Teknologi Pipa Cahaya sebagai Alternatif Pencahayaan Siang Hari pada Bangunan Komersil
Disusun oleh: Fatrianto..
PENDAHULUAN
Pencahayaan merupakan salah satu bagian yang penting dalam sebuah ruangan. Tanpa cahaya, manusia akan kurang optimal dalam merasakan suasana ruang. Kualitas cahaya sangat mempengaruhi tekanan psikologis pada pengguna didalam ruangan dan suasana atmosfer pada ruang (Latifah, N.L. 2020). Sedangkan pencahayaan siang hari adalah metode untuk menerangi interior bangunan dengan cahaya alami tanpa pencahayaan buatan di siang hari. Lampu samping dari jendela biasanya digunakan untuk memungkinkan cahaya siang masuk ke dalam bangunan. Selain itu, pencahayaan matahari juga dapat masuk ke dalam gedung dari pencahayaan tinggi seperti skylight atau jendela clerestory terutama untuk bangunan dengan fasad terbatas.Hampir setiap bangunan menggunakan pencahayaan buatan seperti lampu untuk penerangan di dalam ruangnya, terutama bangunan komersil yang memiliki berbagai macam aktivitas didalamnya. Dalam kasus ini penggunaan lampu sebagai pencahayaan di dalam ruangan menjadi faktor terpenting agar lancarnya kegiatan yang di dalam ruangan berjalan lancar, namun penggunaan lampu secara berlebih pasti memiliki efek samping, yaitu mengkonsumsi energi listrik dalam skala besar dan berkepanjangan serta meningkatkan kadar karbon terhadap lingkungan (Thakkar,V. 2020). Hal ini tentunya buruk untuk iklim lingkungan sekitar dan efisiensi dalam penggunaan energi, karena kedua faktor ini bertentangan dengan prinsip konsep arsitektur hijau.Saat ini sejumlah inovasi telah banyak dilakukan untuk menghasilkan alternatif.
Sumber: https://bahasa.newsbytesapp.com/
Pipa cahaya ini lebih efisien untuk bangunan dibandingkan lampu dalam bidang penghematan energi listrik pada bangunan. Jika dibandingkan antara pipa cahaya dengan lampu konvensional, pipa cahaya ini memiliki banyak kelebihan yang mana salah satunya selain menghemat penggunaan energi listrik mampu membuat lingkungan sekitar menjadi sehat karena karbon yang dihasilkan dari bangunan akan berkurang.Dari banyak manfaat yang diberikan oleh teknologi ini diharapkan pipa cahaya ini dapat dipergunakan selain untuk bangunan yang bersifat komersil diharapkan dapat dimanfaatkan untuk bangunan yang bersifat hunian ,Cahaya adalah suatu gejala fisika dimana suatu sumber energi cahaya yang memancarkan energi dan sebagian energi yang terpancar menjadi cahaya tampak. Sedangkan cahaya alami merupakan cahaya yang tampak dan berasal dari energi matahari (alam) yang memiliki banyak manfaat untuk aktivitas manusia. Kekuatan cahaya yang dikeluarkan oleh sumber energi cahaya dapat diukur dalam lumen. Nilai lumen dapat diindikasikan bahwa jumlah cahaya yang keluar oleh sumber enegi cahaya dapat ke segala arah, namun tidak menjelaskan bagaimanacahaya terdistribusikan keluar (Latifah, N.L. 2020) Pencahayaan siang hari merupakan metode untuk menerangi ruang dalam bangunan dengan cahaya alami tanpa pencahayaan buatan pada siang hari. Penerangan dari sisi jendela adalah hal yang biasa dalam aspek arsitektur dalam desain bangunan agar cahaya pada siang hari masuk kedalam bangunan (Latifah, N.L. 2020). Strategi yang umumnya dilakukan agar cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan lebih banyak, yaitu dengan menggunakan jendela yang besar bukanlah ide yang baik, karena strategi ini akan memungkinkan peningkatan panas yang berlebih pada ruangan atau kerugian pada pendingin udara (Shete A.N, Vaibhav D.K. 2021).
.
Strategi pencahayaan samping (sumber : Tregenza, P. 2020)
Pipa cahaya merupakan sebuah inovasi teknologi dalam pengoptimalisasikan pencahayaan dengan cara mendistribusikan cahaya matahari ke dalam ruangan. Dengan memanfaatkan penerangan dari alam, bangunan yang menggunakan teknologi ini dapat hemat energi listrik 15 hingga 40 persen dan mengurangi emisi lingkungan. Sistem kerja dari pipa cahaya ini menyalurkan cahaya matahari ke dalam bangunan tanpa menghasilkan panas yang ekstrim (Tregenza, P. 2020).
PEMBAHASAN
Sistem pipa cahaya ini terdiri dari kolektor, tabung cahaya dan diffuser Komponen pipa Cahaya.
(Sumber: Shete, A.N.Vaibhav D.K. 2017)
.
Kolektor biasanya terletak di atas atap yang berbentuk kubah jernih yang berfungsi untuk menerima sinar matahari dari berbagai arah. Tabung cahaya berfungsi sebagai pendistribusi cahaya dari luar ke dalam ruangan. Tabung cahaya ini mengarah lurus dari atas ke bawah agar sinar yang dipantulkan bekerja lebih baik. Dalam studi yang pernah dilakukan bahwa penggunaan banyak siku atau tekukan pada tabung bisa menghilangkan 8% cahaya setiap siku. Bagian dalam pipa cahaya terbuat dari bahan yang sangat reflektif, seperti lembaran aluminium dengan pantulan sekitar 95-99%. Refleksi efisiensi yang tinggi adalah prinsip dalam sistem pipa cahaya.
Skema pipa cahaya (Sumber: Shete, A.N.Vaibhav D.K. 2017)..
Diffuser terletak di bawah tabung cahaya dan dipasang di plafond yang berfungsi sebagai menyebarkan cahaya matahari yang di transfer dari atap ke dalam ruangan. Diffuser didalam ruangan.
(Sumber: interiordesign.net, 2020).
Pada bangunan komersil umumnya banyak yang menggunakan lampu konvensional sebagai penerangan utamanya pada setiap aktivitas yang ada di bangunan tersebut. Namun seiringnya berjalan waktu akan menggunakan energi listrik yang besar dan menghasilkan karbon yang dapat merusak lingkungan, berdasarkan prinsip arsitektur hijau bahwa penggunaan energi yang berlebih dan emisi lingkungan harus dikurangi, bangunan harus efisien energi serta mengurangi dampak lingkungan. Maka pemilihan teknologi pipa cahaya ini merupakan alternatif yang baik untuk pengganti lampu konvensional yang berguna mengurangi pemakaian enrgi listrik pada siang hari dan membuat lingkungan lebih hijau serta menjadi lebih baik lagi. Penerapan teknologi ini yang paling umum di letakkan pada atap bangunan, karena pipa cahaya ini mampu dengan maksimal menangkap cahaya matahari dari berbagai arah. Pada bangunan komersil umumnya banyak yang menggunakan lampu konvensional sebagai penerangan utamanya pada setiap aktivitas. (Srisamranrungruang T,Kyosuke H.2020). Pemasangan pipa cahaya di atap.
.
(Sumber : Yohannes, I. dkk, 2020) .
KESIMPULAN
Pipa cahaya terdiri dari 3 bagian, yaitu kolektor, pipa transfer dan diffuser. Sistem kerja dari pipa cahaya ini, yaitu dengan cara meneruskan sinar matahari dari luar bangunan ke dalam bangunan dengan cara sinar matahari yang ditangkap oleh kolektor lalu di kirim kediffuser melalui pipa transfer yang mana material-material dari pipa transfer ini bersifat memantulkan sinar hingga 98%. Dengan menggunakan teknologi pipa cahaya ini, energi pada bangunan dapat hemat energi dari 15% hingga 20% dalam jangka panjang dibandingkan menggunakan lampu konvensional. Dapat menghemat energi mencapai hingga 20%, jika perletakan pipa cahaya berada di atap bangunan karena dengan matahari dari berbagai arah. Beberapa dampak positif dan negatif penggunaan pipa cahaya dibandingkan lampu konvensional pada bangunan, diantaranya:
1. Pipa cahaya sudah mudah untuk didapatkan, namun pemasangannya harus orang yang berkemampuan khusus untuk memasangnya, sedangkan lampu konvensional sangat mudah didapat dan mudah pada pemasangannya.
2. Biaya pipa cahaya pada awal pemasangan relatif mahal, sedangkan biaya lampu konvensional relatif murah.
3. Energi listrik yang digunakan pada bangunan menjadi lebih murah dalam kurun waktu yang lama, karena pada siang hari menggunakan teknologi pipa cahaya sehingga pengeluaran biaya bangunan untuk listrik lebih hemat 15 hingga 40 persen, sedangkan pada lampu konvensional akan memakan energi listrik yang besar dalam kurun waktu yang lama.Dengan keunggulan yang ditawarkan oleh sistem pipa cahaya, bahwa teknologi ini memiliki potensi untuk digunakan secara luas oleh bangunan komersil di Indonesia. .
DAFTAR PUSTAKA
Atifah, N.L., Fisika Bangunan 1, GRIYA KREASI, Jakarta, 2015
Sharma, L. dkk.(2018). Performance evaluation of a top lighting light-pipe in buildings and estimating energy saving potential. Schemantic Scholar, 33
Shete, A.N.Vaibhav D.K.(2021). Light Pipe – A Sustainable Daylightining System for Building. International Journal of Engineering Trends and Technology, 46 Srisamranrungruang T, Kyosuke H.(2019) Possibilities of using light pipes to buildings. IOP SCIENCE, 29
Thakkar, V. (2013). Experimental study of Tubular Skylight and comparison with Artificial Lighting of standard ratings.