A glass dome with people on it with Reichstag dome in the background

Masa Depan Green Building : Optimalisasi Energi melalui Smart Building Management System

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 36

Ditulis oleh Nur Mafida Maulidiya

Dalam beberapa tahun terakhir, bangunan hijau telah menjadi semakin penting sebagai sarana untuk mengurangi dampak lingkungan dari bangunan dan mengurangi konsumsi energi. Smart Building Management System adalah penerapan sistem pengaturan otomatis terhadap sebuah bangunan, di mana sistem ini telah diatur dengan menggunakan algoritma yang terstrukur secara rapi dan hampir semua bagian atau komponen bangunan bisa dikelola secara otomatis (Putra, W. K., 2020). Terdapat beberapa tantangan dalam pengembangan gedung pintar, salah satunya adalah keandalan dan adaptasi real-time terhadap kondisi. Untuk menyelesaikan masalah perlu adanya wawasan mendalam tentang teori kontrol, pembelajaran mesin, spesifikasi sistem, dan persyaratan desain. Dari hal-hal tersebut perlu diperhatikan pada sistem manajemen real-time untuk mengendalikan berbagai aspek bangunan pintar (kondisi dalam ruangan, kriteria kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan biaya), dan juga menyajikan spesifikasi kinerja, persyaratan desain, dan kendala pengoperasian (Eini, R., et al., 2021).

Dalam ranah ‘Masa Depan Green Building : Optimalisasi Energi melalui Smart Building Management System’, penggabungan sistem manajemen bangunan pintar telah muncul sebagai aspek sentral dalam meningkatkan efisiensi energi dan keberlanjutan, yang menggali kemungkinan-kemungkinan untuk memadukan teknologi mutakhir dan arsitektur ramah lingkungan untuk mendorong landscape bangunan yang lebih hijau dan berkelanjutan konteks historis dari topik ini berawal dari tahun 1970-an. Saat itu adalah masa yang ditandai dengan krisis minyak dan meningkatnya kesadaran akan masalah lingkungan, yang memicu antusiasme baru terhadap metode bangunan hemat energi. Mengingat tantangan global yang ditimbulkan oleh penurunan sumber daya alam dan dampak lingkungan dari tindakan manusia, para arsitek, insinyur, dan pembuat kebijakan mencari solusi terobosan untuk meminimalkan penggunaan energi dan mengurangi jejak karbon bangunan. Salah satu tokoh terkemuka yang telah memberikan dampak besar dalam bidang bangunan hijau adalah Arsitek Norman Foster. Karyanya telah memainkan peran penting dalam mempengaruhi desain dan pelaksanaan praktik bangunan berkelanjutan. Proyek-proyek terkenal Foster, termasuk Kantor Pusat Commerzbank di Frankfurt dan gedung Reichstag di Berlin, menunjukkan potensi dan keuntungan dari penggabungan sumber energi terbarukan, sistem pendingin pasif, dan teknologi manajemen gedung yang canggih ke dalam cetak biru konstruksi kontemporer : Optimalisasi Energi melalui Smart Building Management System” sangat luas. Dengan mengelola konsumsi energi secara efisien dengan sistem bangunan pintar, bangunan hijau dapat mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan, mengurangi biaya energi, dan meningkatkan kualitas lingkungan binaan secara keseluruhan.

A tall building with a towerA glass dome with people on it with Reichstag dome in the background

Gambar 1. Kantor Pusat Commerzbank, Frankfurt. Gambar 2. Gedung Reichstag, Berlin.

Selain Norman Foster, terdapat individu-individu berpengaruh yang telah memberikan kontribusi di bidang ‘Masa Depan Green Building : Optimalisasi Energi melalui Smart Building Management System’ termasuk Dr. Ivan Kurniawan, seorang ahli di bidang otomasi bangunan dan manajemen energi. Penelitian Dr. Ivan Kurniawan mengenai teknologi bangunan pintar dan penerapannya dalam konteks Indonesia telah meletakkan dasar bagi praktik-praktik bangunan berkelanjutan di wilayahnya. Karyanya telah membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya optimalisasi energi dalam bangunan dan peran teknologi dalam mencapai tujuan lingkungan. Dari berbagai perspektif, integrasi sistem manajemen gedung pintar pada bangunan hijau telah disambut dengan antusiasme dan skeptisisme. Para pendukung berpendapat bahwa sistem ini menawarkan solusi praktis untuk mengurangi pemborosan energi dan meningkatkan kinerja bangunan, sementara pihak yang skeptis menyuarakan kekhawatiran tentang privasi data, risiko keamanan cyber, dan kerumitan implementasi. Sangat penting untuk mengatasi tantangan-tantangan ini melalui langkah-langkah keamanan yang kuat, peraturan yang jelas, dan keterlibatan pemangku kepentingan untuk memastikan keberhasilan adopsi teknologi bangunan pintar.

Penggabungan sistem manajemen bangunan pintar yang menggunakan berbagai sensor, otomatisasi, dan analitik data, telah terbukti menjadi komponen penting dari inisiatif bangunan hijau. Namun demikian, pelaksanaan inisiatif “Masa Depan Green Building : Investasi awal yang diperlukan untuk memasang teknologi manajemen gedung yang canggih dapat menjadi rintangan yang cukup besar, terutama untuk proyek-proyek yang lebih kecil atau daerah yang sedang berkembang. Selain itu, integrasi yang mulus dari sistem tersebut menuntut sejumlah besar pengetahuan teknis dan pemeliharaan yang berkelanjutan. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran bagi pemilik dan pengelola properti tertentu.

Terlepas dari tantangan yang ada, potensi manfaat dari “Masa Depan Green Building : Optimalisasi Energi melalui Sistem Manajemen Gedung Pintar” tidak perlu dipertanyakan lagi. Di dunia yang sedang bergulat dengan tantangan perubahan iklim dan kelangkaan sumber daya, penerapan praktik bangunan hijau dan sistem manajemen gedung pintar sangat penting untuk membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan. Berikut beberapa inovasi yang dapat dilakukan untuk optimalisasi energi melalui smart building management system :

Pengembangan smart building management system melalui kecerdasan buatan (AI) untuk analisis prediktif. Dengan mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML), smart building management system dapat memprediksi pola konsumsi energi dan kondisi lingkungan dalam bangunan. Sistem ini dapat mengoptimalkan penggunaan energi berdasarkan waktu, cuaca, dan pola penggunaan bangunan, yang dapat membantu mengurangi pemborosan energi secara signifikan. Selain itu, AI juga dapat memberi rekomendasi otomatis untuk pemeliharaan atau reparasi, membantu mencegah kerusakan sistem yang dapat mengakibatkan pemborosan energi.

Integrasi sumber energi terbarukan yang dinamis. Menggabungkan sumber energi terbarukan seperti panel surya atau sistem pemanas/pendingin geothermal dengan gedung pintar dapat memungkinkan pemanfaatan energi lebih efisien. Inovasi ini bisa semakin maju dengan teknologi yang memungkinkan smart building system memilih dan mengoptmalkan sumber energi sesuai ketersediaan dan kebutuhan. Sistem ini dapat mengukur persediaan energi dari sumber-sumber terbarukan dan menyesuaikan konsumsi listrik atau pendinginan secara otomatis, membantu mencapai swasembada energi.

Pengembangan “Green Roofs” pintar dan fasad yang dapat beradaptasi dengan cuaca. Atap hijau dan fasad bangunan yang memiliki vegetasi alami atau panel surya yang dapat beradaptasi dengan cuaca atau kebutuhan pencahayaan. Misalnya, panel surya di atap atau fasad bangunan yang dapat bergerak atau mengatur sudutnya sesuai dengan arah matahari untuk menghasilkan energi lebih efisien. Selain itu, vegetasi di atap dan fasad bisa membantu mengurangi suhu sekitar bangunan, meningkatkan isolasi, dan mengurangi kebutuhan energi untuk pendinginan.

Optimasi energi melalui “Internet of Things” (IoT) untuk pengelolaan ruangan. Penggunaan IoT memungkinkan gedung pintar untuk mengelola pencahayaan, pendinginan, dan pemanasan di setiap ruangan berdasarkan kebutuhan pengguna di ruangan tersebut. Misalnya, lampu dan pendingin ruangan dapat mati secara otomatis ketika ruangan tidak terpakai dan hidup kembali ketika terdapat penghuni. IoT juga memungkinkan integrasi antar sistem di dalam gedung untuk bekerja secara terkoordinasi, seperti menggabungkan sistem keamanan, pencahayaan, dan pendingin agar lebih hemat energi.

Aplikasi “Green Building” untuk pemantauan energi secara langsung oleh penghuni. Menyediakan aplikasi atau dashboard untuk penghuni bangunan hijau, di mana para pengguna bisa memantau konsumsi energi dan kualitas udara secara langsung. Fitur tersebut bisa membantu meningkatkan kesadaran penghuni terhadap energi yang digunakan, mendorong untuk lebih hemat dan bijak dalam penggunaan energi.

Dampak dari ‘Bangunan Hijau Masa Depan : Optimalisasi Energi melalui Smart Building Management System’ sangat signifikan dalam hal efisiensi energi, penghematan biaya, dan manfaat lingkungan. Dengan menggabungkan sistem manajemen gedung pintar seperti sensor, kontrol, dan analitik, gedung dapat mengoptimalkan penggunaan energi, meningkatkan kenyamanan penghuni, dan mengurangi biaya pemeliharaan. Sistem ini memungkinkan pemantauan dan penyesuaian waktu nyata (real time) pada sistem pencahayaan, pemanasan, pendinginan, dan ventilasi, sehingga konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca menjadi lebih rendah. Dengan adanya berbagai inovasi tersebut, konsep “Masa Depan Green Buiding” akan menjadi lebih efektif dalam mendorong keberlanjutan dan efisiensi energi. Inovasi tersebut juga dapat memperkuat kolaborasi antara penghuni, pemilik bangunan, dan teknologi canggih dalam menghadapi tentangan lingkungan di masa depan.

Singkatnya, “Masa Depan Bangunan Hijau: Optimalisasi Energi melalui Smart Building Management System” mewakili pendekatan transformatif untuk desain dan operasi bangunan yang memprioritaskan efisiensi energi dan kelestarian lingkungan, serta menandakan kemajuan penting menuju lingkungan binaan yang lebih berkelanjutan. Dengan belajar dari konteks sejarah, tokoh-tokoh penting, dampak, individu yang berpengaruh, perspektif, dan potensi perkembangan masa depan di bidang ini, kita dapat memanfaatkan teknologi bangunan pintar untuk mengatasi tantangan yang mendesak dan membentuk lingkungan binaan yang lebih ramah lingkungan. Yang pada akhirnya memainkan peran penting dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh bagi planet ini.

Daftar Pustaka

Eini, R., Linkous, L., Zohrabi, N., & Abdelwahed, S. (2021). Smart building management system: Performance specifications and design requirements. Journal of Building Engineering, 39, 102222.

Putra, W. K., (2020, 23 Desember). “Smart Building Management System”. https://mti.binus.ac.id/2020/12/23/smart-building-management-system/

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 5 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 2

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment