Penggunaan Skylight untuk Pencahayaan Alami dalam Pengembangan Bangunan Cerdas

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 15

Ditulis oleh Yundira Fajriana.

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi kontruksi, arsitektur, dan fisika, kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan efisiensi energi dalam pembangunan semakin meningkat. Pembangunan bangunan hijau dan cerdas menjadi kunci untuk mengurangi dampak negatif serta memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Bangunan hijau dan cerdas bukan hanya dirancang untuk memberikan kenyamanan bagi penghuninya, tetapi juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Memaksimalkan penggunaan pencahyaan alami menjadi salah satu cara yang efektif untuk mewujudkan hal tersebut. Pencahayaan alami merupakan salah satu faktor penting dalam suatu desain bangunan. Pencahayaan alami merupakan suatu sumber percahayaan yang berasal dari sinar       matahari (Idris et al., 2024).

Penggunaan pencahayaan alami dapat dilakukan melalui penggunaan skylight atau jendela atap transparan. Skylight merupakan elemen arsitektur transparan pada atap bangunan yang membuat ruangan di dalam rumah menjadi lebih terang (Idris et al., 2024). Penggunaan skylight pada bangunan tidak hanya memberikan estetika yang menarik, melainkan memberi dampak positif terhadap efisiensi energi.

Memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber utama pencahayaan di siang hari maka kebutuhan pencahayaan buatan akan berkurang, sehingga dapat berkontribusi dalam penghematan energi. Dengan menggunakan pencahayaan alami juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, karena dapat meningkatkan suasana hati dan produktivitas penggunanya. Penggunaan skylight dalam bangunan cerdas sejalan dengan konsep sustainable architecture atau arsitektur berkelanjutan. Konsep sunstainable architecture bertujuan agar sumber daya alam dan potensi lahan tidak digunakan sembarangan dan hemat energi sehingga menjaga keseimbangan lingkungan dan mengurangi jejak karbon (Kurniasih, 2010). .

Saat ini, beberapa penelitian menunjukkan bahwa bangunan dengan pencahayaan alami yang optimal berpengaruh terhadap konsumsi energi yang lebih rendah. Selain itu,penggunaan skylight juga dapat disinergikan dengan sistem otomasi bangunan. Dengan menggunakan skylight intensitas cahaya dalam suatu ruangan dapat dikontrol berdasarkan kebutuhan.Walupun penggunaan skylight memberikan dampak positif bagi penggunanya, penggunaan skylight memiliki beberapa tantangan. .

Salah satu tantangan penggunaan skylight pada bangunan yakni dapat meningkatkan suhu ruangan akibat radiasi matahari secara langsung. Oleh karena itu, dalam Pembangunan bangunan cerdas, perlu untuk mempertimbangkan desain skylight yang tepat. Desain skylight yang tepat dapat berupa penggunaan material khusus yang dapat meminimalkan panas berlebih atau sistem pelindung otomatis sehingga dapat mengatur masuknya cahaya sesuai dengan kondisi cuaca.

Rumusan Masalah

  • Tantangan dan kendala apa saja yang dihadapi penerapan skylight pada bangunan cerdas?
  • Bagaimana penggunaan skylight berkontribusi dalam pencahayaan alami untuk mengurangi konsumsi energi pada bangunan cerdas?
  • Bagaimana Solusi desain yang dapat diterapkan agar dapat memaksimalkan manfaat skylight tanpa menyebabkan panas dalamruangan?

Tujuan Penelitian

  • Analisis peran skylight dalam meningkatkan pencahayaan alamipada bangunan cerdas
  • Identifikasi tantangan serta potensi kendala dalam penggunaan skylight.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Skylight

Skylight merupakan lubang cahaya yang dipasang pada bagian atap bangunan yang berfungsi untuk memasukkan cahaya alami ke dalam ruangan (Idris et al., 2024). Penggunaan skylight dapat digunakan sebagai sumber pencahayaan alami dalam bangunan cerdas.

Dengan menggunakan skylight, ruangan dalam rumah bisa mendapatkan pencahyaan cukup tanpa bergantung pada lampu buatan pada siang hari. Sehingga skylight berkontribusi dapat mengurangi konsumsi energi Listrik untuk pencahayaan.Pada bangunan cerdas pada umumnya dilengkapi dengan sensor cahaya yang terintegrasi dalam sistem otomasi, sehingga pada pencahayaan buatan hanya akan aktif apabila intensitas cahaya alami mengalami penurunan. Oleh karena itu, dengan menggunakan skylight pada bangunan cerdas dapat berpotensi untuk mengoptimalkan manajemen pencahayaan secara otomatis. Dengan demikian, pencahayaan alami juga dapat memberikan dampak positif pada Kesehatan dan kenyamanan bagi penghuninya karena dapat meningkatkan suasana hati dan produktivitas kerja.

2.2 Jenis-Jenis Skylight

Skylight pada atap bangunan memiliki beberapa jenis, yakni meliputi;

a. Flat Skylight (Skylight Datar)

Skylight datar adalah skylight yang posisinya sejajar dengan permukaan atap sehingga memberikan pencahayaan alami tanpa harus menambah tinggi pada struktur atap. Skylight datar cocok untuk bangunan masjid dengan desai minimalis dan modern.

b. Polygon Skylight (Skylight Poligon)

Skylight memiliki bentuk polygon atau seperti bentuk heksagon yang dapat memberikan efek pencahayaan yang unik, karena dapat menambah dimensi visual dan estetika serta memberikan pencahayaan alami yang menyebar sehingga cocok untuk bangunan cerdas dengan desain geometris..

2.3 Manfaat Skylight

Skylight memiliki beberapa manfaat, yakni:

  • Meningkatkan pencahayaan alami di dalam ruangan sehingga membantu memasukkan cahaya alami ke dalam ruangan.
  • Penggunaan skylight dapat menghemat energi karena dapat mengurangi penggunaan pencahyaan buatan yang dapat menghemat biaya Listrik.
  • Meningkatkan kualitas interior karena pencahayaan alami yang cukup sehingga menciptakan atmosfer yang terang, hangat, dan nyaman dalam ruangan.
  • Menambahkan sentuhan arsitektural yang unik dan modern karena menciptakan tampilan yang menarik baik dari dalam maupun luar sehingga dapat meningkatkan estetika bangunan.
  • Menjaga privasi penghuni lebih baik, karena skylight berada di atas atau bagian atap hunian dan bentuknya transparan..

2.4 Tantangan Penggunaan Skylight dalam bangunan cerdas

Meski menawarkan banyak manfaat, penggunaan skylight juga memiliki beberapa tantangan dalam penggunaanya. Salah satunya potensinya adalah peningkatan suhu dalam ruangan karena radiasi matahari yang langsung masuk melalui skylight. Hal itu dapat menyebabkan pemanasan berlebihan pada siang hari, apalagi jika di daerah tropis dengan intensitas matahari yang tinggi.

Selain itu, ketahanan material pada skylight juga menjadi perhatian terhadap cuaca dan perubahan suhu. Material yang harus digunakan pada skylight harus memiliki bahan yang tahan terhadappaparan sinar UV agar tidak rusak atau berubah warna. Kaca yang digunakan pada skylight juga harus diperhatikan, karena apabila menggunakan kaca biasa pada skylight dapat meningkatkan panas pada ruangan karena tidak mempunyai perlindungan yang khusus. Selain itu, tantangan lainnya pada penggunaan skylight adalah pada biaya pemasangan dan perawatan. Pemasangan dan perawatan pada skylight biasanya memiliki biaya yang lebih mahal karena mwmwelukan alat khusus untuk membersihkannya (Fazrul, n.d.).

2.5 Solusi Desain Skylight

Untuk mengurangi dampak negative dan memaksimalkan manfaat skylight, beberapa soluasi telah dikembangkan. Salah satunya dengan penggunaan material kaca khusus dengan lapisan tahan panas seperti kaca low-emissivity (low-E)) dengan penggunaan material kaca tersebut dapat menahan Sebagian besar radiasi infra merah yang dapat membuat ruangan tetap terang namun tidak terlalu panas.

Selain menggunakan material kaca, agar mampu meningkatkan transparansi berdasarkan intensitas cahaya matahari secara otomatis maka diperlukan teknologi kaca pintar (smart glass). Pada bangunan cerdas skilight tidak hanya sebagai pencahyaan alami, melainkan terintegrasi dengan sistem otomasi yang cerdas. Hal itulah yang memberikan fleksibelitas yang tinggi bagi penghuninya.

BAB III KESIMPULAN.

Penggunaan skylight sebagai bagian dari pencahyaan alami dalam bangunan cerdas merupakan suatu langkah awal yang efektif untuk meningkatkan efisiensi energi dan kenyamanan penghuninya. Walaupun terdapat banyak tantangan dalam penggunaan skylight berbagai solusi telah dikembangkan termasuk penggunaan material kaca khusus dan smart glass untuk mengurangi potensi panas berlebih.

Dengan adanya integrasi skylight dengan sistem otomasi pada bangunan cerdas diharapkan dapat memperkuat manfaat serta menjadikan skylight sebagai element penting dalam desain bangunan yang berkelanjutan..

DAFTAR PUSTAKA .

Fazrul, I. (n.d.). Kelebihan dan Kekurangan Atap Skylight beserta Inspirasi Desainnya. https://www.rumah123.com/panduan-properti/tips-properti-123860-atap-skylight-id.html

Idris, N. A., Sirhadi, J., Arlino, D., & Jurumai, L. P. (2024). KAJIAN SOLUSI DESAIN PENERAPAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA MASJID AL-AZHAR. 4.

Kurniasih, S. (2010). Evaluasi Tentang Penerapan Prinsip Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture). Studi Kasus: Gedung Engineering Center & Perpustakaan FTUI. 1(1).

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 5 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 1

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment