Inovasi untuk Akselerasi Pengembangan Bangunan Hijau & Cerdas
Ditulis oleh Cherin Tania Girsang
Teknologi terus berkembang dengan pesat, dan banyak inovasi terbaru yang dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah teknologi bangunan cerdas (smart building) yang semakin canggih dan terintegrasi, memungkinkan penghuninya untuk mengontrol dan mengoptimalkan berbagai aspek kehidupan sehari-hari, dari efisiensi energi hingga kenyamanan dan keamanan.
Bangunan cerdas (smart building) adalah bangunan yang menggunakan teknologi untuk mengelola dan mengontrol berbagai sistem di dalamnya, seperti pencahayaan, suhu, keamanan, dan penggunaan energi. Teknologi ini membantu bangunan beroperasi lebih efisien, nyaman, dan aman, dengan mengoptimalkan konsumsi energi.
Efisiensi energi memiliki konsep yang mengacu pada penggunaan energi dengan cara yang lebih hemat dan optimal, sehingga energi yang digunakan dapat menghasilkan manfaat atau output yang maksimal dengan penggunaan energi yang minimal.
Teknologi dalam bangunan cerdas dapat meningkatkan efisiensi energi dalam bangunan hijau, menjadikan bangunan lebih hemat energi, mengurangi pemborosan, dan memanfaatkan sumber daya secara optimal, mendukung prinsip keberlanjutan yang ada dalam desain bangunan hijau sehingga memberi manfaat terhadap lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Pada dasarnya, bangunan cerdas dengan konsep bangunan hijau memiliki beberapa aspek seperti material, energi, air, dan kesehatan. Material yang digunakan bisa berasal dari alam, merupakan sumber yang terbaru yang dikelola secara berkelanjutan, daya bahan bangunan yang dikaji layak dan teruji, bahan bangunan yang didapat secara lokal untuk mengurangi biaya transportasi, bahan bangunan yang digunakan harus ramah lingkungan, mudah didaur ulang dan dapat mengunakan bahan dauru lang untuk mengurangireduksi sampah. Energi, penerapan panel surya bisa digunakan sebagai alternatif energi pada bangunan, pada bangunan selayaknya mengunakan jendela untuk menghemat pengunaan energi terutama listrik dan AC, selain itu baik untuk sirkulasi udara bangunan, pengunaan lampu dan peralatan listrik hemat energi. Air, pengunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air hujan yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman dan toilet dan menggunakan alat – alat hemat listrik seperti tidak mengunakan bathtub, mengunakan toilet flush hemat air dan mengunakan sistem pemanas air tanpa listrik. Dari segi kesehatan, mengunakan bahan – bahan furniture dan finishing gedung yang tidak beracun untuk meningkatkan kualitas udara pada ruangan, mengurangi resiko asma, alergi.
Sifat – sifat dari bangunan hijau sendiri adalah berkelanjutan (sustainable), ramah lingkungan (earthfriendly), bangunan berkinerja tinggi (high performance building). Berkelanjutan yang berarti bangunan tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan– perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar. Ramah lingkungan menyangkut masalah pemakaian energi. High performance building berfungsi untuk meminimalisir penggunaan energi dengan memanfaatkan energi yang berasal dari alam dan dipadukan dengan teknologi tinggi. Bangunan cerdas berbasis bangunan hijau dapat dicirikan sebagai bangunan yang memanfaatkan ruang alam, menggunakan energi yang dapat diperbaharui, menggunakan bahan yang bersiffat ramah lingkungan, menggunakan bahan atau material yang bersifat reuse, reduce, recycle, serta penerapan bangunan yang menghasilkan limbah yang dalam batas toleransi berdasarkan aspek lingkungan hidup.
Teknologi terbaru dalam bangunan cerdas untuk mengurangi konsumsi energi dapat berupa penginovasian material yang digunakan saat proses konstruksi, seperti :
1) Bahan semen, sebagai komponen utama pembanguan dimana pabrik semen ternyata merupakan penyumbang gas CO2 yang cukup besar, sekitar 930 juta ton/tahun , menempati urutan kedua setelah pembangkit tenaga listrik atau dengan kata lain berkontribusi sekitar 7% dari total emisi gas CO2 yang berkisar 13.470 juta ton/tahun (berdasarkan data dari Inter-Governmental Panel on climate Change/IPCC), dengan inovatif antara bahan dan teknologi dapat membuat beton yang ramah lingkungan, yaitu dengan mengurangi kadar semen yang otomatis mengurangi gas CO2, permasalahannya adalah pengurangan porsi semen harus digantikan dengan material cementitious sebagai akditif yang berkualitas dengan kadar yang sesuai, sehingga tetap diperoleh beton berkinerja tinggi, aditif tersebut adalah abu terbang, silica fume yang diolah pada silo semen dengan teknologi beton moderen dapat memperoleh penghematan energi 21,1% (IPCC).
2) Bahan Habel dan b – panel, sebagai komponen utama dinding bangunan. Hebel yaitu bahan bangunan sebagai komponen bangunan berupa blok dinding yang mempunyai keunggulan dari segi kekuatan dan efisiensi waktu pada pelaksanaan pemasangan dinding, dengan material kapur, semen, pasir silica dan air melalui teknologi penggilingan dan pemintalan dan pencampuran di cetak dan dipotong sesuai dengan ukuran yang efisien pada dimensi dinding, sehingga mengurang waste factor pemakaian bahan, sehingga dapat dikategorikan bahan hemat sampah konstruksi. Sedangkan B – panel adalah panel beton pracetak-prategang, merupakan sistem bahan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan yang inovatif, karena terpadu dari panel komposit beton reinforced – expanded polystyrene ( EPS ) yang memiliki karakteristik insulasi thermal dan akustik serta ketahanan terhadap gempa, disebut komponen bangunan ramah lingkungan karena 100% recyclable dapat didaur-ulang, jangka pemakaian lama ( selama umur bangunan ), tidak beracun dan tidak membusuk.
Gambar 1.1 Material Habel
(Sumber gambar internet)
3) Atap genteng, penutup atap bahan tanah liat genteng dengan teknologi pembakaran moderen (tunnel) yang dapat menciptakan genteng keramik yang beraneka warna dan kuat menahan terik panas matahari dan juga terhadap curah hujan, sebaiknya menggunakan warna terang agar sinar matahari dapat dipantulkan dan tidak menyerap kedalam ruangan.
Gambar 1.1 Atap Genteng
(Sumber gambar internet)
4) Atap beton dapat direduksi panasnya dengan roof garden, yaitu membuat penghijauan atap dengan Prefabricated Extensive Green Roof Tray System ( PEG), yaitu bahan ramah lingkungan dan dibuat pra – fabrikasi, sistem modul, implementasi praktis dan reduksi panas, Penghijauan atap juga memberikan nilai estetika, memperbaiki kualitas udara karena menyerap CO2 dan mengeluarkan O2, menyejukan udara karena mengurangi suhu permukaan atap melalui bayangan dan evapotranspirasi saat tanaman bernafas, karena pepohonan dapat memberikan kontribusi oksigen, demikian pula rerumputan dapat membantu menghilangkan partikel udara panas.
Dengan integrasi berbagai teknologi ini, bangunan cerdas tidak hanya dapat mengurangi konsumsi energi secara signifikan tetapi juga meningkatkan keberlanjutan operasional bangunan dalam jangka panjang. Teknologi-teknologi ini memungkinkan bangunan untuk beradaptasi dengan kebutuhan penghuni, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan mengurangi pemborosan energi. Selain itu, teknologi bangunan cerdas juga mendukung pengurangan emisi karbon dengan memanfaatkan energi terbarukan, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dan mengoptimalkan penggunaan energi.
Secara keseluruhan, teknologi terbaru dalam bangunan cerdas menawarkan solusi inovatif yang sangat efektif dalam mengurangi konsumsi energi. Dengan menggabungkan otomatisasi, sensor cerdas, pemanfaatan energi terbarukan, dan pengelolaan energi yang lebih efisien, bangunan cerdas dapat menciptakan ruang yang lebih nyaman, lebih hemat energi, dan lebih ramah lingkungan. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup penghuninya tetapi juga berperan penting dalam pencapaian tujuan global untuk keberlanjutan dan pengurangan dampak lingkungan, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak.
Daftar Pustaka
E, Smith (2023). Integrasi Internet Of Things (IOT) Dengan Teknik Komputer Untuk Pengelolaan Energi Yang Efisien Pada Banguanan Cerdas
H, Ismail (2024). Arsitektur dan Inovasi Teknologi Cerdas : Menciptakan Bangunanan yang Interaktif dan Terkoneksi.
OIK, Nusantara. Pedoman Bangunan Cerdas Nusantara.
YAS, Nst (2024). Penerapan Teknologi Bahan Banguanan Cerdas dalam Desain Arsitektur Futuristik.
Y Liem, LMF Purwanto, P Satwiko (2021). Jurnal Arsitektur Kolaborasi.