Penerapan Green Building & Building Automation System

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 49

Ditulis oleh Reva Rizkyana.

  Berdasarkan data dari World Green Building Council diketahui bahwa bangunan gedung setidaknya menyumbang 33% emisi CO2, mengkonsumsi 17% udara bersih, 25% produk kayu, 30-40% penggunaan  bahan mentah dan 40-50& penggunaan energy untuk pembangunan dan operasionalnya. Terutama di Indonesia pada saat ini yang dimana para warganya lebih memilih untuk pemeliharaan rumah masing-masing sehingga menyebabkan bertambahnya polusi yang di hasilkan serta lahan yang semakin mengecil, lahan yang semakin mengecil mengakibatkan tidak adanya space untuk menanam tanaman untuk menetralkan polusi yang tercemar. Namun kementrian pekerjaan umum dan perumahan rakyat telah banyak mengsosialisasikan tentang bangunan gedung hijau (NO. 02/PRT/M/2015). Bahwa guna mewujudkan bangunan gedung hijau diperlukan pemenuhan persyaratan bangunan gedung yang fungsional, andal, dan sesuai dengan tata bangunan yang serasi dan selaras dengan lingkungannya sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

  Memanfaatkan material daur ulang dalam penerapan Green Building bukan hanya berkontribusi dalam mengurangi limbah jejak karbon, tetapi juga dapat menciptakan ekonomi sirkular yang mendukung kelestarian lingkungan serta meningkatkan nilai estetika dan ketahanan bangunan secara berkelanjutan. Maka dari itu kita perlu melakukan 3R, Reduce, pengunaan material yang lebih low maintenance, mengurangi penggunaan material yang tidak terlalu penting, dan tidak membuang sisa material yang masih bisa digunakan kembali agar dapat mengurangi kontribusi terhadap limbah yang ada akibat kegiatan kontruksi, serta membuat bukaan pada bangunan untuk adanya sirkulasi udara dan juga pencahayaan alami yang masuk agar bisa mengurangi penggunaan energy dari penerangan buatan dan penghawaan buatan, juga menggunakan solar panel pada atap untuk suplai energy tambahan untuk bangunan dan mungkin untuk sekitarnya. Reuse, menggunakan kembali bahan bangunan yang masih bisa terpakai, contohnya botol-botol kaca bekas, sisa pecahan keramik, papan kayu yang kondisinya masih baik, bahkan seperti kaca mobil bekas dapat digunakan kembali ke dalam sebuah pembangunan, serta penggunaan lahan/bangunan tidak terpakai, sehingga tidak perlu merusak lahan hijau atau membuka lahan baru yang tentunya akan mengeluarkan biaya tambahan untuk persiapan lahan baru tersebut dan bisa juga menggunakan bangunan yang tidak terpakai kemudian di olah kembali sehingga menjadi layak di pakai kembali. Recycle, menggunakan material daur ulang sehingga mengurangi limbah dari proses kontruksi dan juga bermanfaat menambah keunikan dan cerita ketika sebuah bangunan menggunakan material dari daur ulang.

  Salah satu isu yang paling penting dalam merencanakan Green Building adalah efisiensi energi. Konsep efisiensi energy dapat dilakukan dengan menggunakan panel surya, tubir udara dan lampu hemat energi untuk mengurangi konsumsi listrik. Selain itu, konsep efisiensi energy dapat dilakukan dengan merencanakan bukaan-bukaan pada bangunan, sehingga memaksimalkan penghawaan alami serta pencahayaan alami. Dalam perencanaan bangunan dengan konsep Green Building penggunaan material ramah lingkungan, seperti bambu dan kayu daur ulang, sangat disarankan. Hal ini dapat membantu melindungi hutan kita. Dalam pembangunannya bangunan ramah lngkungan harus memaksimalkan sumber daya alam yang ada dan tidak menggunakan material yang berlebihan, setiap kompenen-kompenen yang ada di dalam bangunan harus saling terhubung dan tidak dibuat secara sia-sia.

  Mengingat adanya perubahan iklim bumi secara signifikan, berbagai inovasipun diciptakan salah satunya adalah dengan konsep Green Building, yaitu dengan membangun gedung-gedung atau rumah yang ramah lingkungan. Green Building adalah salah satu konsep yang membangun rumah atau gedung dengan meminimalkan WEIST atau dampak buruk kepada lingkungan serta makhluk hidup lainnya, baik itu hewan, manusia maupun tumbuhan. Green Building ini juga mengedepankan pemanfaatan sumber daya alam yang terbarukan yang digunakan secara efisien serta optimal, seiring dari perkembangan waktu ke waktu Green Building dirancang sehingga rumah dan gedung yang dibangun harus memberikan dampak positif kepada lingkungan. Diantaranya adalah dengan memaksimalkan pencahayaan alami yang masuk kedalam bangunan, kemudian memasang panel surya sebagai sumber energy.

  Manfaat dari Green Building tidak hanya berdampak bagi lingkungan sekitar saja tetapi juga untuk penghuni bangunannya, lingkungan yang di huni oleh arsitektur penerapan Green Building jauh lebih memiliki jasmani yang sehat karena bangunan-bangunan Green Building yang di rancang dengan konsep ruang terbuka juga ruang hijau. Dengan begituuadara yang dihasilkan cenderung lebih sehat daripada bangunan-bangunan konvensional hall tersebut tentu berkaitan dengan sirkulasi udara yang lebih lancara dan juga bersih serta menyehatkan. Lingkungan yang bersih dan sehat itu menyebabkan dampak positif bagi penghuninya, secara fisik pemilik cenderung akan lebih sehat dan bahagia karena kualitas lingkungan yang meningkat. Begitu juga dengan psikis penghuni yang tentu berpengaruh karena kualitas lingkungan yang meningkat dan memberikan dampak positif bagi penghuninya. Sejak awal konsep Green Builing ini memang dirancang untuk memakai sumber daya yang ada sehingga tidak memakai bahan bangunan secara berlebih, dengan begitu bangunan dibuat dengan konsep yang ramah lingkungan. Hall tersebut didorong oleh adanya penghematan dalam penggunaan energy, terutama dalam penggunaan listrik. Bangunan yang biasanya menerapkan konsep Green Building biasanya dilengkapi dengan panel-panel surya yang berfungsi dalam mengsuplai energi listrik dalam bangunan dan juga berfungsi untuk menekan biaya listrik yang berlebih.

  Bangunan yang di rancang menggunakan konsep Green Building umumnya lebih adaptif terhadap lingkungan yang ada, karena salah satu konsepnya adalah rumah tumbuh, hall ini juga memungkinkan bangunan-bangunan Green Building dapat bertahan dalam waktu yang lebih lama dari bangunan-bangunan konvensional. Konsep Green Building tidak hanya bisa diterapkan dirumah-rumah hunian saja tapi juga bisa di konsepkan terhadap gedung-gedung tigkat tinggi.

Kontruksi keberlanjutan menggunakan prinsip material daur ulang sangatlah membawa perubahan positif bagi bumi kita ini, namun selain metode daur ulang Building Automation System juga mempunyai peran yang cukup positif bagi penghematan konsumsi energy serta biaya operasional. Building Automation System mampu mengoptimalkan penggunaan HVAC, pencahayaan serta memantau dan melacak penggunaan energy untuk mengidentifikasikan area yang dapat di hemat, juga menjadwalkan operasi system secara otomatis berdasarkan okupansi dan kebutuhannya. Building Automation System juga sangat berguna untuk kenyamanan, keamanan serta keselamatan penghuni, karena dapat menjaga suhu, kelembapan, dan kualitas udara yang nyaman di dalam ruangan, menyediakan pencahayaan yang sesuai untuk berbagai aktivitas, menawarkan control individu atas lingkungan ruangan bagi penghuninya. Untuk sistem keamanan Building Automation System mampu mendeteksi dan memadamkan kebakaran dengan cepat, mengontrol akses ke gedung dan area tertentu, memantau dan mendeteksi kebocoran gas, asap, dan bahaya lainnya. Bangunan Building automation System juga dikategorikan sebagai bangunan keberlanjutan karena bisa mengurangi emisi karbon dan dampak lingkungan dari gedung, meningkatkan nilai dan daya tarik property, mendukung praktik keberlanjutan  dan memenuhi standar lingkungan.

  Di gedung perkantoran Building Automation System dapat digunakan untuk menyesuaikan suhu dan pencahayaan berdasarkan okupansi, sehingga menghemat energi saat ruangan tidak digunakan. Sistem ini juga dapat digunakan untuk mengontrol akses ke area tertentu, memantau keamanan, dan menyediakan data tentang penggunaan energy.Sistem otomasi gedung memainkan peran penting dalam menciptakan gedung yang hemat energi, nyaman, aman, dan keberlanjutan. Dengan menawarkan berbagai manfaat, Building Automation System dan Green Building merupakan investasi yang berharga bagi pemilik gedung dan penghuninya.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 5 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 27

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

6 Comments

  1. caca 11 November 2024 at 22:17 - Reply

    good

  2. Adan 13 November 2024 at 18:43 - Reply

    Mantap sangat bermanfaat

  3. mad 13 November 2024 at 20:37 - Reply

    semangat yaa

  4. muezza 13 November 2024 at 23:48 - Reply

    mantap

  5. sasi 14 November 2024 at 18:48 - Reply

    sangat menambah pengetahuann Semangatt yaa

  6. Sasi 14 November 2024 at 18:50 - Reply

    Sangat menambah pengetahuann semangatt kaa

Leave A Comment