Pentingnya Penerapan Green Building dalam Lingkungan Berkelanjutan

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 8

Ditulis oleh Ayu Dwi Cahyarani

Material menjadi dasar suatu pembangunan baik dalam rumah, perkantoran, pabrik, dan lainnya. Diperlukan pertimbangan yang sangat serius dalam penentuan jenis material, pola pembangunan, teknik pembangunan dan lainnya. Dari berbagai permasalahan seperti isu global warming. Hal ini berkaitan dengan data dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, yaitu meningkatnya emisi gas karbondioksida (CO2), chlorofluorocarbon (CFC) dan metana di atmosfer yang berdampak pada rusaknya lapisan ozon atau biasa disebut bahan perusak ozon (BPO). Semakin meningkatnya penggunaan BPO, maka akan semakin tinggi pula upaya yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya pemanasan global. Menurut Berge (2009), sektor industri bangunan merupakan sektor konsumsi sumber daya alam dunia kedua terbesar setelah sektor industri makanan. Oleh karena itu pelaku industri bangunan mengambil peran sangat penting untuk dapat mengurangi dampak lingkungan yang menyebabkan pemanasan global.

Salah satu konsep yang gencar dilakukan adalah Green Building, dimana Green Building merupakan salah satu konsep yang muncul dalam mendukung pembangunan rendah karbon yakni melalui kebijakan dan program peningkatan efisiensi energi, air dan material bangunan serta peningkatan penggunaan teknologi rendah karbon. Penerapan Green Building bukan saja memberikan manfaat secara ekologis, tetapi juga bernilai ekonomis, dengan cara menurunkan biaya operasional dan perawatan gedung. Bangunan ramah lingkungan (Green Building) menurut peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 tahun 2010 tentang Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan, adalah suatu bangunan yang menerapkan prinsip lingkungan dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya dan aspek penting penanganan dampak perubahan iklim.

.

Tujuan umumnya Green Building adalah bahwa bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak keseluruhan dari lingkungan yang dibangun pada kesehatan manusia dan lingkungan alam dengan cara: Efisien menggunakan energi, air (memilih keran yang memakai tap yang hanya mengeluarkan air dalam volume tertentu) dan sumber daya lain seperti material bagunan, Kesehatan penghuni, melindungi dan meningkatkan produktivitas manusia dalam bekerja, Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan.

Tak hanya itu, material atau Green Material yang dipilih bukan hanya pada harga namun pada kualitas serta ketahanan dan kebaikan untuk sekita. Dimana material ramah lingkungan sendiri menyangkut dari sisi produk material itu sendiri. Material ramah lingkungan adalah material yang pada saat digunakan dan dibuang, tidak memiliki potensi merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan. Sedangkan, Green Material memiliki pengertian lebih besar selain hanya dari sisi produk materialnya saja yang ramah lingkungan. Tetapi, juga meninjau keberlanjutan dari sumber material, proses produksi, proses distribusi, dan proses pemasangan. Serta dapat mendukung penghematan energi (energi listrik dan air), meningkatkan kesehatan dan kenyamanan, dan efisiensi manajemen perawatan bangunannya. .

Beberapa faktor dan strategi yang harus dipertimbangkan dalam memilih material bangunan :                                      

a. Bangunan yang dirancang dapat dipakai kembali dan memperhatikan sampah/buangan bangunan pada saat pemakaian.         

b. Bahan bangunna tersebut dapat dipakai kembali (didaur ulang)                

c. Keaslian material                             

d. Energi yang diwujudkan (embodied energy)                               

e. Produksi material                                       

f. Dampak dari material                                                       

g. Material yang mengandung racun                                       

h. Efisiensi ventilasi                                

i. Teknik konstruksi yang digunakan                                           

j. Memprioritaskan material alami                            

k. Mempertimbangkan durabilitas dan umur dari produk

Tak hanya itu, untuk material bangunan yang ramah lingkungan pula seperti misalnya kerangka bangunan utama dan atap, menggunakan material baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, sehingga baja dapat digunakan sebagai pengganti pemakaian material kayu, untuk mengurangi penebangan hutan/pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian hutan sebagai paru-paru dunia. Material bangunan lainnya yang ramah lingkungan misalnya semen instan, keramik (untuk dinding pengganti wallpaper dan lantai ). Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi, batu bata, aluminium (bisa untuk kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang). Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), hemat biaya, lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu). sehingga dapat mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.

Upaya-Upaya untuk mewujudkan Green Construction adalah :         

1. Membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya Green Construction bagi dunia pembangunan di Indonesia.             

2. Membuat bangunan-bangunan yang berbahan dasar ramah lingkungan.

3. Mengatur tata letak kota yang sesuai dengan konsep Green Construction yang berwawasan lingkungan.

4. Membangun sistem bangunan yang effisien dalam menggunakan energi.                     

5. Membangun Green Construction dengan menggunakan material yang dapat di perbaharui, didaur ulang, dan digunakan kembali serta mendukung konsep efisiensi energi.

6. Mengolah limbah-limbah yang bermanfaat untuk dijadikan material bahan dasar.

7. Membangun Green Construction yang sesuai dengan kondisi alam, dan iklim wilayah Indonesia.                                                                                                                

8. Inovasi untuk mengembangkan green building terus dilakukan sebagai upaya untuk menghemat energi dan mengurangi masalah-masalah lingkungan.

9. Pemilihan material yang pas agar Green Building bisa bertahan lebih lama.

10. Penggunaan teknologi teknologi yang sesuai dan ramah lingkungan agar tidak merusak ekosistem sekitar..

Untuk mengurangi emisi dan efek negatif terhadap lingkungan, penggunaan dan perbaikan bahan ramah lingkungan sangat penting diterapkan dalam berbagai aspek pembangunan. Pembangunan, yang merupakan salah satu penyumbang utama emisi, harus sadar dan berusaha mengurangi polutan karena alam telah menyumbang banyak polutan. Bangunan ramah lingkungan sangat penting di daerah pedesaan dan di perkotaan yang padat penduduk dan penuh dengan aktivitas pembangunan. Di lingkungan perkotaan, upaya untuk mendukung bangunan hijau dapat digabungkan dengan berbagai inisiatif, seperti mengelola sampah rumah tangga, mengurangi penggunaan plastik, dan reboisasi. Memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan, menjaga kualitas lingkungan, dan menciptakan ruang yang lebih sehat dan nyaman bagi semua makhluk hidup akan menjadi hasil dari tindakan ini.

KESIMPULAN.

Baik di dalam rumah, perkantoran, pabrik, dan tempat lain, material tidak pernah ketinggalan zaman. Ini membentuk pertimbangan yang serius saat memilih jenis material, pola pembangunan, teknik pembangunan, dan hal lainnya. Selain itu, banyak masalah, seperti masalah pemanasan global. Konsep Green Building muncul untuk mendukung pembangunan rendah karbon dan didukung oleh kebijakan dan program yang meningkatkan efisiensi energi, udara, dan material bangunan serta penggunaan teknologi rendah karbon. Penggunaan Green Building tidak hanya menguntungkan lingkungan, tetapi juga menguntungkan finansial karena biaya operasional dan perawatan bangunan akan turun. Bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak keseluruhan dari lingkungan yang dibangun dengan menerapkan prinsip lingkungan dalam perancangan, pembangunan , pengoperasian, dan pengelolaan, serta elemen penting penanganan dampak perubahan iklim. Tujuan umum dari bangunan hijau adalah untuk menerapkan prinsip-prinsip lingkungan dalam semua aspek operasionalnya..

DAFTAR PUSTAKA.

Imran, M. 2018. Material Kontruksi Rmah Lingkungan dengan Penerapan Teknoloho Tepat Guna. Jurnal Peradaban Sains. Vol. 6 No. 2. Hlm 146-157.

Karuniastuti, N. 2015. Bangunan Rmah Lingkungan. Jurnal PPSDM Migas. Vol. 5 No.1. Hlm 8-15.

Syahriyah, D. R. 2017. Material Pada Kriteria Bangunan Rumah Lingkungan Di Indonesia . Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia. Vol 6 No.2. Hlm 100-105.

.

.

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 0 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 0

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment