ac dan kipas

Hasil Riset Terbaru: Mengkombinasikan Kipas Angin dan AC dapat Mengurangi Konsumsi Energi hingga 67%!

Last Updated: 10 October 2024By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 66

Di negara-negara tropis seperti India dan Indonesia, pendinginan ruangan menjadi kebutuhan sehari-hari, terutama di musim kemarau. Penggunaan pendingin ruangan berupa AC (air conditioner) yang terus meningkat tidak hanya berimbas pada kenaikan tagihan listrik, tetapi juga meningkatkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang berdampak buruk pada perubahan iklim. Namun, sebuah studi terbaru yang terbit tahun 2023 di jurnal Energies mengungkapkan cara cerdas untuk menghemat energi dalam penggunaan AC, yakni melalui kombinasi kipas angin dan pengaturan suhu AC yang lebih tinggi.

Studi di Balik Penghematan Energi

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Energies berjudul “Energy Performance of Room Air-Conditioners and Ceiling Fans in Mixed-Mode Buildings” dilakukan di dua kota di India, Visakhapatnam dan Hyderabad, yang beriklim hangat dan lembap. Peneliti menganalisis 15 bangunan residensial dengan tipe Mixed-Mode Buildings (MMBs), yaitu bangunan yang menggunakan AC dan ventilasi alami secara bergantian tergantung cuaca. Studi tersebut melibatkan penggunaan AC dengan teknologi inverter dan kompresor kecepatan tetap pada berbagai suhu pengaturan (set-point) dan kecepatan kipas. Peneliti mengukur konsumsi energi AC pada suhu 20°C hingga 30°C, serta bagaimana kipas angin dapat mendukung kenyamanan termal di suhu yang lebih tinggi.

Jenis bangunan yang diteliti menerapkan kombinasi kipas di atap dan juga AC

Hasilnya mengejutkan: pengaturan suhu AC pada 28-30°C dengan kipas angin dapat menghemat energi hingga 67% dibandingkan dengan suhu AC 20°C. Suhu ini jauh lebih efisien karena mengurangi beban kerja kompresor AC, sehingga mengurangi konsumsi listrik tanpa mengorbankan kenyamanan. Temuan ini memiliki implikasi besar bagi upaya penghematan energi di negara-negara tropis yang sering bergantung pada AC untuk kenyamanan ruangan.

Hasil penghematan energi karena penerapan kipas angin dan AC, dimana suhu pengaturan ACnya dibuat variatif

Mengapa Kipas Angin Dapat Membuat Perbedaan?

Kunci dari penghematan energi pada penelitian ini adalah efek angin dari kipas yang meningkatkan sensasi dingin meskipun suhu udara sebenarnya lebih tinggi. Kipas angin mempercepat penguapan keringat dari kulit, sehingga tubuh kita merasa lebih sejuk. Hal ini mirip dengan sensasi angin saat berkendara di atas sepeda motor pada hari yang panas—meskipun suhu udara tetap tinggi, angin yang menerpa membuat kita merasa lebih dingin.

Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan kipas angin pada kecepatan rendah hingga sedang, orang dapat merasa nyaman bahkan pada suhu AC yang lebih tinggi, seperti 28°C atau 30°C. Dengan cara demikian, meskipun AC tetap menyala, konsumsi energi listrik berkurang karena kompresor tidak perlu bekerja keras untuk mencapai suhu pengaturan AC yang sangat rendah. Hasilnya adalah penghematan biaya yang signifikan dan juga mengurangi jejak karbon dari bangunan.

Teknologi Inverter: Sistem Pendinginan yang Lebih Efisien

Selain peran kipas angin, studi ini juga membandingkan dua jenis teknologi AC: kompresor kecepatan tetap dan teknologi inverter. AC dengan kompresor kecepatan tetap bekerja dengan cara menyala penuh ketika diperlukan dan mati saat suhu tercapai, yang menyebabkan fluktuasi daya yang signifikan. Sebaliknya, AC dengan teknologi inverter dapat menyesuaikan kecepatan kompresornya secara dinamis, menurunkan daya secara perlahan saat suhu mendekati yang diinginkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa AC dengan teknologi inverter lebih efisien dibandingkan kompresor kecepatan tetap, dengan konsumsi energi yang 34-68% lebih rendah pada suhu yang lebih tinggi. Meskipun inverter cenderung lebih mahal saat pembelian, dalam jangka panjang, biaya operasional yang lebih rendah dapat mengimbangi perbedaan harga tersebut.

Manfaat Bagi Rumah Tangga dan Lingkungan

Dampak dari hasil penelitian ini sangat relevan bagi masyarakat di Indonesia dan negara tropis lainnya. Dengan menggabungkan penggunaan AC yang efisien dan kipas angin, penghuni rumah dapat mencapai kenyamanan termal yang sama tanpa harus menurunkan suhu AC terlalu rendah. Hal ini tidak hanya mengurangi tagihan listrik, tetapi juga membantu menurunkan emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan energi.

Menurut data dari Canstar Blue, peningkatan suhu pengaturan AC sebesar 1°C saja bisa menghemat hingga 10% energi listrik. Jika diterapkan secara luas, strategi ini dapat mengurangi beban listrik nasional secara signifikan, terutama di musim panas ketika penggunaan listrik untuk pendinginan melonjak tajam. Di sisi lain, penggunaan AC yang lebih hemat energi juga sejalan dengan upaya global untuk menurunkan emisi karbon dan mencapai target net zero.

Praktik yang Bisa Diterapkan di Rumah Anda

Bagi Anda yang ingin mencoba menerapkan metode ini di rumah, berikut beberapa tips praktis:

  1. Gunakan Kipas Angin: Saat menggunakan AC, coba hidupkan kipas angin pada kecepatan rendah hingga sedang. Hal ini akan membantu sirkulasi udara dan membuat ruangan terasa lebih sejuk.
  2. Tingkatkan Suhu AC Secara Bertahap: Jika Anda biasanya mengatur AC pada suhu 16°C, cobalah meningkatkan suhu ke 20°C, dan kemudian ke 28°C. Lakukan secara bertahap untuk membiasakan diri dengan perubahan suhu.
  3. Pilih AC dengan Teknologi Inverter: Jika Anda sedang berencana untuk membeli AC baru, pertimbangkan untuk memilih AC dengan teknologi inverter. Meskipun lebih mahal, penghematan listriknya bisa terasa dalam jangka panjang.

Masa Depan Pendinginan Ramah Lingkungan

Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya efisiensi energi dan perubahan iklim, hasil penelitian ini memberikan solusi yang mudah diterapkan dan berbiaya rendah untuk mengurangi penggunaan energi di sektor perumahan. Penggunaan AC yang lebih cerdas dengan memanfaatkan kipas angin dapat menjadi bagian dari upaya global untuk mencapai masa depan yang lebih hijau dan ramah lingkungan. Meskipun perubahan kecil seperti ini mungkin tampak sepele, dampaknya bisa sangat besar jika diterapkan secara luas.

Dengan memanfaatkan hasil studi ini, kita dapat membantu menjaga lingkungan sekaligus mengurangi beban biaya rumah tangga. Seperti pepatah, “Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit.” Langkah-langkah kecil untuk mengurangi konsumsi energi dapat menjadi kontribusi besar dalam upaya global melawan perubahan iklim.

Daftar Pustaka

Gokarakonda, S., van Treeck, C., Rawal, R., & Thomas, S. (2023). Energy performance of room air-conditioners and ceiling fans in mixed-mode buildings. Energies16(19), 6807.

What is your air con temperature setting costing you? https://www.canstarblue.com.au/electricity/air-con-temperature-costing/ . Diakses pada 10 Oktober 2024.

About the Author: Nur Abdillah Siddiq

Dr. Siddiq adalah seorang dosen di Fakultas Teknik dengan dedikasi yang mendalam terhadap penelitian dan pengembangan teknologi jendela cerdas dalam bangunan pintar. Sebagai seorang pembelajar sepanjang hayat, beliau terus berkontribusi pada inovasi dan keberlanjutan dalam sektor bangunan cerdas dan hijau melalui kegiatan akademik dan penelitian.

Artikel Favorit Pembaca

news via inbox

Nulla turp dis cursus. Integer liberos  euismod pretium faucibua

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 4 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 1

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment