Implementasi Sistem Smart Lighting dan Smart HVAC untuk Meningkatkan Efisiensi Bangunan Hijau
Upaya dalam meningkatan efisiensi energi dalam Smart Green Building menjadi fokus utama untuk upaya mencapai keberlanjutan lingkungan. Beberapa upaya telah dilakukan seperti, implementasi sistem pencahayaan cerdas, sistem pemanas, ventilasi udara. Meskipun ruangan dirancang untuk meminimalisasi panas dan membuat nyaman penghuni, tidak menutup kemungkinan tetap terasa panas ketika musim kemarau tiba, terutama di daerah dengan rata-rata suhu tinggi. Seringkali penghuni dalam Bangunan Hijau menggunakan pendingin ruangan konvensional yang dimana hal ini akan menambah pengeluaran lebih untuk perawatannya. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas sistem pencahayaan dan pendingin udara cerdas (Smart HVAC), bagaimana peran teknologi tersebut meningkatkan efisiensi energi pada bangunan hijau untuk mengurangi konsumsi energi.
indovisual.co.id
Smart HVAC
Sistem smart lighting bekerja dengan mendeteksi keberadaan penghuni dan menyesuaikan intensitas pencahayaan berdasarkan tingkat pencahayaan alami. Sementara itu, smart HVAC mengoptimalkan suhu dan ventilasi berdasarkan data suhu, kelembapan, serta pola penggunaan ruangan. Teknologi ini menggunakan sensor IoT untuk mengumpulkan data secara real-time dan sistem kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk menganalisis serta menyesuaikan pengaturan energi yang optimal (Fathoni et al., 2024). Integrasi teknologi sensor IoT dapat meningkatkan efisiensi energi dengan cara mengidentifikasi pola konsumsi energi yang tidak efisien dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan menggunakan sensor untuk monitoring pencahayaan, pemanasan, pendinginan, dan ventilasi dapat mengurangi konsumsi energi sebesar 20-30% (Hildayanti & Machrizzandi, 2020).
eticon.co.id
Sistem pencahayaan cerdas adalah sistem yang menggunakan sensor dan algoritma yang di program melalui Arduino untuk menyesuaikan intensitas cahaya berdasarkan keberadaan penghuni dan cahaya alami. Hal ini tidak hanya menekan konsumsi energi tetapi juga meningkatkan kenyamanan bagi penghuni. Menurut penelitian (Muhammad & Rini, 2024) dengan optimalisasi sistem pengendalian HVAC dapat menghemat pengunaan energi dalam smart building dari 444.78\ kWh/hari menjadi 222,39\ kWh/hari.
Efisiensi energi menjadi fokus utama dalam artikel ini. Bangunan konvensional dalam kurun waktu kebelakang menjadi penyumbang besar konsumsi energi global, sehingga perlu adanya upaya untuk mengurangi jejak karbon dan memaksimalkan efisiensi energi (Utoyo et al., 2023). Beberapa penelitian menunjukkan integrasi teknologi sensor IoT dapat menghasilkan penghematan energi yang signifikan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan salah satunya membuat pengaturan otomatis pada penggunaan lampu dan sistem HVAC (heating, ventilation, and air conditioning), sehingga dapat mengurangi konsumsi energi sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan data yang diperoleh dari sensor, menggunakan sistem sensor dan IoT pada pencahayaan atau HVAC dapat mengurangi pemborosan energi 30% dari biasanya (Husni & Putranto, 2022).
msjgroup.co.id
Tantangan Implementasi
Meskipun sistem smart lighting dan smart HVAC memiliki manfaat besar dalam mengurangi konsumsi energi, ada beberapa tantangan dalam penerapannya di Indonesia. Seperti, biaya investasi awal yang tinggi, keterbatasan infrastruktur digital, serta kurangnya tenaga ahli dalam perawatan dan pengelolaan sistem berbasis IoT dan AI. Selain itu, masalah perangkat dan keamanan data juga perlu diperhatikan. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari pemerintah untuk mempercepat penggunaan teknologi ini. Meskipun ada hambatan dan biaya investasi awal yang tinggi, teknologi ini memiliki manfaat jangka panjang seperti penghematan energi dan pengurangan emisi karbon.
Kesimpulan
Penerapan sistem smart lighting dan smart HVAC dalam bangunan hijau memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi energi serta mendukung keberlanjutan lingkungan. Jika tantangan implementasi dapat diatasi, teknologi ini dapat menjadi peran penting dalam perancangan bangunan masa depan yang lebih ramah lingkungan. Dengan implementasi yang lebih luas, sistem ini dapat berkontribusi signifikan dalam menciptakan bangunan yang lebih hemat energi dan berkelanjutan. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri sangat diperlukan agar teknologi ini dapat berkembang dan diterapkan secara optimal di Indonesia.
.
Referensi
Fathoni, M., Wiliyanti, V., Lendra, L., Sulaeman, D. A., Dewi, R. D. L. P., & Rambe, A. (2024). Hubungan antara Penggunaan Teknologi Sensor IoT dan Efisiensi Energi dalam Bangunan Cerdas. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, 7(3).
Hildayanti, A., & Machrizzandi, M. S. (2020). Sistem Rekayasa Internet Pada Implementasi Rumah Pintar Berbasis IoT. Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Al Asyariah Mandar, 6(1), 45-51.
Husni, M., & Putranto, A. (2022). Konstruksi Realitas Petani Kelapa Sawit Dalam Film Naga Naga Naga: Analisis Semiotika Charles S. Peirce. Jurnal Mahardika Adiwidia, 2(1), 24
Muhammad F.Y.P & Rini P.A. (2024). OPTIMALISASI SISTEM PENGENDALIAN HVAC DALAM SMART BUILDING UNTUK PENGHEMATAN ENERGI. JITET (Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan), 12(3), 2882- 2888.
Utoyo, A. W., Setiawan, K., Razali, G., & Putranto, A. (2023). The Application ofthe New Media a Review on Learning Media in the VUCA Era. Open Society Conference, 1, 173–182.
.