PADAMRABAH (Panel Peredam Suara Dari Limbah) “Penerapan material daur ulang dalam konstruksi bangunan hijau”

Last Updated: 9 November 2024By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 23

Ditulis Oleh Nadien Dwi Anggraeni

Peningkatan tingkat kebisingan di lingkungan perkotaan dan ruang publik yang padat, baik akibat aktivitas transportasi, pembangunan infrastruktur, hingga kebisingan dari kegiatan sehari-hari seperti kantor dan tempat tinggal. Meningkatnya tingkat kebisingan ini memiliki berbagai dampak negatif, mulai dari gangguan kenyamanan, penurunan produktivitas, hingga risiko kesehatan seperti gangguan pendengaran, bahkan stres.

Kebutuhan akan peredam suara semakin mendesak karena masyarakat kini lebih peduli pada kualitas hidup dan kesejahteraan mental. Pada sektor perkantoran, peredam suara dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman dan mendukung konsentrasi. Di area perumahan, peredam suara penting untuk memberikan ruang pribadi yang lebih tenang di tengah kebisingan kota.

Tujuan dari esai ini adalah untuk mengeksplorasi potensi pemanfaatan limbah material kain dan plastik sebagai bahan peredam suara yang efektif dan berkelanjutan. Dengan meningkatnya kesadaran akan masalah kebisingan dan dampak lingkungan dari limbah tekstil serta styrofoam, esai ini bertujuan untuk:

1. Mengkaji kemampuan material limbah kain dan plastik dalam meredam suara serta membandingkannya dengan peredam suara konvensional.

2. Menjelaskan proses pengolahan material limbah ini agar dapat dijadikan peredam suara yang efisien.

3. Menganalisis manfaat lingkungan yang bisa didapatkan dengan mengurangi jumlah limbah melalui inovasi produk yang ramah lingkungan.

Esai ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang alternatif material peredam suara yang ekonomis dan ramah lingkungan, sekaligus memotivasi inovasi lebih lanjut dalam pemanfaatan limbah untuk tujuan keberlanjutan.

Limbah plastik dan kain bisa diolah menjadi bahan peredam suara yang efektif. Kain dan plastik memiliki karakteristik fisik yang memungkinkan keduanya menyerap dan menghalau gelombang suara, terutama ketika diolah dan disusun dengan cara yang sesuai. Berikut penjelasan lebih detailnya:

1. Limbah Kain: Material kain, terutama yang berbahan dasar serat alami atau sintetis, memiliki sifat berpori yang baik untuk menyerap suara. Kain dapat menyerap gelombang suara melalui pori-porinya, mengurangi pantulan suara dan gema. Jika limbah kain diproses dan dikompresi dalam lapisan-lapisan tertentu, efektivitasnya sebagai bahan penyerap suara akan meningkat. Selain itu, kain dapat dikombinasikan dengan bahan lainnya, seperti busa, untuk meningkatkan kemampuannya dalam meredam suara.2.

2. Limbah Plastik: Beberapa jenis plastik dapat diolah menjadi serat atau diubah menjadi bentuk berpori. Plastik berpori atau yang diubah menjadi serat, seperti serat PET (dari botol plastik daur ulang), dapat menjadi bahan yang baik untuk peredam suara.

3. Kombinasi Kain dan Plastik: Dengan menggabungkan kain dan plastik, bisa didapatkan efek peredaman suara yang lebih baik. Kain dapat memberikan daya serap, sementara plastik, yang lebih padat, dapat menjadi lapisan penghalang suara tambahan. Kombinasi ini juga memungkinkan produk peredam suara yang lebih kuat dan tahan lama, serta lebih fleksibel dalam penggunaannya.

Penggunaan limbah kain dan plastik sebagai peredam suara menawarkan solusi berkelanjutan, mengurangi volume limbah, dan menciptakan produk baru yang ramah lingkungan.

Peredam suara adalah alat yang berfungsi untuk mengurangi intensitas suara atau kebisingan yang terjadi. Alat ini berkaitan dengan organ pendengaran, suara, dan ilmu akustik. Sistem peredam suara dalam suatu ruangan memengaruhi kualitas suara di dalam ruangan tersebut. Peredam suara dalam ruangan sering dikaitkan dengan aspek-aspek seperti perubahan suara akibat pantulan serta gangguan suara yang merembes dari ruang lain. Berbagai material penyerap suara sangat efektif digunakan, umumnya untuk meningkatkan kejernihan suara yang dihasilkan di dalam ruang atau mengurangi suara yang tidak diinginkan (Satwiko, 2009).

Limbah adalah material sisa atau bahan yang sudah tidak dapat digunakan, yang berasal dari proses teknologi atau alam. Keberadaannya tidak bermanfaat bagi lingkungan dan tidak memiliki nilai ekonomi (Nasution, 2015).

Plastik adalah material yang memiliki karakteristik ringan, elastis, fleksibel, tahan air, praktis, serta harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan bahan kemasan lainnya (Irawan, 2022).

Kain merupakan bahan tekstil yang dibuat dengan cara menyilangkan benang lusi dan benang pakan dalam proses pengolahan tertentu (Poespo, 2005).

Tahapan pembuatan nya yaitu:

Bahan dan Alat yang Diperlukan:

1. Botol plastik bekas (botol air mineral atau sejenisnya).

2. Kain bekas (misalnya, kain perca, karung goni, atau kain tebal lain yang memiliki daya serap suara).

3. Rangka kayu atau bingkai (bisa dari kayu atau bahan lain yang kokoh).

4. Perekat (lem tembak atau lem kuat lain).

5. Gunting atau pisau untuk memotong plastik dan kain.

6. Stapler tembak atau paku untuk memasang kain pada rangka.

7. Masker dan sarung tangan (jika diperlukan).

Langkah-Langkah Pembuatan:

1. Buat Rangka Panel:

Siapkan rangka sesuai ukuran panel yang diinginkan. Anda bisa membuat bingkai dari kayu, papan bekas, atau material kuat lainnya. Rakit bingkai dengan paku untuk memastikan kekokohan.

2. Siapkan Limbah Plastik:

Cuci dan bersihkan botol plastik bekas.Potong botol menjadi dua bagian (bisa juga dihancurkan bahkan dipadatkan).Isi rangka dengan botol plastik, pastikan botol tertata rapat agar tidak ada celah. Limbah plastik ini akan membantu menyerap dan meredam suara.

3. Tambahkan Lapisan Kain Bekas:

Gunakan kain bekas sebagai lapisan untuk menutupi botol plastik di dalam rangka.Potong kain sedikit lebih besar dari ukuran rangka, agar kain dapat dibungkus ke bagian belakang panel. Tempelkan kain ke rangka dengan stapler tembak atau lem, pastikan kain terpasang kencang dan rapi.

4. Tambahkan Lapisan Kain Luar:

Tambahkan lapisan kain luar, bisa menggunakan kain yang lebih tebal atau kain akustik jika ada. Ini akan membuat tampilan panel lebih rapi sekaligus menambah kemampuan panel dalam menyerap suara. Stapler atau lem bagian kain ini ke belakang rangka untuk memastikan kain tertarik dengan rapi dan tidak kendur.

5. Finishing :

Potong sisa kain di bagian belakang dan pastikan semua sisi tertutup rapat. Jika diperlukan, tambahkan bracket atau kait di belakang panel untuk memudahkan pemasangan di dinding.

6. Pasang Panel di Dinding:

Tempatkan panel di dinding ruangan yang ingin dikurangi gema atau pantulan suaranya. Panel ini sangat cocok ditempatkan di area yang mudah memantulkan suara, seperti di dekat speaker atau sudut ruangan.

Perbandingan antara panel peredam suara dari limbah kain dan plastik dengan peredam suara konvensional:

1. Bahan dan Sumber

Panel Limbah Kain dan Plastik: Menggunakan bahan daur ulang seperti kain bekas dan plastik, yang ramah lingkungan dan murah.

Peredam Suara Konvensional: Biasanya terbuat dari bahan sintetis seperti busa akustik, fiberglass, atau material khusus yang dirancang untuk peredaman suara, yang bisa lebih mahal dan kurang ramah lingkungan.

2. Efektivitas Peredaman Suara

Panel Limbah: Meskipun dapat membantu mengurangi kebisingan, efektivitasnya mungkin tidak setara dengan bahan konvensional yang dirancang khusus untuk tujuan tersebut.

Peredam Suara Konvensional: Dirancang secara khusus untuk menyerap gelombang suara, sehingga lebih efektif dalam mengurangi kebisingan dan meningkatkan akustik ruangan.

3. Biaya

Panel Limbah: Lebih ekonomis karena menggunakan bahan bekas dan mudah didapat.

Peredam Suara Konvensional: Cenderung lebih mahal karena menggunakan bahan berkualitas tinggi dan proses manufaktur yang kompleks.

4. Proses Pembuatan

Panel Limbah: Proses pembuatan bisa dilakukan sendiri dengan alat dan bahan yang sederhana, yang juga memberikan kepuasan tersendiri.

Peredam Suara Konvensional: Umumnya dibeli dari toko atau produsen, sehingga tidak melibatkan proses pembuatan sendiri.

5. Dampak Lingkungan

Panel Limbah: Mengurangi limbah dan memanfaatkan bahan yang tidak terpakai, sehingga lebih ramah lingkungan.

Peredam Suara Konvensional: Proses produksi bisa menghasilkan limbah dan menggunakan sumber daya yang lebih banyak.

Panel peredam suara dari limbah kain dan plastik adalah alternatif yang baik dan ramah lingkungan untuk peredam suara konvensional, terutama untuk penggunaan di rumah hingga untuk skala besar.

Daftar Pustaka

Irawan, R. (2022). Analisa Hasil Cacahan Plastik Terhadap Kekuatan Tarik Material Plastik Jenis Pp Dan Pet Pada Mesin Pengolah Plastik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Nasution, R. S. (2015). Berbagai Cara Penanggulangan Limbah Plastik. Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology, 1(1), 97–104.

Poespo, G. (2005). Pemilihan Bahan Tekstil. Pt Kanisius.

Satwiko, P. (2009). Fisika Bangunan. Andi.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

About the Author: Wahyudi Maulana

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 5 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 4

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment