Solusi Desain Ramah Lingkugan untuk Bangunan di Perkotaan dalam Mengakselerasi Pengembangan Bangunan Hijau dan Cerdas

Last Updated: 8 November 2024By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 29

Ditulis oleh Arafani Dea Oktavionia

Apakah kita pernah terpikirkan tentang perkembangan kota yang semakin pesat namun bingung menghadapi tantangan lingkungan yang semakin signifikan? Apakah itu disebabkan karena polusi udara, lahan hijau yang berkurang, atau penggunaan energi yang saat ini semakin tinggi? Kita tidak bisa mengelak bahwa seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan urbanisasi, kota-kota di seluruh dunia menghadapi berbagai tantangan lingkungan yang serius, seperti meningkatnya polusi udara, berkurangnya lahan hijau, dan konsumsi energi yang berlebihan. Bangunan di perkotaan, sebagai salah satu kontributor utama emisi karbon, membutuhkan solusi inovatif agar dapat mendukung keberlanjutan lingkungan jangka panjang. Bangunan hijau dan cerdas menjadi solusi penting dalam mengatasi masalah ini karena dirancang untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, sekaligus meningkatkan efisiensi energi dan kenyamanan penghuninya. Namun, penerapan desain ramah lingkungan di kawasan perkotaan masih menghadapi beberapa hambatan, seperti biaya awal yang tinggi dan kurangnya dukungan kebijakan.

Bangunan hijau dan cerdas adalah bangunan yang menggunakan teknologi serta desain yang mendukung keberlanjutan lingkungan, termasuk melalui efisiensi energi, pemanfaatan material ramah lingkungan, dan pengelolaan air yang baik. Penerapan bangunan hijau berperan besar dalam mengurangi jejak karbon dan membantu mencapai target emisi nol bersih yang diusung oleh berbagai negara. Di tengah krisis lingkungan global, pengembangan bangunan hijau dan cerdas menjadi relevan karena dapat mengatasi permasalahan lingkungan perkotaan. Perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan, polusi yang tinggi, serta penggunaan energi yang tidak efisien, menjadikan bangunan ramah lingkungan sebagai solusi konkret untuk mendukung keberlanjutan. Oleh karena itu, penting untuk memprioritaskan inovasi desain yang ramah lingkungan sebagai langkah konkret dalam akselerasi pengembangan bangunan hijau di perkotaan.

Dalam konteks ini, bangunan hiijau menjadi komponen penting dalam pencapaian tujuan keberlanjutan global. Bangunan cerdas berperan dalam mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam, sebagai inovasi dalam desain ini sangat diperlukan untuk mempercepat pembangunan yang berkelanjutan di kawasan perkotaan. Ada berbagai solusi desain yang dapat diterapkan untuk membuat bangunan di perkotaan lebih ramah lingkungan dan cerdas. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. Pemanfaatan Teknologi Hijau

Pemanfaatan teknologi ramah lingkungan seperti panel surya, sistem pencahayaan LED, dan penggunaan sensor otomatis merupakan langkah penting untuk mengurangi penggunaan energi pada bangunan. Panel surya, misalnya, dapat mengubah sinar matahari menjadi energi listrik, sehingga mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Selain itu, penggunaan sensor otomatis untuk mengatur pencahayaan atau pendingin ruangan dapat membantu menurunkan konsumsi energi secara signifikan. Sebagai contoh, beberapa gedung di Singapura telah menerapkan teknologi ini dan berhasil mengurangi konsumsi energi hingga 30% dalam beberapa tahun terakhir.

2. Desain Modular yang Adaptif

Desain modular memungkinkan bangunan untuk diadaptasi sesuai kebutuhan tanpa harus merusak lingkungan sekitar. Dalam desain modular, bangunan dirancang menggunakan bagian-bagian yang dapat dibongkar-pasang dan disesuaikan dengan perubahan fungsi bangunan di masa mendatang. Ini juga memungkinkan untuk mengurangi limbah konstruksi karena komponen bangunan yang rusak atau usang dapat diganti tanpa merusak keseluruhan struktur bangunan.

3. Pemilihan Bahan Bangunan Ramah Lingkungan

Pemilihan material yang ramah lingkungan juga menjadi bagian penting dalam desain bangunan hijau. Bahan seperti beton daur ulang, kayu bersertifikat, dan baja daur ulang dalam konstruksi gedung dapat membantu mengurangi jejak karbon dari sektor konstruksi. Selain itu, bahan alami seperti bambu atau kayu lapis bersertifikat juga dapat digunakan sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan daripada beton atau baja konvensional. Penggunaan material ini tidak hanya berkontribusi pada pengurangan emisi karbon, tetapi juga dapat menciptakan estetika yang lebih alami pada desain bangunan.

4. Implementasi/ Penerapan Teknologi Smart Building

Smart building menggunakan teknologi digital untuk memonitor dan mengontrol penggunaan energi serta sumber daya secara otomatis. Bangunan ini dilengkapi dengan sistem pintar yang dapat memantau penggunaan air, energi, dan suhu secara real-time, sehingga penghuni dapat mengelola konsumsi energi dengan lebih efisien. Penerapan teknologi ini akan meningkatkan efisiensi energi sekaligus menurunkan biaya operasional. Misalnya, teknologi IoT (Internet of Things) dan sensor otomatis dalam bangunan dapat digunakan untuk mengontrol penggunaan energi sesuai kebutuhan, seperti menyesuaikan suhu, mengurangi konsumsi energi secara signifikan, mendukung inisiatif keberlanjutan global dan menyesuaikan pencahayaan ruangan berdasarkan jumlah orang yang berada di dalamnya.

Inovasi desain bangunan ramah lingkungan memberikan dampak ekonomi dan lingkungan yang signifikan. Secara ekonomi, meskipun biaya pembangunan awal mungkin lebih tinggi, bangunan hijau menawarkan penghematan jangka panjang melalui efisiensi energi dan pengurangan biaya operasional. Studi menunjukkan bahwa bangunan yang mengadopsi sistem manajemen energi pintar dapat menghemat hingga 25% dari biaya energi tahunan. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk mempercepat implementasi bangunan hijau dan cerdas di perkotaan, seperti minimnya insentif kebijakan dan kurangnya kesadaran masyarakat. Salah satu solusi untuk mengatasi hambatan ini adalah dengan menyediakan insentif pajak bagi pengembang yang membangun bangunan ramah lingkungan. Di samping itu, pemerintah juga dapat berkolaborasi dengan sektor swasta untuk memberikan pelatihan dan sertifikasi bagi pekerja konstruksi agar memiliki keterampilan dalam teknologi dan desain bangunan hijau.

Beberapa kota besar, seperti Singapura, Tokyo, dan New York, telah menerapkan konsep bangunan hijau dan menjadi contoh bagi kota lain di seluruh dunia. Singapura, misalnya, telah menerapkan skema sertifikasi Green Mark untuk bangunan yang memenuhi standar lingkungan tertentu. Skema ini mendorong pengembang untuk membangun bangunan hijau dengan memberikan insentif dan penghargaan bagi yang berhasil memenuhi standar tersebut. Pengalaman kota-kota ini menunjukkan bahwa dukungan kebijakan, kolaborasi antara pemerintah dan kerja sama lintas sektor swasta, serta partisipasi masyarakat adalah kunci keberhasilan yang dapat mempercepat proses dalam mengakselerasi pembangunan bangunan hijau dan cerdas. Data dari World Green Building Council menunjukkan bahwa bangunan hijau dapat mengurangi/ menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 30-40%.

Desain bagunan ramah lingkungan menawarkan solusi konkret dalam mengatasi masalah lingkungan di perkotaan. Dengan memanfaatkan teknologi hijau, menggunakan bahan ramah lingkungan, dan menerapkan sistem pintar, bangunan hijau dan cerdas dapat mengurangi jejak karbon sekaligus menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih berkelanjutan. Penerapan desain ini membutuhkan dukungan kebijakan, insentif, dan kolaborasi antara pemerintah, pengembang, serta masyarakat. Harapannya, kota-kota di seluruh dunia terutama di indonesia yang menghadapi urbanisasi cepat dan kebutuhan infrastruktur modern dapat mempercepat penerapan bangunan hijau ini agar dapat mencapai tujuan keberlanjutan lingkungan global. Masyarakat diharapkan turut berperan aktif dengan mendukung kebijakan ramah lingkungan dan menerapkan prinsip keberlanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan langkah-langkah ini dan dukungan yang tepat, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih hijau, sehat, nyaman dan lestari bagi generasi mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Chen, Z., et al. (2021). “The Role of Smart Building Technologies in Promoting Sustainable Urban Development.” Journal of Sustainable Architecture and Civil Engineering, 45(3), 254-268.

Kibert, C. J. (2020). “Sustainable Construction: Green Building Design and Delivery.” Green Building Journal, 38(2), 102-119.

Tan, H., et al. (2019). “Assessment of Green Building Materials for Sustainable Construction.” International Journal of Building Pathology and Adaptation, 37(4), 345-362.

About the Author: Wahyudi Maulana

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 0 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 0

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment