Solusi Desain Ramah Lingkungan untuk Bangunan di Perkotaan
Ditulis oleh Firkan Prihaniwan
Pembangunan bangunan di perkotaan yang ramah lingkungan, atau yang dikenal dengan istilah green building, merupakan upaya penting dalam menciptakan lingkungan kota yang berkelanjutan dan sehat. Konsep green building mencakup beberapa prinsip utama, termasuk efisiensi energi, penggunaan sumber daya alam yang bijak, pemanfaatan energi terbarukan, serta penerapan desain yang mendukung kesehatan dan kenyamanan penghuni. Selain itu, bangunan ini juga mengutamakan siklus hidup bangunan, dari tahap perancangan hingga pembongkaran. Syarat utama green building meliputi penggunaan material eco-friendly, mengoptimalkan penggunakan energi dan air, serta pengelolaan limbah yang baik. Adapun juga aspek yang harus diperhatikan:
1. Appropriate Site Development
Hal ini berarti lokasi konstruksi bangunan harus layak atau sesuai. Layak dalam hal ini bisa merujuk pada posisi strategis sehingga memudahkan orang-orang mencapainya dengan sarana umum serta memiliki lanskap tumbuhan hijau dan lainnya.
2. Energy Efficiency and Conservation
Bangunan harus mampu mengefisiensi penggunaan energi selama beroperasi. Salah satu bentuknya adalah penghematan energi listrik dengan memanfaatkan cahaya alami dan memiliki ventilasi silang untuk meminimalisir pemakaian pendingin udara.
3. Water Conservation
Hal ini meliputi pengukuran konsumsi air, pemeliharaan dan pemeriksaan sistem pipa, efisiensi penggunaan air bersih, dan lainnya. Air di bangunan akan mengalami daur ulang sehingga bisa dimanfaatkan kembali.
4. Material Resource and Cycle
Material yang digunakan harus ramah lingkungan agar aman untuk kesehatan. Selain itu bangunan harus memiliki pengelolaan sampah dan limbah yang baik.
5. Indoor Health and Comfort
Gedung hijau harus memiliki kualitas udara indoor yang baik serta bebas dari asap rokok. Secara visual desainnya pun nyaman dipandang karena memiliki elemen hijau alami.
6. Building Environment Management
Terakhir, bangunan harus memiliki manajemen pengawasan yang baik. Tujuannya agar prinsip ramah lingkungan di bangunan tetap terjaga serta terawat. Tidak hanya itu, tim manajemen harus terus meningkatkan kualitas bangunan dengan inovasi terbaru.
Berdasarkan aspek,dan konsep dalam green building tersebut maka saya menawarkan inovasi dalam Mengoptimalisasikan Ruang Terbuka Hijau dalam Perkotaan karena menurut saya konsep itu sangat ideal dan efektif diterapkan.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah perkotaan memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung aspek ekologi, estetika, dan sosial.
Pentingnya Ruang Terbuka Hijau
RTH berfungsi sebagai:
– Sarana Rekreasi: Menyediakan tempat bagi masyarakat untuk beristirahat dan bersantai.
– Sarana Komunikasi: Menjadi lokasi interaksi sosial antarwarga.
– Paru-paru Kota: Membantu dalam penyaringan udara dan pengurangan polusi.
– Peredam Bunyi dan Polusi Udara: Mengurangi dampak negatif dari kebisingan dan polusi.
– Keanekaragaman Hayati: Menyediakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan.
Fungsi fungsi ini dianggap sangat penting oleh masyarakat sehingga keberadaan RTH yang terawat dengan baik menjadi prioritas baik itu dalam skala yang kecil maupun ke skala yang lebih besar sehingga masyarakat yang ingin bersantai sambil berlibur pun menjadi lebih nyaman dan aman dengan ruang- ruang yang terintegerasi tanpa harus mengkhawatirkan akan kebersihan lingkungan.
Salah satu contoh yang bisa kita lihat dalam solusi desain ramah lingkungan untuk bangunan di perkotaan dengan konsep RTH terjadi di Summarecon Bandung dengan sederet keunggulan serta kekurangan nya pada lingkungan sekitar nya seperti:
Kelebihan :
– RTH : efisiensi energi, penggunaan sumber daya alam yang bijak, pemanfaatan energi terbarukan, serta penerapan desain yang mendukung kesehatan dan kenyamanan penghuni
– fasilitas lengkap : mall, restoran, pusat kesehatan, dan ruang publik yang modern dan nyaman. Hal ini menjadikannya sebagai lingkungan yang nyaman untuk tinggal dan beraktivitas sehari-hari
– konsep kota mandiri : Summarecon Bandung mengusung konsep “live, work, and play”, menciptakan lingkungan yang harmonis antara tempat tinggal, pekerjaan, dan rekreasi
– aksesibilitas : kawasan strategis di Bandung Timur, dekat dengan berbagai akses tol dan jalur utama yang menghubungkan berbagai wilayah di Bandung. Lokasinya yang dekat dengan kota dan aksesibilitasnya membuatnya menarik bagi para komuter.
– design bangunan yang lebih modern : Trend dan kekinian , serta estetika
Kekurangan :
– biaya hidup tinggi : Fasilitas premium dan gaya hidup di kawasan ini sering kali membuat biaya hidup menjadi lebih tinggi, misalnya untuk belanja atau makan di restoran yang mungkindapat menjadi tantangan bagi beberapa penghuni
– jauh dari pusat kota : Meskipun lokasinya strategis, Sumarecon Bandung tetap agak jauh dari pusat kota Bandung. Hal ini bisa menjadi kendala bagi yang ingin mengakses pusat kota dengan cepat, terutama jika lalu lintas sedang padat
– terisolasi dari penduduk lokal : Karena konsepnya sebagai kota mandiri, kawasan ini cenderung lebih eksklusif dan mungkin kurang terintegrasi dengan masyarakat lokal di sekitar Bandung. Beberapa orang mungkin merasakan kurangnya keterikatan sosial dengan komunitas lokal
– potensi kemacetan : Seiring pertumbuhan kawasan dan jumlah penghuni yang terus meningkat, potensi kemacetan di sekitar Sumarecon Bandung dan akses tol bisa menjadi masalah, terutama pada jam sibuk.
– harga properti mahal : Harga properti di Sumarecon Bandung relatif tinggi dibandingkan dengan perumahan di kawasan lain di Bandung. Hal ini mungkin menjadi kendala bagi masyarakat dengan budget terbatas atau yang mencari hunian yang lebih terjangkau.
Tantangan dalam Penyediaan RTH
Beberapa masalah yang dihadapi Dalam Penyediaan RTH di perkotaan meliputi:
– Ketersediaan yang Terbatas: Jumlah taman kota dan RTH publik yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
– Pemeliharaan yang Buruk: Banyak taman yang tidak terawat, sehingga mengurangi daya tarik dan fungsinya sebagai ruang publik.
– Kurangnya Pengawasan: Minimnya kontrol dari pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan RTH.
Rekomendasi untuk Optimalisasi RTH
Untuk meningkatkan kualitas dan fungsi RTH, beberapa langkah yang dapat diambil adalah:
– Perencanaan yang Terintegrasi: Mengintegrasikan aspek ekologis dalam perencanaan ruang terbuka.
– Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan RTH.
– Kerjasama antara Pemangku Kepentingan: Membangun sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk pengelolaan RTH yang lebih baik.
– Implementasi Teknologi Hijau: Menggunakan metode pertanian organik dan teknik ramah lingkungan dalam pengelolaan RTH.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan RTH di wilayah perkotaan dapat berfungsi lebih optimal sebagai ruang terbuka hijau publik yang memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pembangunan bangunan ramah lingkungan atau green building di perkotaan memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan sehat. Konsep green building mencakup prinsip-prinsip utama yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup penghuni. Beberapa prinsip utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan green building adalah efisiensi energi, penggunaan sumber daya alam yang bijak, pemanfaatan energi terbarukan, serta desain yang mendukung kesehatan dan kenyamanan. Selain itu, green building juga menekankan pentingnya siklus hidup bangunan, dari tahap perancangan hingga pembongkaran. Penggunaan material ramah lingkungan, pengelolaan air dan energi yang efisien, serta pengelolaan limbah yang baik menjadi syarat utama bagi bangunan ramah lingkungan ini.
Seiring dengan itu, optimalisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan menjadi bagian yang sangat penting dalam mendukung keberlanjutan ekosistem perkotaan. RTH berfungsi sebagai paru-paru kota, tempat rekreasi, sarana komunikasi sosial, serta pengurangan polusi udara dan suara. Kehadiran RTH yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan ruang yang nyaman untuk bersantai, berinteraksi, serta berlibur.
Penerapan konsep green building dan RTH dapat dilihat dalam proyek Summarecon Bandung, yang mengusung konsep kota mandiri dengan berbagai fasilitas lengkap dan desain yang modern. Meskipun memiliki berbagai kelebihan seperti efisiensi energi, penggunaan sumber daya alam yang bijak, dan aksesibilitas yang baik, kawasan ini juga menghadapi beberapa tantangan, seperti biaya hidup yang tinggi, keterbatasan akses ke pusat kota, serta potensi kemacetan.
Namun, penyediaan RTH di banyak perkotaan masih menghadapi tantangan serius seperti terbatasnya jumlah ruang terbuka hijau, kurangnya pemeliharaan, serta kurangnya pengawasan dari pemerintah. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan fungsi RTH, diperlukan beberapa langkah strategis, di antaranya:
- Perencanaan yang Terintegrasi
- Peningkatan Kesadaran Masyarakat
- Kerjasama antara Pemangku Kepentingan
- Implementasi Teknologi Hijau
Dengan langkah-langkah ini, RTH di perkotaan dapat berfungsi lebih optimal, meningkatkan kualitas lingkungan, dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan ruang terbuka hijau yang sehat dan nyaman. Selain itu, integrasi green building dengan RTH yang efektif akan membantu menciptakan kota yang lebih berkelanjutan, nyaman, dan harmonis.
DAFTAR PUSTAKA
- Florencia, Laura. 2023. Apa Itu Green Building? Pengertian, Konsep & Manfaatnya https://nextlivin.com/id/apa-itu-green-building-konsep-syarat-manfaat/ diakses pada 5 November 2024
- Tim Editor. 2023. Pengertian Green Building dan Aspeknya yang Perlu Diketahui https://kumparan.com/berita-update/pengertian-green-building-dan-aspeknya-yang-perlu-diketahui-21OLZUya1zw/full diakses pada 5 November 2024
- Jatmiko,Wahyu Bramantya. Kajian Fungsi Sosial terhadap Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau di Kota Semarang https://journal.student.uny.ac.id/geo-educasia/article/viewFile/3627/3298 diakses pada 5 November 2024
- Lidia, Apolonia. 2023. Tata Kelola Ruang Terbuka Hijau : Strategi Inovatif Dalam Menjaga Keseimbangan Ekologi https://siar.or.id/2023/11/15/tata-kelola-ruang-terbuka-hijau-strategi-inovatif-dalam-menjaga-keseimbangan-ekologi/ diakses pada 5 November 2024
- Persada, Citra “dkk”. 2018. Kajian Fungsi Sosial Budaya, Estetika, dan Ekologi Taman “Hutan Kota” Way Halim Kota Bandar Lampung http://repository.lppm.unila.ac.id/13594/2/CR-2-69-makalah%20citra-sinta.pdf diakses pada 5 November 2024
- https://eskripsi.usm.ac.id/files/skripsi/C51A/2018/C.531.18.0019/C.531.18.0019-05-BAB-II-20220825124305.pdf diakses pada 5 November 2024
- Febriarto, Prasetyo. 2019. Kualitas Fungsi Sosial Terhadap Keberadaan Taman Kota Publik Di Kota Surakarta https://media.neliti.com/media/publications/316613-kualitas-fungsi-sosial-terhadap-keberada-82dd7ed2.pdf diakses pada 5 November 2024
- http://e-journal.uajy.ac.id/6933/3/MTA202033.pdf diakses pada 5 November 2024
- Hanan,Muharama Hartini. Putu Gde Ariastita. 2020. Penilaian Efektivitas Fungsi Taman Kota Sebagai Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Malang https://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/download/52902/6398 diakses pada 5 November 2024
- Admindpu. 2019. Ruang Terbuka Hijau https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/105/ruang-terbuka-hijau diakses pada 5 November 2024 https://www.summareconbandung.com/ diakses pada 5 November 2024
Semoga selalu sukses
Sukses
Sangat bermanfaat
God job
Good job
Alhandulillaah semangat mengedukasi… Lancar sukses !!!
Karya tulisan yang sangat bermanfaat yang bisa meningkatkan imajinasi kita tentang kota yang layak huni
Keren l…terimkasih ilmunya