Rumah Dalang (Daur Ulang): Inovasi Cerdas untuk Hidup yang Berkualitas

Last Updated: 11 November 2024By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 316

Ditulis oleh Isah Fitriani

Contoh tampak dalam ruang santai pada Rumah Dalang
Sumber: https://www.canva.com/

PENDAHULUAN

’’Menyelamatkan bumi dari emisi’’ menjadi slogan yang cocok untuk menggambarkan kondisi dunia saat ini. Bagaimana tidak? Kualitas udara mulai mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, di mana kondisi ini diikuti oleh perubahan iklim. Akibatnya, kadar oksigen di atmosfer ikut menurun sehingga berpotensi mengancam keberlangsungan makhluk hidup di bumi itu sendiri. Abdilllah et al., (2024) menyebutkan bahwa perubahan iklim kian meningkat sejak abad ke-19 seiring dengan banyaknya aktivitas manusia. Salah satu penyebabnya adalah emisi gas rumah kaca (GRK) yang menangkap panas berlebihan dari matahari sehingga terjadi kenaikan suhu bumi.

Karbon dioksida (CO2) menjadi satu dari banyaknya senyawa yang berkontribusi dalam GRK. Lebih dari 30 miliar emisi gas CO2 dilepaskan ke atmosfer setiap tahunnya. Gas ini diperoleh dari banyak sumber termasuk dalam material bangunan seperti semen, beton, baja, dan alumunium. UN Environment Programme (2022) merilis laporan bahwa pada putaran terakhir di konferensi iklim PBB (COP27) pada 9 November tahun 2022 lalu di Egypt, terungkap Status Global 2022 untuk Bangunan dan Konstruksi. Tercatat lebih dari 34% permintaan energi dan 37% emisi CO2 terkait energi operasional pada tahun 2021 dihasilkan dari sektor tersebut. Angka ini 5% lebih tinggi dari tahun 2020 dan 2% lebih tinggi dari tahun 2019. Artinya, kesenjangan antara kinerja iklim di sektor tersebut dengan prinsip dekarbonisasi dengan mengurangi/menghilangkan emisi CO2 dan emisi GRK dari atmosfer tahun 2050 akan semakin tinggi.

Secara global, lingkungan binaan akan menyumbang sekitar 75% emisi GRK terkait penggunaan energi dimana 37% nya diperoleh dari kegiatan konstruksi dan pengoperasian gedung. Sepanjang tahun 2020-2050, emisi dari gedung baru diprediksi akan mencapai 50%. Angka ini dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (termasuk energi manufaktur di lokasi) dan reaksi kimia CO2 selama pembakaran batu kapur dalam pembuatan semen (Gursel et al., 2023).

Pada hakikatnya, efek rumah kaca (Green House Effect/GHE) sangat bermanfaat untuk menghangatkan bumi sehingga makhluk hidup bisa tinggal didalamnya. Adapun suhu bumi normal rata-rata adalah sekitar 14°C atau 57°F dalam perhitungan beberapa dekade terakhir. Namun, angka ini bisa berubah tergantung kondisi geografis wilayah masing-masing. Jka panas matahari yang masuk terlalu banyak, maka lapisan ozon akan menipis. Suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi akan meningkat yang akhirnya bermuara pada pemasanan global (global warming). Padahal, lapisan ozon berperan penting untuk melindungi bumi dari radiasi sinar UV agar ekosistem tetap seimbang.

Dampak yang diakibatkan oleh pemanasan global tak bisa disepelekan. Perubahan iklim yang terjadi dapat membuat pulau-pulau kecil tenggelam karena kutub es mencair, hasil perikanan menurun, hingga meningkatkan potensi bencana banjir dan longsor (Leu et al., 2021). Pada beberapa kasus, pemanasan global juga berdampak pada migrasi, krisis air, krisis pangan, krisis ekonomi, bahkan krisis kesehatan. Anemia, Demam Berdarah Dengue (DBD), dan gangguan pernapasan menjadi tren penyakit yang banyak terjadi pada berbagai kalangan usia. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya yang diklaim efektif untuk mencegah pemanasan global dengan prinsip keberlanjutan di berbagai sektor termasuk bangunan dan konstruksi sebagai sumber emisi gas rumah kaca dari gas CO2 yang dihasilkan.

PEMBAHASAN

Bicara tentang teknologi konstruksi, arsitektur, dan fisika bangunan erat kaitannya dengan pola urbanisasi dan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030. Berbagai inovasi dikembangkan untuk menciptakan Sustainable Cities and Communities (kota dan komunitas berkelanjutan) sebagai bagian dari Climate Action (aksi iklim) untuk memerangi perubahan iklim yang berdampak pada kehidupan manusia. Konstruksi bangunan hijau semakin eksis dengan beragam fasilitas yang ditawarkan termasuk sistem pengelolaan limbah.

Pada dasarnya, limbah diolah dengan upaya 5R, yakni Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali, Recycle (menggunakan kembali), Replace (mengganti), dan Replant (menanam kembali). Dalam realisasinya, limbah yang diolah bukan hanya domestik/rumah tangga saja. Lebih luas, limbah yang dimaksud juga mencakup sisa-sisa material konstruksi dalam proses pembangunan gedung yang akan dihuni. Setiap kontraktor berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi pengembangan bangunan hijau dan cerdas yang berorientasi pada efisiensi energi serta dekarbonisasi.

Rumah Dalang (Daur Ulang) menjadi inovasi yang dapat dipilih sebagai solusi cerdas bagi para klien/penghuni untuk mencapai hidup yang berkualitas. Rumah ini dibangun dengan prinsip daur ulang pada material konstruksi untuk mengurangi produksi limbah dan emisi GRK dari CO2 yang diperoleh dari proses pembangunan. Rumah Dalang akan dilengkapi ruang terbuka hijau yang bisa digunakan sebagai area santai dan olahraga, mini garden rooftop, juga kolam ikan dengan air mancur. Beberapa langkah daur ulang yang dilakukan pada bangunan tersebut diantaranya:

  1. Mengolah material kayu bekas menjadi kusen pintu, bingkai jendela, papan lantai, dan mulsa (penutup tanaman budidaya)
  2. Mengolah material kaca menjadi bahan campuran halus untuk memperkuat struktur beton
  3. Mengolah limbah plastik, semen, maupun kertas sebagai bahan baku pembuatan batu bata
  4. Mengolah baja, tembaga, dan alumunium sebagai bahan baku balok, rangka bangunan, maupun material konstruksi lainnya
  5. Mengolah serbuk baja halus dan batu-batuan yang mengandung besi sebagai alternatif campuran pembuatan ferrock (pengganti semen)

Dalam industri konstruksi, ferrock merupakan hal baru yang saat ini belum ada di Indonesia. Namun, dengan konsistensi yang tidak bisa dilelehkan dan lebih kokoh dari beton, material ini cocok digunakan untuk bangunan tahan gempa. Selain itu, sifat karbon negatif yang dimiliki dapat membantu penyerapan CO2 sehingga tidak banyak terlepas ke atmosfer bumi.

Di beberapa negara, bangunan yang dibuat dari material daur ulang cenderung kurang estetik. Namun, pada Rumah Dalang tidak berlaku demikian. Sebaliknya, kreativitas dan estetika justru bisa dieksplorasi lebih banyak pada bangunan hijau yang satu ini. Guna mendukung prinsip keberlanjutan, material bambu juga digunakan pada pembuatan atap, pagar, dan rangka jendela, dan dinding. Pengaturan bentuk, warna, maupun corak pada setiap bagian rumah juga bisa dilakukan secara fleksibel karena material bambu mudah diolah. Bambu dapat memberi kesan tenang, nyaman, dan membantu sirkulasi udara lebih baik.

Di Indonesia, bangunan yang terbuat dari bambu biasanya hanya ditemukan di daerah tertentu saja seperti tempat wisata, tempat makan, atau lingkungan pedesaan yang jauh dari fasilitas umum. Rumah Dalang hadir sebagai konsep bangunan hijau kekinian yang tak hanya ramah lingkungan, tetapi juga ramah di kantong, tahan lama, dan bermanfaat sebagai sarana healing setelah beraktivitas seharian. Hikmah et al., (2022) menyebutkan bahwa healing dengan meditasi alam dapat membantu mengendalikan stress, menenangkan kondisi saraf, dan menstabilkan suasana hati. Nuansa estetik yang disuguhkan dalam rumah memungkinkan para penghuninya untuk menjaga kesehatan mental tanpa harus pergi ke luar kota. Dengan demikian, produktifitas akan meningkat dan membuat hidup menjadi lebih berkualitas.

KESIMPULAN

Sektor kontruksi bangunan sebagai salah satu kontributor perubahan iklim dari emisi gas CO2 memang tak dapat dipungkiri adanya. Upaya demi upaya terus dilakukan untuk menekan dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan efektivitas energi agar bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya. Pola urbanisasi yang semakin cepat juga membuat sektor konstruksi berbondong-bondong melakukan akselerasi dan pengembangan inovasi bangunan hijau dan cerdas. Prinsip daur ulang pada Rumah Dalang dapat menjadi solusi yang tepat untuk mencapai hidup yang berkualitas. Seperti peribahasa ‘’Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui’’, rumah ini dapat memberi banyak keuntungan bagi penghuni.

DAFTAR PUSTAKA

Abdilllah, P. M. A. A., Rahmawati, A. V., & Kamal, U. (2024). Perubahan Iklim dan Krisis Lingkungan: Tantangan Hukum dan Peran Masyarakat. Deposisi: Jurnal Publikasi Ilmu Hukum, 2(2), 364–375. https://doi.org/10.59581/deposisi.v2i2.3206

Gursel, A. P., Shehabi, A., & Horvath, A. (2023). Embodied energy and greenhouse gas emission trends from major construction materials of U.S. office buildings constructed after the mid-1940s. Building and Environment, 234. https://doi.org/10.1016/j.buildenv.2023.110196

Hikmah, N., Fauziyah, N. K., Septiani, M., & Lasari, D. M. (2022). Healing Sebagai Strategi Coping Stress Melalui Pariwisata. Indonesian Journal of Tourism and Leisure, 3(2), 113–124. https://doi.org/10.36256/ijtl.v3i2.308

Leu, B., Tinggi, S., & Kupang, A. I. (2021). Dampak Pemanasan Global dan Upaya Pengen-Daliannya Melalui Pendidikan Lingkungan Hidup dan Pendidikan Islam. Jurnal At Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang Kerang NTB, 5. https://journal.staidk.ac.id/index.php/tadbir

UN Environment Programme. (2022, November). CO2 emissions from buildings and construction hit new high, leaving sector off track to decarbonize by 2050. https://www.unep.org/news-and-stories/press-release/co2-emissions-buildings-and-construction-hit-new-high-leaving-sector

LAMPIRAN

Gambar 1. Contoh tampak dalam kamar tidur Rumah Dalang
Sumber: https://www.canva.com/

Gambar 2. Contoh tampak dalam ruang tamu Rumah Dalang
Sumber: https://www.canva.com/

About the Author: Moch Faisal Hamid

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 4.8 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 78

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

27 Comments

  1. Lina Handayani 11 November 2024 at 10:43 - Reply

    good idea

  2. Itsnaini 11 November 2024 at 13:17 - Reply

    Keren banget idenya. Lanjutkan :)

  3. Neti 11 November 2024 at 18:16 - Reply

    Mantep🔥

    • Siti 12 November 2024 at 05:18 - Reply

      Artikelnya bermanfaat sekali, terima kasih

  4. Amanah 11 November 2024 at 18:23 - Reply

    Keren banget ide nya tehh. Sangat menginspirasi..

  5. Hilmi 11 November 2024 at 18:29 - Reply

    Bagus ini kak! Bisa memberikan insight terkait rumah yang cocok di zaman pemanasan global sekarang

  6. Jan 12 November 2024 at 06:09 - Reply

    Brilliant 💎

    • Tika 12 November 2024 at 06:45 - Reply

      Well done👍
      Inovasi rumah ramah lingkungan untuk mengurangi gas emisi juga mengurangi populasi sampah

  7. Atika 12 November 2024 at 06:35 - Reply

    Well done👍Bermanfaat untuk mengurangi gas emisi juga mengurangi populasi sampah, mantapp

    • Shaff 15 November 2024 at 20:14 - Reply

      Kerenn poll

  8. Hana 12 November 2024 at 13:16 - Reply

    Artikel yang sangat bermanfaat 👍👍

  9. miftah 12 November 2024 at 15:12 - Reply

    keren artikel yang bermanfaat 👍🏻👍🏻

  10. mupidah 13 November 2024 at 14:05 - Reply

    keren sekalii

  11. Windi 13 November 2024 at 16:44 - Reply

    Keren ✨

  12. Indah 13 November 2024 at 16:48 - Reply

    Good idea!! Membayangkan punya rumah seperti itu sepertinya menyenangkan. Apalagi jadi ikut mengurangi GRK. 1 gagasan memberi beberapa manfaat sekaligus, kereenn

  13. Ghaly 13 November 2024 at 17:54 - Reply

    Good

  14. Ndaa 13 November 2024 at 19:24 - Reply

    Sangat bermanfaat sekali ✨

  15. Zidan 13 November 2024 at 22:17 - Reply

    Kereenn sekali🔥🔥🔥🔥🔥

  16. Putri 13 November 2024 at 22:27 - Reply

    Keren ide nya 😍 jadi natural rumahnya ya

  17. Shafa 15 November 2024 at 20:15 - Reply

    Mantapp

  18. Ikha 15 November 2024 at 21:05 - Reply

    Wowwww Idenya keren sekalii, ramah lungkungan terlihan nyamaan natural

  19. Ujang 15 November 2024 at 22:58 - Reply

    Good

  20. Mai 16 November 2024 at 13:49 - Reply

    🔥🔥🔥🔥

  21. Fatia 16 November 2024 at 14:34 - Reply

    menarik sekali dan semakin menambah inovasi untuk orang-orang yang membaca!!

  22. silmi 16 November 2024 at 19:34 - Reply

    woww keren

  23. Laily 17 November 2024 at 05:41 - Reply

    Artikel yang menarik dan bermanfaat sekali👍

  24. Laily 17 November 2024 at 05:44 - Reply

    Artikelnya menarik dan bermanfaat sekali

Leave A Comment