“WATTEASE”:  Aplikasi Inovatif Untuk Memberikan Edukasi Serta Kemudahan Dalam Manajemen Konsumsi Energi Listrik

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 114

Ditulis oleh Nurfitrah K. Saleh

Mengelola listrik itu seperti menabung. Makin pintar kita menggunakannya, makin banyak yang bisa kita hemat untuk masa depan. Energi listrik merupakan salah satu sumber yang berperan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dengan adanya listrik maka segala proses yang berhubungan dengan aktifitas masyarakat dapat berjalan dengan cepat, efektif dan efisien. Namun, selain dampak positif yang diberikan, penggunaan energi listrik yang melebihi batas juga dapat memberikan dampak negatif yang serius. Seperti pada kutipan Sri Soewasti Soesanto (1999), setidaknya terdapat dua dampak dari pemborosan penggunaan listrik, yaitu efek rumah kaca dan hujan asam.

Dampak buruk yang ditimbulkan oleh pemborosan energi akan menjadi serius dan berjangka panjang apabila penanganannya tidak tepat. Konsumsi energi listrik perlu adanya suatu manajemen dalam mengelola dan menghemat agar tidak terjadi pemborosan atau pemakaian yang berlebihan. Konsumsi energi listrik kita di hari ini merupakan aspek penting yang menjadi penentu kondisi di masa depan. Oleh karena itu, masyarakat yang cerdas dan bertanggung jawab hendaknya memperhatikan cara mengelola dan menghemat konsumsi energi listrik yang baik dan benar.

Di era globalisasi seperti saat ini, isu terkait permasalahan lingkungan yang terjadi akibat pemborosan energi listrik masih menjadi permasalahan serius. Beberapa masalah lingkungan seperti efek rumah kaca, hujan asam, pemanasan global, hingga krisis cadangan energi dimasa depan. Dikutip dari BMKG, berbagai lembaga dunia diantaranya World Meteorogical Organization (WMO), Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), dan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) menyatakan bahwa perubahan iklim akan terus terjadi dalam beberapa dekade mendatang apabila tidak dilakukan aksi mitigasi. Dampak negatif yang telah ditimbulkan oleh perubahan iklim menuntut perlunya respon global untuk melakukan aksi mitigasi dan adaptasi.

Perubahan iklim merupakan perubahan jangka panjang dalam pola cuaca rata-rata yang telah menentukan iklim lokal, regional, dan global. Pendorong utama perubahan iklim adalah efek rumah kaca. Saat emisi gas rumah kaca menyelimuti bumi, panas matahari terperangkap di dalamnya. Hal ini menyebabkan perubahan iklim dan pemanasan global. Dikutip dari BMKG, World Meteorogical Organization (WMO) menyatakan bahwa tahun 2023 merupakan tahun terpanas sepanjang sejarah, dengan anomali temperatur global 1,45°C diatas periode pra industri dan selama sembilan tahun terakhir periode 2015-2023 adalah sembilan tahun terpanas sepanjang sejarah. Kondisi ini menunjukkan bahwa perubahan dan pemanasan global masih menjadi permasalahan serius yang perlu segera dicarikan solusinya.

Jika diteliti lebih mendalam, salah satu faktor adanya efek rumah kaca yang memicu perubahan iklim dan pemanasan global adalah penggunaan energi listrik yang berlebihan. Sekitar 60% pembangkit listrik berasal dari bahan bakar fosil seperti batubara, gas alam, dan minyak bumi. Sehingga pembangkit listrik melepaskan karbon (salah satu gas penyebab efek rumah kaca) dalam jumlah besar ke udara. Kurangnya edukasi terhadap masyarakat tentang pentingnya memanajemen konsumsi listrik rumah tangga juga menjadi salah satu faktor terjadinya berbagai permasalahan lingkungan yang ada saat ini. Mengingat bahwa banyak masyarakat yang masih menyepelehkan hal ini. Oleh sebab itu, upaya menyadarkan orang-orang hendaknya dilakukan secara komprehensif mulai dari memberi informasi tentang pentingnya mengontrol dan mengelola penggunaan listrik, hingga upaya penanggulangannya.

Saat ini, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan penggunaan listrik yang berlebihan. Mulai dari mengeluarkan kebijakan tantang penghematan energi, diantaranya SK Menteri ESDM No. 2 tahun 2004 tentang kewajiban hemat energi dengan menggunakan teknologi efisien dan ramah lingkungan, INPRES No. 10 tahun 2005 tentang penghematan energi pada sektor pemerintahan, INPRES No. 2 tahun 2008 tentang penghematan energi di semua sektor. Pemerintah juga melakukan pencanangan gerakan hemat listrik nasional pada tahun 2008 dan pada tahun yang sama PT PLN menggalakkan program pemasangan listrik prabayar dengan cara menggunakan token (semacam pulsa) yang diharap bisa membantu masyarakat mengendalikan konsumsi listrik untuk menggunakan listrik sesuai anggaran biayanya.

Mengatasi permasalahan penggunaan energi listrik yang berlebihan secara komprehensif tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Oleh sebab itu, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak untuk ikut terlibat dalam gerakkan manajemen penggunaan energi dengan memanfaatkan teknologi digital dalam mengontrol dan mengelola penggunaan listrik. Pihak yang dilibatkan dalam hal ini adalah semua orang termasuk masyarakat dan pemerintah. Melibatkan masyarakat dan pemerintah dalam gerakan ini akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya efisiensi energi. Dengan keterlibatan ini, masyarakat bisa lebih memahami pentingnya hemat energi, dan pemerintah bisa mengembangkan program edukasi serta regulasi yang lebih efektif. Salah satu teknologi inovatif yang dapat dijadikan prasarana untuk efisiensi penggunaan energi listrik adalah aplikasi “WattEase”.

“WattEase” adalah platform (aplikasi) edukasi, pengontrol sekaligus mengelola pemakaian energi listrik. “WattEase” merupakan aplikasi provokatif untuk mencapai perubahan kebiasaan pada seseorang. Aplikasi ini dikatakan provokatif karena dapat memberikan edukasi serta pengajaran step by step dalam manajemen konsumsi listrik harian. Aplikasi ini dapat diakses tanpa menggunakan internet guna efisiensi penggunaan pada orang-orang yang masih awam dalam teknologi dengan akses internet. Aplikasi “WattEase” ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai bagaimana kegiatan manusia sehari-hari dapat mempengaruhi kondisi bumi di masa depan, serta apa yang harus kita perbuat atas permasalahan yang telah ada saat ini meliputi upaya penanggulangannya. Hal yang menjadi fokus dalam program ini adalah peran aktif dari pengguna “WattEase” dalam mengontrol pemakaian listrik harian.

Teknis penggunaan aplikasi “WattEase” ini dimulai dengan 1) mendownload aplikasi “WattEase” terlebih dahulu di Play Store atau App Store; 2) masuk ke aplikasi lalu pengguna akan diarahkan ke lobi aplikasi yang disana terdapat informasi mengenai peran aplikasi ini, cara pemakaiannya, serta informasi mengenai permasalahan lingkungan yang terjadi akibat dari ketidakpedulian orang-orang dalam mengelola penggunaan listrik mereka. Terdapat juga dua fitur permintaan seperti WattCount/Kalkulator Daya dan History/Riwayat; 3) untuk menghitung penggunaan listrik harian, masuk kemenu WattCount/kalkulator; 4) dalam menu tersebut pengguna akan diperlihatkan sebuah kalkulator khusus yang digunakan untuk menghitung jumlah pemakaian listrik dan nanti riwayat perhitungan yang dilakukan pada setiap alat-alat elektronik akan dikalkulasikan untuk memberikan informasi seberapa banyak konsumsi energi pengguna beserta solusi yang disarankan dari penggunaan listrik pengguna aplikasi.

Manfaat dari aplikasi “WattEase” ini akan terasa apabila digunakan setiap saat agar tidak terjadi pemborosan listrik pada setiap alat elektronik yang ada, serta memberikan pengetahuan tentang upaya penanggulangannya. Selain itu, aplikasi ini membantu pengguna dalam menghemat keuangan karena membatasi penggunaan listrik terhadap alat-alat elektronik. Dengan bekal pengetahuan yang diberikan oleh aplikasi ini, orang-orang diharapkan akan semakin bijak dalam menggunakan energi listrik.

Aplikasi “WattEase” memiliki banyak manfaat serta potensial untuk diimplementasi secara merata terkhususnya pada wilayah perkotaan dalam rangka mendorong orang-orang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Pendekatan berbasis digital yang digunakan dalam program ini perlahan akan memberikan perubahan kebiasaan pada seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

Soesanto, S. S. (1999). Pembangkit Listrik; Dampaknya Pada Kesehatan dan Lingkungan. https://media.neliti.com/media/publications-test/157504-pembangkit-listrik-dampaknya-pada-keseha-5e186398.pdf

Putratama, R. (2024).Perubahan Iklim Mengancam Kehidupan Global. https://bmkg.go.id/berita/?p=perubahan-iklim-mengancam-kehidupan-global&lang=ID

.

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 4.7 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 14

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment