kompor listrik

Hasil Riset: Beralih dari Kompor Gas ke Kompor Listrik Induksi dapat Mengurangi Polusi Udara dalam Bangunan

Last Updated: 24 July 2024By

Mengurangi polusi udara dalam bangunan adalah langkah penting untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup penghuninya, terutama di lingkungan perumahan dengan ventilasi yang kurang baik. Penelitian terbaru yang dipimpin oleh tim ilmuwan dari Columbia University Mailman School of Public Health menunjukkan bahwa beralih dari kompor gas ke kompor listrik induksi dapat mengurangi polusi nitrogen dioksida (NO₂) dalam ruangan hingga lebih dari 50% atau tepatnya 56% (Daouda, dkk., 2024).

Penelitian dan Temuan Utama

Penelitian yang berjudul “Out of Gas, In with Justice: Findings from a gas-to-induction pilot in low-income housing in NYC.” dilakukan sebagai bagian dari proyek percontohan “Out of Gas, In with Justice” yang diprakarsai oleh WE ACT for Environmental Justice, sebuah organisasi nirlaba berbasis di Northern Manhattan Amerika Serikat. Proyek tersebut adalah yang pertama menilai kelayakan dan manfaat transisi dari kompor gas ke kompor induksi di perumahan terjangkau atau perumahan dengan ekonomi menengah kebawah. Studi yang terbit di jurnal Energy Research & Social Science ini juga merupakan yang pertama mengevaluasi dampak elektrifikasi dapur residensial di lingkungan perumahan umum di Amerika Serikat.

Penelitian ini berlangsung di sebuah bangunan perumahan umum di Bronx, di mana 20 rumah tangga berpenghasilan rendah diacak untuk mengganti kompor gas mereka dengan kompor induksi atau tetap menggunakan kompor gas sebagai kelompok kontrol. Dari Oktober 2021 hingga Juli 2022, kualitas udara dalam ruangan (NO2, CO, PM2.5) dan penggunaan kompor dipantau secara kontinu selama tiga pekan. Dampak memasak terhadap kualitas udara dalam ruangan juga dievaluasi melalui tes memasak terkontrol. Para penghuni bangunan juga diundang untuk berpartisipasi dalam kelompok diskusi.

Kadar NO2

Penurunan konsentrasi gas NO2 ketika beralih dari kompor gas ke kompor induksi (Daouda, dkk., 2024)

Hasil penelitian menunjukkan penurunan 56 persen konsentrasi harian rata-rata NO₂ pada kelompok kompor induksi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menggunakan kompor gas. Selama tes memasak terkontrol, konsentrasi NO₂ di rumah dengan kompor gas meningkat secara signifikan, sementara di rumah dengan kompor induksi hampir tidak berubah. Tidak ada perubahan signifikan pada tingkat CO dan PM2.5. Dalam diskusi kelompok, para penghuni bangunan yang menggunakan kompor induksi melaporkan kepuasan tinggi dengan transisi tersebut. Tidak ada yang memilih untuk kembali menggunakan kompor gas meskipun diberikan opsi untuk melakukannya tanpa biaya.

Manfaat Kesehatan dan Keamanan

Kompor induksi tidak hanya mengurangi polusi udara dalam ruangan, tetapi juga menawarkan fitur-fitur yang disukai penghuni bangunan. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan kompor induksi untuk memanaskan makanan lebih cepat dan tidak ada percikan api. Hal tersebut mengurangi risiko kebakaran yang disebabkan oleh adanya kebocoran gas dan api.

Paparan nitrogen dioksida (NO₂) memiliki dampak kesehatan signifikan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, NO₂ dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, memperburuk kondisi penyakit paru-paru seperti asma, dan meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan. Gejala akut meliputi batuk, sesak napas, dan bronkitis. Dalam jangka panjang, paparan NO₂ yang terus-menerus dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru, peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, dan perkembangan penyakit pernapasan kronis seperti bronkitis kronis dan emfisema. Selain itu, NO₂ juga berperan dalam pembentukan polutan sekunder seperti ozon troposfer dan partikel halus, yang juga memiliki efek merugikan bagi kesehatan manusia.

Implikasi Lingkungan dan Sosial

Penelitian terkait penggunaan kompor ini juga menyoroti pentingnya transisi energi hijau yang berkeadilan sosial. Anak-anak yang tinggal di lingkungan miskin di New York City tiga kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit karena asma dibandingkan dengan anak-anak di lingkungan kaya. Remaja Afrika Amerika dengan asma mengalami kunjungan ruang gawat darurat empat kali lebih banyak, tingkat rawat inap tiga kali lebih tinggi, dan tingkat kematian hampir delapan kali lebih tinggi dibandingkan dengan remaja kulit putih.

Orang-orang dari ras minoritas dan individu berpenghasilan rendah lebih mungkin tinggal di apartemen yang lebih kecil dan lebih tua dengan ventilasi buruk, tudung penghisap yang tidak efektif atau rusak, serta peralatan yang bocor lebih banyak gas. Sangat penting bagi keadilan sosial bahwa mereka tidak tertinggal dalam transisi tersebut.

Kesimpulan

Transisi energi hijau yang memprioritaskan kompor listrik induksi tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca tetapi juga meningkatkan kesehatan kelompok masyarakat yang rentan. Penelitian ini memberikan bukti kuat bahwa mengganti kompor gas dengan kompor induksi adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih sehat dan lebih berkeadilan sosial bagi semua orang, terutama bagi mereka yang tinggal di perumahan terjangkau dengan ventilasi yang kurang memadai.

Referensi

Misbath Daouda, Annie Carforo, Heather Miller, Jennifer Ventrella, Yu Ann Tan, Michelle Feliciano, Jessica Tryner, Andrew Hallward-Driemeier, Steve Chillrud, Roisin Commane, Diana Hernández, Michael Johnson, Darby Jack. Out of Gas, In with Justice: Findings from a gas-to-induction pilot in low-income housing in NYC. Energy Research & Social Science, 2024; 116: 103662 DOI: 10.1016/j.erss.2024.103662

About the Author: Nur Abdillah Siddiq

Dr. Siddiq adalah seorang dosen di Fakultas Teknik dengan dedikasi yang mendalam terhadap penelitian dan pengembangan teknologi jendela cerdas dalam bangunan pintar. Sebagai seorang pembelajar sepanjang hayat, beliau terus berkontribusi pada inovasi dan keberlanjutan dalam sektor bangunan cerdas dan hijau melalui kegiatan akademik dan penelitian.

Leave A Comment