A high angle view of a building

Description automatically generated

Solusi Desain Ramah Lingkungan Untuk Bangunan di Perkotaan Menjelajahi Dampak Bahan Bangunan Berkelanjutan terhadap Konstruksi Ramah Lingkungan

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 189

Ditulis oleh Keira Alayna Nafisa

Dalam beberapa tahun terakhir, industri konstruksi telah menyaksikan pergeseran paradigma yang signifikan menuju keberlanjutan, didorong oleh kebutuhan mendesak untuk mengatasi tantangan lingkungan dan meningkatnya kesadaran akan konservasi sumber daya. Inti dari gerakan ini adalah penggunaan bahan bangunan berkelanjutan yang didefinisikan sebagai bahan yang memiliki dampak negatif minimal terhadap lingkungan sepanjang siklus hidupnya—dari ekstraksi hingga pembuangan. Pentingnya beberapa bahan ini tidak dapat dilebihkan, karena bahan-bahan ini tidak hanya berkontribusi pada penciptaan bangunan hemat energi tetapi juga mempromosikan lingkungan hidup yang lebih sehat. Esai ini akan membahas definisi dan pentingnya bahan bangunan berkelanjutan, dampak lingkungan, penggunaan implikasi ekonomi dalam konstruksi hijau. Melalui pemaparan tersebut, pada akhirnya akan menggarisbawahi peran penting.

Bahan bangunan berkelanjutan dicirikan oleh kemampuannya untuk meminimalkan kerusakan ekologis sekaligus memaksimalkan efisiensi sumber daya. Bahan-bahan ini sering kali berasal dari sumber yang dapat diperbarui, seperti bambu, kayu reklamasi, dan logam daur ulang yang dirancang untuk mengurangi konsumi energi maupun limbah. Misalnya, bambu tumbuh jauh lebih cepat daripada kayu keras tradisional, menjadikannya alternatif terbarukan yang dapat dipanen secara berkelanjutan tanpa menghabiskan hutan. Manfaat penggunaan bahan berkelanjutan bermacam-macam; bahan ini tidak hanya meningkatkan kualitas udara dalam ruangan dengan mengurangi emisi senyawa organik volatil (VOC) tetapi juga meningkatkan daya tarik estetika keseluruhan bangunan. Berbeda dengan bahan bangunan tradisional seperti beton dan baja yang membutuhkan banyak energi untuk produksi dan mengeluarkan banyak gas rumah kaca. Maka dari itu, bahan berkelanjutan menawarkan pilihan yang lebih ramah lingkungan. Analisis komparatif mengungkapkan bahwa jejak karbon yang terkait dengan produksi bahan-bahan ini jauh lebih rendah, menjadikannya pilihan penting bagi pembangun dan konsumen yang peduli lingkungan.

Dampak lingkungan dari bahan bangunan berkelanjutan melampaui produksinya; bahan ini memainkan peran penting dalam mengurangi jejak karbon keseluruhan bangunan. Dengan memanfaatkan bahan yang hemat energi, proyek konstruksi dapat secara signifikan menurunkan konsumsi energinya dari waktu ke waktu. Misalnya, penggunaan bahan insulasi berkelanjutan, seperti wol domba atau selulosa, dapat mengurangi biaya pemanasan dan pendinginan, sehingga meminimalkan energi yang dibutuhkan untuk pengaturan suhu. Lebih jauh lagi, bahan bangunan berkelanjutan berkontribusi pada pengurangan limbah dan daur ulang selama konstruksi; bahan seperti kayu reklamasi dapat digunakan kembali, dan agregat daur ulang dapat menggantikan beton tradisional, sehingga secara signifikan mengurangi kontribusi tempat pembuangan sampah. Sebuah laporan oleh U.S. Green Building Council menunjukkan bahwa bangunan yang dibangun dengan bahan berkelanjutan dapat mencapai pengurangan penggunaan energi hingga 50%, yang menyoroti peran penting bahan-bahan ini dalam mendorong struktur hemat energi. Dengan demikian, adopsi bahan berkelanjutan tidak hanya menguntungkan lingkungan sekitar tetapi juga berkontribusi pada stabilitas ekologi jangka panjang.

Meskipun manfaatnya besar, penggunaan bahan bangunan berkelanjutan di perkotaan menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah masalah biaya awal. Bahan berkelanjutan sering kali memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan bahan konvensional. Hal ini menjadi kendala bagi pengembang atau kontraktor yang lebih mengutamakan efisiensi biaya proyek. Selain itu, terdapat keterbatasan pasokan bahan ramah lingkungan di beberapa wilayah, sehingga tidak semua proyek konstruksi memiliki akses yang sama terhadap material ini. Kurangnya edukasi dan kesadaran juga menjadi kendala tersendiri, karena tidak semua pemilik bangunan atau kontraktor memahami sepenuhnya manfaat jangka panjang dari bahan bangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya bahan ramah lingkungan ini, baik di kalangan profesional konstruksi maupun masyarakat umum.

Dalam beberapa tahun terakhir, telah muncul beberapa studi kasus sukses mengenai penerapan bahan berkelanjutan di perkotaan. Salah satunya adalah proyek One Central Park di Sydney, Australia. Bangunan ini menggunakan panel surya, sistem daur ulang air, dan material ramah lingkungan yang mampu mengurangi konsumsi energi secara signifikan. Contoh lainnya adalah Bosco Verticale di Milan, Italia, yang dikenal dengan “hutan vertikalnya.” Bangunan ini memiliki lebih dari 900 pohon di fasad bangunan, yang membantu menyerap karbon dioksida serta meningkatkan kualitas udara di sekitar gedung. Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa dengan perencanaan yang tepat, bahan berkelanjutan dapat diimplementasikan dengan sukses di perkotaan, menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Inovasi teknologi juga menjadi pendorong penting dalam mendukung penerapan bahan bangunan berkelanjutan. Misalnya, teknologi penguatan beton ramah lingkungan sedang dikembangkan untuk menghasilkan beton yang lebih kuat dengan emisi karbon lebih rendah dibandingkan beton biasa. Selain itu, material insulasi dari sampah organik seperti jamur dan jerami semakin populer karena dapat membantu menghemat energi sekaligus memanfaatkan sumber daya yang tidak terpakai. Penggunaan panel surya transparan yang terintegrasi dalam kaca jendela juga menjadi solusi inovatif yang memungkinkan bangunan menghasilkan listrik tanpa mengorbankan estetika desain. Inovasi-inovasi ini memberikan peluang bagi arsitek dan insinyur untuk mengintegrasikan bahan berkelanjutan dalam desain bangunan perkotaan tanpa mengorbankan aspek visual maupun fungsional.

Dari sisi sosial, konstruksi ramah lingkungan juga memiliki dampak positif yang signifikan. Dengan mengurangi emisi VOC dan bahan kimia berbahaya lainnya, bahan bangunan berkelanjutan berkontribusi pada peningkatan kualitas udara dalam ruangan, yang sangat penting bagi kesehatan penghuni bangunan, terutama di lingkungan perkotaan yang padat. Bangunan yang menggunakan material berkelanjutan juga cenderung memiliki nilai properti yang lebih tinggi, karena semakin banyak orang yang tertarik dengan properti yang ramah lingkungan dan hemat energi. Selain itu, desain bangunan yang ramah lingkungan sering kali lebih estetis, dengan tambahan elemen alami seperti taman vertikal atau area hijau yang tidak hanya mempercantik bangunan tetapi juga membantu mengurangi panas dan polusi suara.

Pemerintah juga memainkan peran penting dalam mendukung penggunaan bahan berkelanjutan. Beberapa negara telah menerapkan insentif pajak dan subsidi bagi proyek-proyek yang menggunakan bahan ramah lingkungan. Selain itu, banyak pemerintah daerah yang mewajibkan sertifikasi bangunan hijau seperti LEED atau Green Mark Scheme, yang memberikan peringkat kepada bangunan berdasarkan tingkat keberlanjutan. Sertifikasi ini tidak hanya meningkatkan daya tarik bangunan tetapi juga mempromosikan standar hijau di kalangan pengembang dan masyarakat.

Dukungan dari pemerintah juga harus diimbangi dengan peningkatan edukasi dan kesadaran publik. Kesadaran akan pentingnya bahan bangunan berkelanjutan tidak hanya relevan bagi profesional di industri konstruksi, tetapi juga masyarakat umum. Dengan memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada konsumen tentang manfaat bahan berkelanjutan, diharapkan semakin banyak orang yang akan memilih bangunan ramah lingkungan. Permintaan yang tinggi dari konsumen pada akhirnya dapat mendorong pengembang dan kontraktor untuk beralih ke material ramah lingkungan sebagai solusi konstruksi utama.

Sebagai kesimpulan, adopsi bahan bangunan berkelanjutan merupakan perkembangan penting dalam upaya praktik konstruksi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan memahami definisi dan pentingnya bahan-bahan ini, mengakui dampak lingkungannya, dan mengenali implikasi ekonomi dari penggunaannya, menjadi jelas bahwa bahan bangunan berkelanjutan sangat penting untuk mempromosikan konstruksi hijau. Seiring dengan terus berkembangnya industri konstruksi, integrasi bahan-bahan berkelanjutan tidak hanya akan mengurangi degradasi lingkungan tetapi juga mendorong masa depan yang lebih berkelanjutan, yang pada akhirnya menguntungkan masyarakat secara keseluruhan. Transisi menuju praktik bangunan berkelanjutan bukan hanya suatu keharusan bagi kesehatan planet kita, tetapi juga keputusan ekonomi yang bijaksana yang sejalan dengan tuntutan pasar kontemporer dan preferensi konsumen. Merangkul bahan-bahan ini merupakan langkah penting untuk mencapai keseimbangan yang harmonis antara pembangunan dan konservasi.

.

DAFTAR PUSTAKA

Bauer, M., Mösle, P., & Schwarz, M. (2010). Green Building: Guidebook for Sustainable Architecture. Springer Science & Business Media.

Bergman, M. (2017). Sustainable Building: Principles and Practices. Cengage Learning.

Ding, G. K. C. (2008). Sustainable construction – The role of environmental assessment tools. Journal of Environmental Management, 86(3), 451-464.

Graham, P. (2003). Building Ecology: First Principles for a Sustainable Built Environment. Blackwell Science.

Kibert, C. J. (2016). Sustainable Construction: Green Building Design and Delivery (4th ed.). Wiley.

McLennan, J. F. (2004). The Philosophy of Sustainable Design: The Future of Architecture. Ecotone Publishing.

US Green Building Council. (2019). LEED v4 for Building Design and Construction. Retrieved from https://www.usgbc.org

Woolley, T. (2006). Natural Building: A Guide to Materials and Techniques. Crowood Press.

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 4.8 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 66

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

12 Comments

  1. daymen 11 November 2024 at 16:05 - Reply

    Keren banget buat ngedesain

  2. Ika 11 November 2024 at 16:14 - Reply

    Keren

  3. Nur Mufida 11 November 2024 at 19:36 - Reply

    So great idea keira, proud of you girl

  4. Indri 12 November 2024 at 04:29 - Reply

    Proud of you keira ,good girl

  5. Tika 12 November 2024 at 08:45 - Reply

    Goodluck Keira 👍👍

  6. nad 12 November 2024 at 17:38 - Reply

    GOOOO… 😍🔥

  7. nana 12 November 2024 at 17:51 - Reply

    goodluck keiiiii, proud of u n fighting keiii

  8. rey 12 November 2024 at 18:11 - Reply

    keren bangett

  9. Piwra 12 November 2024 at 21:32 - Reply

    Lanjutin keiii. Semangatt!!🔥🔥

  10. Fitri 14 November 2024 at 09:08 - Reply

    Keren bnget keira semangat terus ya

  11. Nur huda 14 November 2024 at 09:34 - Reply

    Keren dan sangat bermaafaat saya tunggu artikel yg lain nyaa

  12. Abiyoso 14 November 2024 at 09:38 - Reply

    May God keep on blessing you with success in everything that you do. Wishing you good luck!

Leave A Comment