Bangunan Hijau: Menjamin Kesehatan Penghuni dengan Desain yang Ramah Lingkungan

Last Updated: 14 May 2025By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 14

Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, peningkatan urbanisasi, dan isu kesehatan masyarakat, konsep bangunan hijau (green building) hadir sebagai solusi inovatif yang mengintegrasikan efisiensi energi, kelestarian lingkungan, dan kesejahteraan penghuni. Bangunan hijau tidak hanya bertujuan mengurangi dampak lingkungan dari konstruksi dan operasional bangunan, tetapi juga secara aktif meningkatkan kualitas hidup para penghuninya melalui desain yang sehat dan berkelanjutan.

Apa Itu Bangunan Hijau?

Bangunan hijau adalah struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan dengan mempertimbangkan efisiensi sumber daya (air, energi, dan material), kesehatan penghuni, serta dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Aspek-aspek utama dari bangunan hijau meliputi pencahayaan alami, sirkulasi udara yang baik, penggunaan material ramah lingkungan, serta efisiensi penggunaan energi dan air.

Menurut Kibert (2016) dalam bukunya Sustainable Construction: Green Building Design and Delivery, bangunan hijau menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam desain dan konstruksi, di mana seluruh siklus hidup bangunan diperhitungkan, mulai dari perencanaan, pembangunan, hingga pembongkaran.

Manfaat Bangunan Hijau bagi Kesehatan Penghuni

Salah satu aspek yang paling signifikan dari bangunan hijau adalah kontribusinya terhadap kesehatan dan kenyamanan penghuni. Studi menunjukkan bahwa lingkungan binaan memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan fisik dan mental.

Beberapa manfaat bangunan hijau bagi kesehatan meliputi:

 Kualitas Udara yang Lebih Baik
Ventilasi alami dan penggunaan sistem HVAC yang efisien dapat mengurangi konsentrasi polutan dalam ruangan, seperti formaldehida dan senyawa organik volatil (VOC), yang sering ditemukan dalam material konvensional.
 Pencahayaan Alami
Desain yang memaksimalkan masuknya cahaya matahari terbukti meningkatkan suasana hati, produktivitas, dan pola tidur penghuni.
 Pengurangan Kebisingan
Isolasi akustik yang baik dalam bangunan hijau dapat mengurangi stres akibat kebisingan lingkungan.
 Suhu dan Kelembapan yang Terkendali
Pengaturan suhu dan kelembapan yang stabil membantu mencegah penyakit yang terkait dengan cuaca ekstrem dan kondisi lembap.

Dalam laporan World Green Building Council (2014) berjudul Health, Wellbeing and Productivity in Offices, ditemukan bahwa lingkungan kerja yang sehat dan ramah lingkungan dapat meningkatkan produktivitas karyawan hingga 23%.

Prinsip Desain Ramah Lingkungan

Untuk mencapai standar bangunan hijau, sejumlah prinsip desain harus diterapkan:

1.Efisiensi Energi: Menggunakan sumber energi terbarukan seperti panel surya dan sistem pendingin hemat energi.
2.Material Berkelanjutan: Memilih material lokal, daur ulang, atau yang memiliki jejak karbon rendah.
3.Manajemen Air: Menerapkan sistem pemanenan air hujan, toilet hemat air, dan lanskap yang tidak boros air.
4.Lokasi dan Transportasi: Mengintegrasikan bangunan dengan sistem transportasi publik untuk mengurangi emisi kendaraan pribadi.
5.Desain Biophilic: Menggabungkan elemen alam seperti taman dalam ruangan, dinding hijau, atau kolam buatan untuk mendukung kesehatan mental.

Tantangan dan Peluang

Walaupun manfaat bangunan hijau sudah terbukti, penerapannya di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan, seperti biaya awal yang tinggi, kurangnya kesadaran publik, dan keterbatasan sumber daya manusia yang memahami prinsip bangunan hijau. Namun, dengan dukungan kebijakan pemerintah seperti Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung Hijau, serta inisiatif dari sektor swasta, peluang penerapan bangunan hijau semakin terbuka.

Kesimpulan

Bangunan hijau adalah investasi masa depan yang tidak hanya ramah terhadap lingkungan, tetapi juga menjamin kesehatan dan kenyamanan penghuninya. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip desain yang berkelanjutan dan memperhatikan kesejahteraan manusia, kita dapat menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Referensi

Buku:

 Kibert, C. J. (2016). Sustainable Construction: Green Building Design and Delivery (4th ed.). John Wiley & Sons.
 Yudelson, J. (2010). Green Building Trends: Europe. Island Press.

Sumber Daring:

 World Green Building Council. (2014). Health, Wellbeing and Productivity in Offices. https://www.worldgbc.org/news-media/health-wellbeing-and-productivity-offices
 Green Building Council Indonesia (GBCI). https://gbcindonesia.org
 International Finance Corporation (IFC). (2021). Green Buildings. https://www.ifc.org/greenbuildings

About the Author: Johan Purwanto

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 0 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 0

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment