Inovasi Dalam Ventilasi Dan Pencahayaan Alami pada Bangunan
Ditulis oleh Zizou Joy Mamentu
Seiring dengan makin berkembangnya isu global warming, kesadaran Manusia untuk menjaga kelestarian bumi juga semakin meningkat. Manusia semakin sadar bahwa eksistensinya tidak akan pernah bisa lepas dari dukungan sumber daya Alam sekitanya. Sumber daya alam pada dasarnya dibedakan menjadi sumber daya yang dapat diperbarui dan sumber daya yang tidak dapat diperbarui.
Bangunan yang ramah lingkungan adalah bangunan yang merespon alam. Sebagai bagian dari alam, desain yang baik dan ideal adalah desain yang tidak Mengabaikan keberadaan alam sekitar, alam secara global, dan pengguna (Williams, 2007:3).
Semangat untuk menciptakan bangunan yang ramah lingkungan saat ini Semakin terasa seiring dengan berkembangnya isu global warming dan menipisnya Sumber daya alam, khususnya yang tidak dapat diperbarui. Seiring berkembangnya Zaman dan meningkatnya kebutuhan dan permintaan manusia akan papan (rumah), Maka masyarakat semakin sadar akan adanya penggunaan energi yang besar dan Polusi yang diakibatkan dari proses membangun ini. Bangunan buatan manusia (man Made building) lambat laun telah menjadi ancaman bagi kelestarian lingkungan. Rumah dan kantor adalah pengguna energi terbesar (sekitar 50% penggunaan seluruh Energi secara global) dan penyumbang emisi terbesar dalam skala dunia (Dennis, 2010:23) Penggunaan pencahayaan buatan di siang hari tentunya merupakan suatu Pemborosan energi mengingat Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan sinar Matahari sepanjang tahun. Usaha untuk memasukkan cahaya matahari/ daylight ke Dalam townhouse tentunya harus dilakukan dengan bijaksana. Pengaturan yang tepat Akan memberikan pencahayaan yang baik, sehat, dan ekonomis. Sedangkan Pengaturan yang tidak tepat akan mengakibatkan penghuni terpapar sinar matahari Langsung yang berakibat pada silau dan perbedaan kontras yang tinggi sehingga Mengurangi kenyamanan dan kemampuan melihat. Pencahayaan alami sangat baik bagi interior ruang apabila dipantulkan ke berbagai arah. Pemantulan salah satunya dapat dipengaruhi oleh finishing bahan. Permukaan mengkilap (glossy) memantulkan cahaya lebih baik dari pada permukaan yang tidak mengkilap (doff). Prinsip ini berlaku juga untuk pencahayaan buatan.pencahayaan alami yang datangnya langsung dapat diterapkan di koridor, ruang makan, dan ruang keluarga. Namun, sangat tidak disarankan untuk ruang kerja karena dapat menimbulkan kontras berlebih/ silau.
Ventilasi Alami:
Biofacade
Biofacade atau fasad hidup adalah salah satu inovasi terkini yang menggabungkan elemen arsitektur dengan vegetasi. Tanaman yang ditanam di dinding bangunan dapat mengurangi paparan radiasi matahari dan menurunkan suhu permukaan bangunan. Selain itu, tanaman ini juga membantu meningkatkan ventilasi alami dengan menciptakan aliran udara yang lebih baik di sekitar bangunan. Biofacade tidak hanya berkontribusi pada estetika bangunan, tetapi juga membantu meningkatkan kualitas udara dan mengurangi suhu lingkungan sekitar.Meningkatnya populasi dunia dan urbanisasi yang cepat telah membuat daerah perkotaan semakin padat, yang menyebabkan perluasan bangunan dan penyusutan ruang terbuka hijau perkotaan. Penurunan fitur hijau perkotaan telah menyebabkan berbagai dampak lingkungan dan sosial termasuk efek pulau panas, penurunan keanekaragaman hayati, dan polusi. Interaksi dengan alam telah terbukti menciptakan dampak positif pada kesehatan fisik dan mental kita. Penutup bangunan yang mengintegrasikan sistem biologis dapat meningkatkan lokasi perkotaan. Dengan sinar matahari yang cukup, materi biologis meningkatkan penyerapan CO2 untuk fotosintesis sekaligus memberikan kualitas biofilik di dekat penduduk dan pengunjung kota. Dengan desain yang strategis, manfaat dapat meluas ke konservasi energi melalui penghalang termal, penyerapan karbon, penyerapan suara, dan peningkatan kualitas udara untuk membangun iklim mikro kulit. Fasad juga dapat dirancang untuk menanam makanan dan mendukung keanekaragaman hayati perkotaan.
Sumber: dokumentasi pribadi.
Ide inovatif Biofacade
- Vegetasi Berlapis dengan Fungsi Penyaring Udara Tanaman pada biofacade bisa dipilih berdasarkan kemampuannya untuk menyaring polutan udara. Misalnya, menggunakan tanaman yang dapat menyerap CO2 dan melepaskan oksigen. Dengan demikian, biofacade tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetis tetapi juga sebagai penyaring udara alami yang meningkatkan kualitas udara di sekitar bangunan.
- Sistem Pengairan Terintegrasi. Biofacade bisa dilengkapi dengan sistem pengairan otomatis yang memanfaatkan air hujan. Air hujan yang dikumpulkan dari atap bangunan bisa disalurkan ke biofacade melalui jaringan pipa dan sprayer. Sistem ini memastikan bahwa tanaman pada fasad selalu mendapatkan cukup air, terutama di musim kemarau.
- Vegetasi dengan Fungsi Termal Tanaman bisa dipilih berdasarkan kemampuannya untuk mengatur suhu. Misalnya, tanaman dengan daun lebar yang bisa memberikan efek pendinginan di musim panas dan tanaman dengan dedaunan rapat yang bisa memberikan isolasi dimusim dingin. Ini membantu mengurangi kebutuhan energi untuk pemanasan dan pendinginan bangunan.
- Penggunaan Tanaman Endemik. Menggunakan tanaman endemik atau asli dari daerah setempat untuk biofacade. Tanaman ini lebih tahan terhadap iklim lokal dan membutuhkan perawatan yang lebih sedikit. Selain itu, penggunaan tanaman endemik juga membantu melestarikan keanekaragaman hayati setempat.
VENTILASI ATAP
Desain atap yang memungkinkan aliran udara, seperti atap berbentuk spiral atau atap dengan ventilasi pasif, dapat membantu mendorong udara segar masuk ke dalam bangunan dan mengeluarkan udara panas. Ventilasi atap ini bekerja dengan prinsip konveksi, di mana udara panas yang lebih ringan naik dan keluar melalui ventilasi atap, sementara udara segar yang lebih dingin masuk dari bawah. Dengan memanfaatkan pergerakan alami udara ini, ventilasi atap dapat meningkatkan kenyamanan termal tanpa memerlukan konsumsi energi tambahan.Atap hijau adalah atap yang ditutupi Oleh vegetasi yang dapat mengurangi panas dan menyaring udara. Menggabungkan ventilasi terintegrasi dalam atap hijau bisa memberikan manfaat ganda: tanaman membantu menurunkan suhu atap dan ventilasi membantu mengeluarkan udara panas dari dalam bangunan. Sistem ini juga dapat membantu mengurangi efek Urban Heat Island (UHI).
JENDELA ADAPTIF SUHU
Jendela adaptif suhu adalah inovasi yang memanfaatkan teknologi untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitar. Jendela ini dapat membuka atau menutup secara otomatis berdasarkan suhu di luar dan di dalam bangunan. Misalnya, pada siang hari yang panas, jendela akan menutup untuk mencegah masuknya panas berlebih, sementara pada malam hari yang lebih sejuk, jendela akan membuka untuk memungkinkan ventilasi alami. Inovasi ini dapat membantu mengurangi kebutuhan akan pendingin udara dan meningkatkan efisiensi energi bangunan.
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Pemberian ruang terbuka hijau di sekitar bangunan dapat membantu mengurangi efek Urban Heat Island (UHI) dan meningkatkan kenyamanan termal secara alami. Tanaman dan pepohonan di ruang terbuka hijau dapat menurunkan suhu udara di sekitarnya melalui proses evaporasi dan transpirasi. Selain itu, ruang terbuka hijau juga berfungsi sebagai area rekreasi dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup bagi penghuni bangunan.
Sumber:dokumentasi pribadi.
Koridor hijau adalah jalur hijau yang menghubungkan berbagai ruang terbuka hijau di kota, seperti taman, kebun, dan hutan kota. Koridor ini menyediakan jalur bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda, serta habitat bagi satwa liar. Dengan menghubungkan berbagai ruang hijau, koridor hijau membantu menciptakan jaringan ekologi yang lebih kuat dan meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan.
Inovasi dalam ventilasi dan pencahayaan alami pada bangunan menawarkan berbagai solusi untuk meningkatkan kenyamanan termal dan visual, efisiensi energi, serta kualitas hidup penghuninya. Dengan memanfaatkan teknologi canggih dan desain yang tepat, bangunan dapat menjadi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Implementasi inovasi-inovasi ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek dalam hal kenyamanan dan penghematan energi, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Williams, Daniel E. 2007. Sustainable Design, Ecology, Architecture, and Planning. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Dennis, Lori. 2010. Green Interior Design. New York: Allworth Press