Efisiensi Energi dengan Teknologi Wearable di Bangunan Pintar: Sistem Penyesuaian Suhu Berbasis Lokasi
Ditulis oleh Khairiah El Marwiah
Pendahuluan
Bangunan secara global menyumbang proporsi besar dari konsumsi energi dunia. Laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) menyebutkan bahwa gedung menyerap hampir 40% total penggunaan energi secara global dan bertanggung jawab atas sekitar sepertiga emisi karbon (IEA, 2023). Sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara—dikenal sebagai HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning)—merupakan penyumbang utama konsumsi energi yang tinggi, karena bertugas mengatur suhu agar sesuai dengan kenyamanan penghuni. Namun, seringkali energi yang digunakan tidak proporsional dengan kebutuhan di tiap lokasi. Dalam konteks ini, bangunan pintar memberikan solusi menarik, yakni dengan penerapan perangkat wearable yang memungkinkan efisiensi energi lebih baik.
Perangkat wearable, seperti jam pintar atau sensor lainnya, dapat mengenali keberadaan dan kondisi penghuni secara langsung. Informasi ini digunakan oleh bangunan pintar untuk mengatur suhu ruangan sesuai kebutuhan individu. Teknologi ini memungkinkan efisiensi energi sekaligus memberikan kenyamanan optimal bagi penghuni. Artikel ini akan membahas penerapan bangunan pintar yang memanfaatkan wearable untuk penghematan energi melalui penyesuaian suhu berdasarkan lokasi penghuni.
Bangunan Pintar dan Pengelolaan Energi yang Efisien
Bangunan pintar dirancang untuk meningkatkan efisiensi energi melalui kombinasi teknologi IoT (Internet of Things), sensor, dan kecerdasan buatan (AI). Sistem HVAC pada bangunan pintar dilengkapi dengan berbagai sensor yang memungkinkan pengaturan otomatis suhu, ventilasi, dan pencahayaan yang sesuai dengan kondisi terkini. Data dari perangkat IoT, yang meliputi sensor suhu, cahaya, dan wearable, memungkinkan pemantauan serta pengaturan ruangan secara real-time (Gupta et al., 2021).
Kecerdasan buatan dan teknologi IoT memampukan bangunan pintar untuk mengenali pola aktivitas penghuni, seperti kapan mereka berada di dalam atau bergerak di sekitar gedung, guna menyesuaikan konsumsi energi. Sistem ini memberi pemilik bangunan kendali penuh atas efisiensi energi, kenyamanan, dan fleksibilitas. Sebagai contoh, gedung pintar dapat otomatis memadamkan lampu dan mengatur suhu saat ruangan tidak berpenghuni, sehingga menghemat energi secara signifikan.
https://pixabay.com/illustrations/artificial-intelligence-network-3706562/
Manfaat Perangkat Wearable untuk Efisiensi Energi
Wearable adalah perangkat yang dipakai oleh penghuni, seperti jam pintar atau gelang pintar, yang memungkinkan pendeteksian lokasi serta pengumpulan data fisik, seperti suhu tubuh atau detak jantung. Informasi ini penting bagi bangunan pintar karena membantu sistem HVAC dalam menyesuaikan suhu ruangan sesuai kebutuhan penghuni.
Dengan adanya perangkat wearable, bangunan pintar dapat mendeteksi posisi individu di dalam ruangan dan mengatur suhu ruangan secara otomatis. Misalnya, ketika sensor wearable mengenali keberadaan penghuni di ruangan tertentu, sistem HVAC dapat mengatur suhu sesuai dengan preferensi atau kondisi fisik penghuni, berdasarkan data dari perangkat wearable tersebut. Ini menghindarkan pemborosan energi di ruangan kosong atau yang tidak membutuhkan pengaturan suhu tinggi.
Integrasi Wearable dengan Sistem HVAC
Untuk mengoptimalkan energi bangunan, perangkat wearable perlu diintegrasikan dengan sistem HVAC yang sudah ada. Data yang dikumpulkan oleh wearable dikirim ke sistem manajemen bangunan pintar (BMS), yang terhubung melalui jaringan IoT. BMS memanfaatkan algoritma pembelajaran mesin untuk menganalisis pola aktivitas penghuni, sehingga sistem HVAC bisa diatur dengan lebih tepat.
Misalnya, suhu ruangan bisa diatur berdasarkan tingkat aktivitas penghuni. Jika penghuni melakukan aktivitas fisik tinggi, seperti olahraga di dalam gedung, perangkat wearable akan mendeteksi kenaikan detak jantung. Sistem HVAC kemudian bisa menurunkan suhu ruangan untuk memberikan kenyamanan yang lebih besar. Begitu penghuni kembali ke ruang kerja atau area istirahat, suhu akan disesuaikan kembali.
Dengan integrasi ini, perangkat wearable bisa menjadi penghubung antara penghuni dan sistem HVAC yang lebih cerdas. Penggunaan data yang diperoleh dari perangkat wearable memungkinkan bangunan untuk beradaptasi dengan kebutuhan energi secara dinamis. Misalnya, ketika penghuni melakukan aktivitas fisik yang intens, seperti berolahraga atau bergerak cepat, perangkat wearable dapat memberikan informasi yang relevan kepada sistem BMS, yang kemudian mengirimkan sinyal untuk menurunkan suhu ruangan secara otomatis, guna menghindari pemborosan energi. Sebaliknya, saat penghuni beristirahat atau bekerja dalam lingkungan yang lebih tenang, suhu dapat disesuaikan ke tingkat yang lebih nyaman tanpa menggunakan energi yang berlebihan. Pendekatan ini bukan hanya menghemat energi, tetapi juga bisa menciptakan pengalaman yang lebih personal dan nyaman bagi setiap penghuni, sekaligus mendukung tujuan keberlanjutan bangunan pintar.
Penyesuaian Suhu Berdasarkan Kondisi Fisik
Data dari perangkat wearable tidak hanya menunjukkan lokasi penghuni tetapi juga kondisi fisik dan aktivitas mereka. Contohnya, sensor wearable bisa mendeteksi kenaikan suhu tubuh atau perubahan detak jantung, tergantung dari
aktivitas yang dilakukan penghuni. Sistem HVAC kemudian dapat menyesuaikan suhu ruangan untuk memenuhi kebutuhan individu, yang pada akhirnya menciptakan kenyamanan tanpa membuang-buang energi.
Sebagai ilustrasi, penghuni yang sedang bekerja mungkin merasa lebih nyaman dengan suhu ruangan yang lebih hangat dibandingkan dengan individu yang sedang beraktivitas fisik. Penyesuaian suhu yang tepat dapat menghemat energi hingga 30%, menurunkan biaya operasional, serta mengurangi jejak karbon gedung (Lee et al., 2022).
Tantangan Implementasi dan Keamanan Data
Walaupun menawarkan banyak keuntungan, penggunaan teknologi wearable dalam bangunan pintar juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah privasi dan keamanan data penghuni. Data yang dikumpulkan oleh wearable, termasuk lokasi dan kondisi kesehatan penghuni, merupakan informasi yang sensitif dan harus dilindungi. Oleh karena itu, sistem pengelolaan data bangunan pintar perlu menerapkan langkah-langkah keamanan seperti enkripsi dan pembatasan akses untuk memastikan privasi penghuni (Wang & Kim, 2023).
Selain itu, biaya awal yang tinggi untuk mengintegrasikan teknologi ini juga menjadi kendala, yang mencakup perangkat wearable, sensor tambahan, serta sistem BMS berbasis AI. Meski biaya awalnya tinggi, investasi ini dapat terbayar dalam bentuk penghematan energi jangka panjang.
Manfaat Lingkungan dan Keberlanjutan
Bangunan pintar berbasis wearable tidak hanya mampu menghemat energi tetapi juga memberikan kenyamanan optimal bagi penghuni. Dengan penyesuaian suhu berdasarkan kebutuhan individu, konsumsi energi lebih efisien, yang berdampak langsung pada pengurangan emisi karbon gedung. Bangunan pintar dengan teknologi wearable untuk pengelolaan energi bisa menjadi model dalam penerapan praktik berkelanjutan di industri properti.
Selain itu, teknologi ini meningkatkan kenyamanan penghuni dengan menyediakan lingkungan yang disesuaikan dengan preferensi mereka. Kenyamanan ini bisa meningkatkan produktivitas dan kepuasan penghuni, yang pada akhirnya memberikan nilai tambah bagi pemilik atau pengelola gedung.
Peluang Pengembangan di Masa Depan
Teknologi wearable dan bangunan pintar akan terus berkembang, terutama dengan peningkatan pada kecerdasan buatan dan analisis data. Algoritma pembelajaran mesin yang lebih canggih akan membuat penyesuaian suhu lebih akurat, dengan mempertimbangkan banyak faktor, termasuk kondisi cuaca luar ruangan dan pola penggunaan ruangan. Di masa mendatang, teknologi wearable dan bangunan pintar berpotensi menjadi dasar bagi pengembangan gedung yang secara otomatis menyesuaikan diri untuk menghemat energi dan mendukung keberlanjutan tanpa intervensi langsung dari penghuni.
Kesimpulan
Penggunaan perangkat wearable dalam bangunan pintar untuk menyesuaikan suhu berdasarkan lokasi penghuni adalah solusi inovatif yang bisa secara signifikan menurunkan konsumsi energi. Dengan memanfaatkan data lokasi dan kondisi fisik penghuni, sistem HVAC dapat menyesuaikan suhu ruangan secara presisi, sehingga energi tidak terbuang pada ruang yang kosong. Meski ada tantangan terkait keamanan data dan biaya implementasi, teknologi ini memiliki prospek yang cerah dalam pengelolaan gedung berkelanjutan.
Bangunan pintar berbasis wearable tidak hanya efisien dalam konsumsi energi tetapi juga memberikan kenyamanan lebih bagi penghuninya, sehingga dapat menjadi solusi yang ideal bagi masa depan berkelanjutan. Dengan pengembangan lebih lanjut, perangkat wearable berpotensi menjadi kunci efisiensi energi yang optimal di sektor properti.
Referensi
International Energy Agency. (2023). Energy Efficiency 2023. Diakses dari iea.org.
Gupta, R., Park, J., & Yoon, H. (2021). “Smart Building Performance: Data-Driven Analysis”. Journal of Building Performance, 12(2), 45-60.
Lee, C., Zhang, H., & Chen, J. (2022). “Wearable Devices for Building Energy Management”. Journal of Sustainable Development of Energy, Water and Environment Systems, 10(3), 293-312.
Wang, X., & Kim, Y. (2023). “Privacy and Security in Smart Buildings”. IEEE Transactions on Information Forensics and Security, 18(4), 678.
Good Job, Teman