Upaya Mengurangi Dampak Lingkungan Dengan Menggunakan Daur Ulang Plastik Sebagai Bahan Material Konstruksi Dalam Bangunan Hijau
Ditulis oleh Adelia Nurjayanti
Indonesia adalah negara yang berkembang. Setiap negara berkembang maupun negara maju pasti memiliki banyak masalah lingkungan. Penyebab utama banyaknya masalah lingkungan karena tingginya penduduk suatu negara. Salah satunya permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini adalah pemanasan global. Aktivitas manusia menurut para ilmuwan menjadi penyebab utama adanya pemanasan global dan polusi. Pemanasan global juga bisa disebabkan karena adanya emisi karbon. Sedangkan emisi karbon dihasilkan karena adanya penggunaan energi bangunan seperti barang barang elektronik. Selain itu, dikarenakan sektor kontruksi bergantung pada penggunaan bahan alami seperti pasir, batu, dan logam dalam jumlah besar, sektor konstruksi dianggap sebagai salah satu penyebab utama emisi karbon. Penggunaan sumber daya yang berlebihan dalam konstruksi industri mengurangi ketersediaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berdampak pada lingkungan. Oleh karena itu, solusi yang lebih ramah lingkungan dalam konstruksi industri sangat diperlukan yaitu dengan membangun bangunan hijau terutama di daerah perkotaan. Meningkatnya masalah polusi dan penurunan kualitas lingkungan membuat pentingnya mengurangi dampak lingkungan.
Bangunan hijau merupakan bangunan yang terfokus pada penghematan energi sumber daya alam , dengan pembuatan yang menggunakan bahan yang ramah lingkungan.Selain menguntungkan lingkungan bangunan hijau juga meningkatkan kesehatan, produktivitas, dan biaya operasional penghuni.seiring berkembang nya zaman pemanasan global semakin meningkat karena efek dari rumah kaca terutama di daerah kota.konsep bangunan hijau ini bisa menjadi upaya mengurangi dampak pemanasan global.kota besar di Indonesia sangat disarankan jika bangunan nya diberi konsep bangunan hijau ini karena di Indonesia rentan terjadi kerusakan alam.Di luar negeri sudah banyak yang konsep bangunan nya menggunakan konsep bangunan hijau.
Minusnya penerapan bangunan hijau adalah kurang tersedia lahan. Lahan di daerah kota semakin sempit. Anggaran yang sedikit tidak bisa mendukung dalam penerapan bangunan hijau. Karena membuat konsep bangunan hijau ini membutuhkan banyak biaya yang harus disiapkan. Masyarakat yang belum mengetahui tentang konsep bangunan hijau menjadikan rendahnya minat terhadap konsep bangunan hijau ini juga menjadi tantangan dalam penerapan bangunan hijau.
Sementara itu sampah plastik juga menjadi salah satu masalah lingkungan terbesar di dunia. Menurut Tuti Hendrawati Mintarsih, Direktur Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 (Bahan Bebahaya dan Beracun) dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jumlah sampah di Indonesia diperkirakan akan mencapai 68 juta ton pada tahun 2019. Dari jumlah ini, sampah plastik diperkirakan akan mencapai mencapai 68 juta ton pada tahun 2019. 9,52 juta ton atau 14% dari total sampah. Menurut data yang dikumpulkan oleh Jenna Jambeck (2018), seorang peneliti sampah dari Universitas Georgia, Indonesia berada di peringkat kedua di seluruh dunia dalam hal menghasilkan sampah plastik, dengan 187,2 juta ton, mengungguli China, yang menghasilkan 262,9 juta ton. Plastik adalah sumber utama bobot sampah di Indonesia, dan akan dijelaskan dalam waktu satu milenium atau sekitar seribu tahun.
Plastik telah menjadi bagian dari hidup manusia. Namun ketergantungan pada plastik juga merugikan lingkungan, terutama karena plastik memerlukan waktu yang lama untuk terurai secara alami .Meningkatnya jumlah plastik yang diproduksi dan dikonsumsi di seluruh dunia telah menyebabkan ekosistem sampah yang merugikan ekosistem di darat dan laut. Undang – Undang no. 18 Tahun 2008 mengatur tentang pengelolaan sampah domestik skala nasional. Peraturan ini menjelaskan pengertian Sampah adalah sisa kegiatan sehari – hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat, yang dapat dimanfaatkan ataupun masih layak/dapat dimanfaatkan. Dengan adanya undang undang tentang pengelolaan sampah maka kita bisa memanfaatkan sampah ini menjadi dari bagian material kontruksi bangunan untuk mengurangi dampak lingkungan. Menggabungkan plastik daur ulang sebagai material konstruksi dalam bangunan hijau adalah solusi kreatif untuk dua masalah besar: limbah plastik dan kebutuhan akan material konstruksi yang lebih ramah lingkungan. Metode ini tidak hanya mengurangi volume sampah plastik, tetapi juga dapat meningkatkan efisiensi energi, dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam, dan dapat mengurangi biaya pembangunan. Bahan daur ulang plastik memiliki banyak keuntungan, termasuk ketahanan terhadap cuaca dan kelembapan serta kemampuan untuk diubah menjadi berbagai bentuk untuk memenuhi kebutuhan konstruksi. Penggunaan plastik daur ulang juga dapat menghasilkan bangunan yang lebih hemat energi dan efisien. Dengan menerapkan plastik daur ulang dalam pembuatan bangunan hijau, kita dapat menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pembangunan bangunan hijau dengan menggunakan bahan daur ulang plastik tidak hanya mendukung konsep kesejahteraan, tetapi juga merupakan bagian penting dari upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong perekonomian sirkular. Dengan mengikuti prosedur ini, konstruksi industri dapat memainkan peran yang lebih besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menciptakan masa depan yang lebih ramah lingkungan dan hijau.
Pengolahan daur ulang sampah plastik juga mengalami beberapa tantangan yang harus dihadapi. Alat alat yang kurang memadai untuk mengelola Sampah plastik itu menjadi salah satu faktor utama dari kurang maksimal nya dalam daur ulang sampah. Tersedia nya alat alat yang lengkap akan mempengaruhi kualitas hasil dari daur ulang sampah plastik seperti kurang tersedianya TPA (tempat pembuangan akhir) terutama di daerah pelosok. Kontribusi masyarakat untuk pengelolaan juga penting bisa dimulai dari memperhatikan sampah plastik yang ada di sekitar, membuang sampah pada tempatnya dan masih banyak yang lainnya. Tidak hanya dari masyarakat, pemerintah juga harus ada kontribusi minimal memberikan dana untuk pengelolaan sampah plastik.
Dari kedua permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa adanya pemanasan global dan banyaknya limbah sampah sebagian besar dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Semakin banyak penduduk di suatu negara maka semakin banyak permasalahan lingkungan nya. Tetapi tidak bisa berpatokan pada hal tersebut karena suatu negara akan bisa terselesaikan permasalahannya bergantung bagaimana negara tersebut bisa mengatasinya. Berdasarkan data tahun 2019 Indonesia menduduki peringkat kedua penghasil sampah plastik terbanyak dan negara China menduduki peringkat ketiga. Dua negara tersebut merupakan negara yang masuk lima besar dalam penduduk terbanyak di dunia. Berarti ini membuktikan bahwa jumlah penduduk pengaruh dengan tingkat permasalahan lingkungan. Kesadaran masyarakat itu juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Tingkat kesadarannya masyarakat semakin tinggi maka permasalahan lingkungan semakin berkurang.
Berdasarkan permasalahan diatas upaya mengurangi dampak lingkungan adalah dengan mendaur ulang plastik menjadi bahan material kontruksi dalam bangunan hijau. Plastik dapat didaur ulang sebagai bahan konstruksi dalam bangunan hijau. Ini adalah cara inovatif untuk mengurangi limbah plastik dan dampak yang ditimbulkannya pada lingkungan. Ecobrick, paving block, dan kayu plastik (WPC) adalah berbagai bahan konstruksi yang kuat dan tahan lama yang dapat dibuat dari limbah plastik. Proses daur ulang meliputi pemilahan, pencucian, dan pencetakan ulang plastik, yang menghasilkan produk yang ramah lingkungan. Selain itu, penggunaan bahan bangunan dari plastik daur ulang mengurangi penggunaan sumber daya alam dan mengurangi emisi karbon dan risiko kebakaran.
Penerapan daur ulang plastik sudah diterapkan di daerah NTT yaitu di SDN 4 Taman Sari Lombok pada tahun 2021. Sekolah ini adalah bangunan sekolah pertama di Asia yang di bangun menggunakan ecoblok. Di Lombok NTT sudah ada pabrik yang mengelola limbah plastik jadi ecoblok. Ecoblok adalah bahan bangunan yang dibuat dari campuran daur ulang limbah plastik dan kayu, yang lebih kokoh dan tahan gempa. Ecoblok ini memiliki banyak keuntungan yaitu menciptakan efek sirkularitas, sistem bangunan modular, efisiensi waktu konstruksi, dapat diplester , jauh lebih ringan dari pada batu bata konversial, tidak beracun, mudah dirakit, dan membuat suhu lebih dingin di dalam ruangan. Ecoblock yang dibuat di sekolah ini diimpor langsung dari Finlandia. Bahan konstruksi ini dapat mempercepat proses pembangunan. Meskipun terdapat banyak manfaat dari ecoblok bahan konstruksi ini tidak tahan api hanya tahan 1 jam, sehingga rentan terhadap kebakaran. Pada tahun 2022, Block Solutions membangun pabrik daur ulang sampah plastik di provinsi Lombok. Perusahaan ini memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan memproduksi model batako yang ramah lingkungan yang diperoleh dari daur ulang plastik. Batako ini akan digunakan untuk membangun rumah dan sekolah. Didirikannya pabrik ini akan memberi harapan bagi negara untuk mengurangi jumlah sampah yang terus meningkat setiap tahunnya.
Daftar pustaka
Lingga, L. J., Yuana, M., Sari, N. A., Syahida, H. N., Sitorus, C., & Shahron, S. (2024). Sampah di Indonesia: Tantangan dan Solusi Menuju Perubahan Positif. INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research, 4(4), 12235-12247.
Mustafa, M. (2024). Penerapan Prinsip Arsitektur Hijau Pada Desain Permukiman Ramah Lingkungan di Perkotaan. Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online), 5(2), 618-632.