Kualitas Udara di Dalam Ruangan dapat Berpengaruh Terhadap Kreativitas Penghuninya

Last Updated: 5 August 2024By

Kualitas udara di suatu ruangan memiliki pengaruh besar terhadap kreativitas penghuninya saat bekerja. Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan di Universitas Teknologi Nanyang, Singapura (NTU Singapura), menemukan bahwa polusi udara dalam ruangan, khususnya senyawa organik volatil (VOC), ternyata dapat mengurangi tingkat kreativitas.

Volatile Organic Compounds (VOC) adalah gas yang dilepaskan dari berbagai produk sehari-hari, termasuk deterjen, pestisida, parfum, semprotan aerosol, dan cat. VOC dapat berasal dari bahan kimia seperti formaldehida, benzena, dan toluena, yang sering ditemukan dalam produk rumah tangga dan bahan bangunan. Emisi VOC dapat berkontribusi terhadap polusi udara dalam ruangan dan memiliki efek kesehatan yang berbahaya, seperti iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, sakit kepala, kerusakan organ, serta risiko kanker. 

Ng Bing Feng yang memimpin penelitian, menekankan pentingnya kualitas udara dalam ruangan tidak hanya bagi kesehatan paru-paru tetapi juga bagi pikiran dan kognisi kreatif. Menurut tim peneliti, meskipun tingkat VOC dalam ruangan mungkin masih dalam batas yang dapat diterima, namun tetap dapat mempengaruhi potensi kreatif individu. Partisipan penelitian diminta untuk membangun model 3D dengan LEGO di suatu ruangan dengan berbagai tingkat VOC, dan hasilnya menunjukkan bahwa tingkat VOC yang tinggi mengurangi kreativitas mereka. Tim peneliti mengembangkan metode Serious Brick Play untuk menilai potensi kreatif peserta. Metode tersebut mengadaptasi kerangka LEGO Serious Play, yang biasanya melibatkan peserta dalam membangun model LEGO untuk mengekspresikan pemikiran dan ide. Dalam versi NTU, peserta diminta untuk menulis deskripsi tertulis dari model mereka, yang kemudian dinilai oleh panel juri untuk menentukan tingkat kreativitas.

Konfigurasi ruangan untuk pengendalian tingkat Volatile Organic Compound yang menjadi kajian tim peneliti dari NTU Singapura (Arikrishnan, dkk. 2023)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta cenderung menghasilkan solusi kreatif dengan skor lebih rendah ketika tingkat TVOC di ruang kerja lebih tinggi. Dengan mengurangi tingkat TVOC dari 1.000 bagian per miliar (ppb) menjadi 281 bagian per miliar (pengurangan 72%), potensi kreatif peserta meningkat sebesar 12 persen. Hubungan antara PM2.5 dan karbon dioksida dengan kreativitas ditemukan kurang signifikan dibandingkan dengan TVOC. TVOC adalah total volume senyawa organik volatil di udara. VOC dalam ruangan sering berasal dari dekorasi interior seperti cat dan karpet, serta produk rumah tangga seperti deterjen dan penyegar udara.

Nilai tingkat kreativitas dari lego yang dibuat oleh partisipan penelitian (Arikrishnan, dkk. 2023)

Studi ini memiliki implikasi penting bagi industri yang mengandalkan kreativitas, seperti seni dan desain, di mana bahan-bahan yang digunakan sering kali mengeluarkan VOC yang tinggi. Mengurangi penggunaan produk yang mengeluarkan VOC atau memastikan ventilasi yang memadai di tempat kerja dapat memberikan dampak positif pada kreativitas dan produktivitas karyawan.

Tim peneliti NTU kini melanjutkan studi mereka dengan mempelajari bagaimana VOC dan polutan udara dalam ruangan lainnya mempengaruhi proses kognitif, termasuk dengan mengukur aktivitas otak peserta. Temuan ini membuka jalan bagi solusi ekonomis untuk meningkatkan kreativitas melalui perbaikan kualitas udara di dalam ruangan.

Referensi

Shmitha Arikrishnan, Adam Charles Roberts, Wee Siang Lau, Man Pun Wan, Bing Feng Ng. Experimental study on the impact of indoor air quality on creativity by Serious Brick Play methodScientific Reports, 2023; 13 (1) DOI: 10.1038/s41598-023-42355-z

About the Author: Nur Abdillah Siddiq

Dr. Siddiq adalah seorang dosen di Fakultas Teknik dengan dedikasi yang mendalam terhadap penelitian dan pengembangan teknologi jendela cerdas dalam bangunan pintar. Sebagai seorang pembelajar sepanjang hayat, beliau terus berkontribusi pada inovasi dan keberlanjutan dalam sektor bangunan cerdas dan hijau melalui kegiatan akademik dan penelitian.

Leave A Comment