity in Offices.
https://www.worldgbc.org/news-media/health-wellbeing-and-productivity-offices
 U.S. Environmental Protection Agency (EPA). Indoor Air Quality.
https://www.epa.gov/indoor-air-quality-iaq
 Green Building Council Indonesia. https://gbcindonesia.org
 International Finance Corporation (IFC). Green Buildings.
https://www.ifc.org/greenbuildings

About the Author: Johan Purwanto

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 0 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 0

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment