Inovasi Green Sustainable Building : Pemanfaatan Tanaman Fitoremediasi Pada Bangunan

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 71

Ditulis oleh Raskia Rasyid

I. Pendahuluan

Lingkungan perkotaan adalah salah satu fenomena yang terjadi di dunia modern saat ini. Pertumbuhan perkotaan yang saat ini berkembang pesat telah menyebabkan banyaknya peningkatan konsumsi sumber daya alam dan pencemaran lingkungan. Dalam konteks ini, desain ramah lingkungan pada bangunan perkotaan menjadi sangat penting untuk dijadikan prioritas. Berbagai macam cara atau kegiatan yang dilakukan untuk menjaga bumi dari kerusakan salah satunya adalah inovasi yang menjanjikan yaitu menciptakan solusi berkelanjutan adalah memanfaatkan tanaman fitoremediasi yang sekaligus menyaring (CO2) pada bangunan. Adanya bangunan perkotaan yang tidak efisien dalam penggunaan sumber daya dan menghasilkan limbah yang berlebihan akan menjadi salah satu faktor utama dalam peningkatan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu contoh efek yang ditimbulkan adalah seperti bangunan tinggi yang setiap sudutnya dikelilingi oleh kaca yang menyebabkan efek pemanasan global. Oleh karena itu, untuk meminimalisir agar tidak terjadi pemanasan global, dari sektor bangunan sendiri menghadirkan sebuah konsep yang ramah lingkungan, contoh lain seperti inovasi green sustainable building. Konektivitas antara konsep inovasi ini sangat penting untuk memberikan manfaat bagi orang – orang di kota. Faktanya, jaringan konsep ini yang akan diciptakan di zona perkotaan merupakan aspek penting dari perencanaan perkotaan.

Konsep sustainable building ini menjadi salah satu prioritas ramah lingkungan ditambah lagi dengan adanya tambahan pemanfaatan tanaman seperti tanaman fitoremediasi maupun tanaman penyerap CO2. Menurut sebagian para ahli menyatakan bahwa tanaman fitoremediasi adalah tumbuhan yang memiliki kemampuan untuk mengurangi kontaminasi lingkungan dengan cara menyerap polutan dari udara, air, dan tanah. Tumbuhan fitoremediasi memiliki berbagai fungsi yang berguna untuk inovasi ini, terlebih lagi di lengkapkan dengan tanaman yang berfungsi untuk menyerap karbon dioksida (CO2). Tanaman penyerap ini juga berguna dalam proses sustainable building karena memiliki manfaat terhadap konsep ramah lingkungan.

Tujuan dari inovasi green sustainable building sendiri bukan sekedar memfasilitasi gedung dengan tumbuhan yang bermanfaat ataupun sebagai hiasan. Konsep ini mengacu pada gedung dengan desain atau tata letak yang baik sehingga mampu mengurangi dampak negatif dari berbagai aspek yang merugikan.

II. Pembahasan

Green sustainable building merupakan salah satu upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meminimalkan konsumsi energi. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam upaya ini adalah pemanfaatan tanaman fitoremediasi pada bangunan. Fitoremediasi adalah teknologi yang memanfaatkan tanaman untuk menghilangkan polutan dari lingkungan sekitarnya. Dalam konteks bangunan, tanaman dapat ditanam di dinding atau atap bangunan untuk menyerap polutan seperti CO2 dan menghasilkan oksigen. Selain itu, tanaman juga dapat membantu dalam mengurangi suhu ruangan dengan menyediakan naungan dan mengurangi energi yang dibutuhkan untuk pendinginan. Tanaman yang dapat digunakan untuk fitoremediasi dan penyaring CO2 antara lain adalah tanaman hias, tanaman herbal, sampai tanaman yang memiliki kemampuan penyerapan CO2 yang tinggi seperti tanaman anggrek dan tanaman daun hijau..

Gambar 1. Contoh desain lingkungan yang menggunakan tanaman sebagai objek ramah lingkungan untuk bangunan di perkotaan.

Selain itu, pemanfaatan tanaman fitoremediasi dan penyaring CO2 juga dapat membantu dalam meningkatkan kualitas udara di sekitar bangunan serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, teknologi ini dapat berkontribusi pada upaya pengembangan bangunan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dalam mengimplementasikan teknologi fitoremediasi dan penyaring CO2, perlu adanya perencanaan yang matang dan penelitian yang memadai. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan tersebut memiliki kemampuan penyerapan CO2 yang tinggi dan mampu tumbuh dengan baik di lingkungan sekitar bangunan di perkotaan. Selain itu, kita perlu juga mempertimbangkan aspek estetika dan kepraktisan dalam penggunaan tanaman fitoremediasi dan penyaring CO2. Dalam hal ini, perlu adanya kolaborasi antara arsitek, insinyur, serta ahli tanaman untuk mengembangkan desain pada bangunan yang memanfaatkan teknologi fitoremediasi secara efektif dan efisien..

Gambar 2. Contoh lain desain penempatan tanaman di sekitar bangunan yang saling berdempetan.

Kita tahu bahwa sebenarnya ada banyak cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan selain konsep diatas. Namun, menggunakan tanaman tentu akan jauh lebih praktis. Bahkan juga dapat menambah estetika lingkungan dan bangunan.

Tanaman fitoremediasi yg mendukung estetika lingkungan serta fungsinya yang bermanfaat antara lain;

  • Lidah mertua
  • Bunga matahari
  • Sirih belanda
  • Bungur dan Mahoni
  • Anthurium
  • Jarak pagar
  • Kiambang
  • Blanceng

Tanaman di atas memiliki beberapa fungsi yang dapat bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya, seperti pembersihan udara, penyerapan air, pengendalian suhu, penghias, penyerapan zat – zat yg berbahaya serta penyerap CO2.

Pemanfaatan tanaman hijau pada sustainable building dapat dilakukan dengan mendesain bagian – bagian bangunan atau disekitar bangunan. menggunakan konsep desain yang sesuai tema ramah lingkungan seperti pada Atap hijau adalah lapisan vegetasi yang ditanam pada atap bangunan dengan tujuan mengurangi suhu ruangan dan meningkatkan kualitas udara. Selain itu, penggunaan dinding hijau juga dapat menjadi salah satu upaya pemanfaatan tanaman hijau pada bangunan berkelanjutan (green sustainable building). Dinding hijau adalah dinding yang ditanam dengan tanaman untuk mengurangi polusi udara dan meningkatkan kualitas udara. Tentu hal di atas hanya sebagian dari beberapa contoh dorongan dalam pengembangan desain ramah lingkungan. Penggunaan tanaman hijau pada bangunan berkelanjutan dapat memberikan manfaat bagi kesehatan masyarakat sekitar. Faktanya, tanaman hijau dapat membantu mengurangi polusi udara dan meningkatkan kualitas udara di sekitar bangunan. Hal ini dapat membantu mengurangi adanya risiko penyakit pernapasan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan.

Gambar 3. Contoh desain dalam ruangan yang diselaraskan dengan tumbuhan hijau sebagai hiasan.

Desain ruangan yang dipadukan dengan jenis tumbuhan tentunya memiliki sesuatu hal yang membuat kita berfikir bagaimana tumbuhan itu akan tetap subur. Tumbuhan tidak hanya memerlukan air tetapi juga memerlukan pencahayaan yang cukup. Ada banyak metode yang dapat dilakukan selain memberi air dan pencahayaan, di antaranya mengatur suhu udara ruangan agar tetap lembab, memberikan nutrisi berupa pupuk, serta memangkas tanaman bila sudah tidak berbentuk atau lebat. Metode ini mampu memberikan solusi untuk merawat tanaman indoor.

Desain bangunan yang dikonsepkan menggunakan tanaman fitoremediasi tidak hanya menggunakan tanaman yang berukuran sedang, tetapi juga bisa di tambahkan dengan pepohonan yang memiliki fungsi tidak jauh dari tanaman fitoremediasi lainnya sehingga mampu memberi kesan bagian luar bangunan. Perlu diketahui juga bahwa aktivitas manusia juga menjadi penyebab kerusakan alam karena kurangnya kesadaran mereka terhadap lingkungan. Di tahun ini setiap perkotaan sudah memiliki polusi udara yang buruk. Salah satunya kota bandung jawa barat, menurut IQAir kota ini menempati urutan pertama karena memiliki persentase polusi yang buruk atau tidak sehat.

Gambar 4. Persentase polusi udara menurut data indonesia yang buruk di beberapa provinsi.

III. Penutup

Pemanfaatan tumbuhan fitoremediasi pada konsep inovasi green sustainable building adalah langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Ini tidak hanya memperbaiki kualitas udara, tetapi juga memperkuat struktur bangunan dan mengurangi dampak lingkungan negatif. Oleh karena itu, penting bagi para arsitek dan pengembang untuk memprioritaskan pemanfaatan tumbuhan fitoremediasi dalam desain bangunan mereka. Tinjauan ini memperlihatkan pentingnya pemanfaatan tumbuhan untuk mendorong. pertumbuhan sehat di beberapa aspek terutama masyarakat dan lingkungan. Teknologi di zaman sekarang semakin pesat apalagi di wilayah perkotaan yang hampir penggunannya serba teknologi. Dalam konteks ini, sangat penting kesadaran kita dalam memikirkan masa depan lingkungan, salah satunya dengan inovasi green sustainable building yang dapat mencegah hal kerusakan terhadap lingkungan justru menambah desain alam yang estetik. Diharapkan para arsitektur maupun desain interior untuk lebih inovatif dalam desain yang ramah lingkungan sehingga desain tersebut tidak berdampak negatif terhadap lingkungan disekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, Sulistya, Febriana. “8 Kota Indonesia dengan Polusi Udara Tertinggi (10 Januari 2024).” Data indonesia, 10 Jan. 2024, https://dataindonesia.id/varia/detail/draft-8-kota-indonesia-dengan-polusi-udara-tertinggi-10-januari-2024.

Nurcahyo, A. R. (2019). Pemanfaatan Tumbuhan Fitoremediasi dalam Mengurangi Polusi Udara di Kawasan Industri. Jurnal Teknik Lingkungan.

Pangannews, Jurnalis. “5 Cara Mudah Rawat Tanaman Indoor, Biar Nggak Layu.” Pangannews, 11 Mei. 2023, https://pangannews.id/berita/1683778835/5-cara-mudah-rawat-tanaman-indoor-biar-nggak-layu.

Agincourt. 2022, 10 Tanaman Fitoremediasi dan Fungsinya, Agincourt resources. https://agincourtresources.com/id/2022/09/30/ketahui-tanaman-fitoremediasi-dan-fungsinya/.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 3 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 2

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment