C:\Users\Administrator\Downloads\WhatsApp Image 2024-11-05 at 21.05.44.jpeg

RECYCLE : Realisasi Ekosistem Cerdas Dengan Yakin Dan Cermat Lewat Eksplorasi Material Daur Ulang

Last Updated: 14 November 2024By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 30

Ditulis Oleh Meidali

Beberapa dekade terakhir, masalah lingkungan telah menjadi perhatian utama di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sebagai negara dengan populasi besar dan konsumsi yang tinggi, Indonesia menghasilkan sekitar 69,7 juta ton sampah setiap tahun. Artinya 1 orang bisa menghasilkan sampah dengan volume 0,7 kg per hari. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2023, per 24 Juli 2024 hasil input dari 290 kabupaten/kota se Indonesia menyebutkan :

Keterangan Jumlah Persen
Jumlah timbunan sampah nasional 31,9 juta ton
Sampah terkelola 20,5 juta ton 63,3%
Sampah tidak terkelola 11,3 juta ton 35,67%

Berdasarkan data tersebut masalah sampah cenderung meningkat sebagai konsekuensi meningkatnya jumlah penduduk, ditambah dengan tempat pembuangan maupun pengolahan sampah yang jumlahnya terbatas menjadi masalah yang krusial untuk diselesaikan. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mendasar : bagaimana cara Indonesia dapat mengatasi krisis sampah dengan cara yang efisien dan berkelanjutan?

Konsep daur ulang atau recycle muncul sebagai salah satu solusi untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan. Implementasi daur ulang di Indonesia belum berproses secara konvensional dan sepenuhnya belum berjalan dengan efektif dalam menangani permasalahan sampah. Oleh karena itu, esai saya yang berjudul “RECYCLE: Realisasi Ekosistem Cerdas dengan Yakin dan Cermat Lewat Eksplorasi Material Daur Ulang” mengusulkan konsep daur ulang dengan pendekatan yang lebih inovatif dan berbasis teknologi. Pendekatan ini bertujuan menciptakan ekosistem cerdas yang melibatkan pemanfaatan teknologi dan pengelolaan material daur ulang dengan terencana, sebagai upaya meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah sekaligus mempertahankan kelestarian lingkungan.

Tantangan Pengelolaan Sampah di Indonesia

Pengelolaan sampah di Indonesia masih menghadapi banyak kendala, baik dari segi infrastruktur maupun kesadaran masyarakat. Walaupun pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan terkait, seperti Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, tantangan di lapangan masih sangat besar. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilah sampah masih rendah, ditambah dengan kurangnya fasilitas daur ulang yang memadai di banyak daerah.

Ketergantungan masyarakat terhadap plastik sekali pakai dan rendahnya partisipasi dalam proses pemilahan sampah juga memperburuk situasi ini. Sebagian besar sampah plastik tidak mengalami proses daur ulang yang optimal, sehingga menumpuk di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan memberikan dampak buruk pada ekosistem kehidupan. Situasi ini menunjukkan bahwa pendekatan pengelolaan sampah yang konvensional tidak lagi memadai sehingga solusi inovatif yang lebih terstruktur sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini.

Potensi Material Daur Ulang dan Manfaatnya bagi Ekosistem

Penggunaan material daur ulang adalah salah satu cara yang efektif untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA. Dengan mengolah sampah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis, daur ulang dapat mengurangi penggunaan bahan baku baru, sehingga turut mengurangi tekanan pada sumber daya alam. Salah satu produk material daur ulang dari sampah plastik yaitu paving block untuk bahan konstruksi, dan furniture yang memiliki nilai ekonomi sekaligus ramah lingkungan di daerah Semarang.

C:\Users\Administrator\Downloads\WhatsApp Image 2024-11-05 at 20.06.16.jpeg

Material daur ulang juga memberikan manfaat ekonomi yang menguntungkan. Industri daur ulang menciptakan lapangan kerja baru, baik dalam skala lokal maupun nasional. Beberapa negara maju, seperti Jerman dan Jepang, telah berhasil mengembangkan industri daur ulang yang memberikan kontribusi ekonomi signifikan, dan potensi ini juga bisa diterapkan di Indonesia. Adanya dukungan yang memadai, Indonesia dapat memanfaatkan material daur ulang untuk mendorong perekonomian yang berkelanjutan.

Membangun Ekosistem Cerdas dengan Pemanfaatan Teknologi

Teknologi juga berperan penting dalam mendukung terciptanya ekosistem daur ulang yang efektif. Teknologi ini menciptakan proses pengelolaan sampah yang lebih cepat serta fisien , meminimalkan sampah dan mendukung keberlanjutan lingkungan dengan cara yang inovatif berbasis teknologi. Beberapa inovasi teknologi yang mendukung konsep daur ulang di Indonesia yaitu :

1. Octopus : Octopus adalah platform digital asal Indonesia yang memfasilitasi pengelolaan sampah berbasis aplikasi, khususnya untuk barang-barang bekas dan limbah yang dapat didaur ulang. Penggunaan aplikasi ini memberikan peluang besar bagi masyarakat untuk menjual sampah daur ulang mereka kemudian diambil oleh tim pengumpul sampah Octopus. Teknologi ini membantu mengurangi sampah sekaligus memberdayakan ekonomi sirkular melalui teknologi.

2. Waste4Change : Waste4Change adalah perusahaan pengelolaan sampah yang menawarkan solusi pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Mereka bekerja sama dengan perusahaan, komunitas, dan pemerintah untuk mengurangi limbah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dengan mempromosikan daur ulang, pengelolaan sampah yang benar, dan edukasi tentang lingkungan.

3. Gringgo : Gringgo adalah startup yang menggunakan teknologi dan data untuk membantu meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah di komunitas lokal. Gringgo memanfaatkan aplikasi berbasis AI (artificial intelligence) untuk membantu pengelola sampah dan bank sampah mengidentifikasi, mengelola, dan mendaur ulang sampah dengan lebih efektif, sekaligus meningkatkan ekonomi sirkular di tingkat komunitas.

Solusi

Solusi untuk mencapai ekosistem daur ulang yang berkelanjutan, Indonesia harus mengimplementasikan solusi berikut :

1. Diri sendiri

Mengurangi sampah plastik dimulai dari diri sendiri dengan beberapa penerapan solusi nyata, seperti menghindari penggunaan plastik sekali pakai, memilih produk dengan kemasan berkelanjutan, dan mengadopsi gaya hidup minimalis. Kita juga dapat mendukung program daur ulang di komunitas, membuat komitmen pribadi untuk mengurangi penggunaan plastik, serta mengajak orang lain untuk ikut serta dalam gerakan ini. Selain itu, penting untuk menggunakan produk ramah lingkungan dan mendukung kebijakan pemerintah yang bertujuan mengurangi penggunaan plastik. Setiap tindakan kecil yang kita ambil dapat memberikan dampak positif untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat.

2. Edukasi dan Kampanye Kesadaran Masyarakat

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang melalui edukasi dan kampanye yang konsisten. Kampanye ini bisa mencakup sosialisasi ke berbagai sekolah, kampus, dan komunitas masyarakat. Kesadaran yang tinggi dari masyarakat akan memberikan peran aktif dalam memilah sampah dan mendukung proses daur ulang. Salah satu group yang menginspirasi kesadaran masyarakati tentang pentingnya pengelolaan sampah di Indonesia yaitu Pandawara Group. Pandawara Group melakukan aksi nyata yang terus melibatkan masyarakat dalam aksi nyatanya, mereka melakukan edukasi dan memotivasi komunitas masyarakat untuk lebiih bertanggung jawab dalam mengelola sampah.

3. Penyediaan Infrastruktur dan Insentif untuk Pengelolaan Sampah

Pemerintah dapat bekerja sama dengan sektor swasta untuk menyediakan infrastruktur yang memadai proses daur ulang, seperti tempat pengumpulan sampah terpilah dan fasilitas pengolahan sampah. Insentif untuk pengelolaan sampah seperti pengurangan pajak atau subsidi dapat diberikan kepada perusahaan yang bergerak di industri daur ulang, sehingga mendorong lebih banyak pelaku usaha untuk terlibat dalam industri ini. Salah satu program nyata penerapan solusi ini yaitu, program IPRO. General Manager IPRO Zul Martini Indrawati mengatakan pihaknya mengajak para pemangku kepentingan, mulai dari swasta dan sektor formal maupun informal untuk mengelola kemasan pasca pakai menjadi bahan baku yang dibutuhkan oleh industri. Pola kerja ini berkonsep extended stakeholder. Responsibility (ESR) yang membuat para pemangku kepentingan terlibat bersama mengelola sampah kemasan untuk mewujudkan circular economy. “Untuk mengimplementasikan circular economy, salah satu program IPRO adalah bagaimana meningkatkan kapasiitas pengelolaan sampah di pusat-pusat pengumpulan seperti di TPS3R dan TPST,” katanya seperti dikutip dalam rilis, Rabu (1/12/2021).

4. Pengembangan Produk Inovatif dari Material Daur Ulang

Indonesia memiliki potensi besar untuk menciptakan produk inovatif dari material daur ulang. Banyak industri kreatif yang dapat memanfaatkan material daur ulang untuk membuat furnitur, dekorasi, dan aksesori. Dengan memanfaatkan material daur ulang, produk-produk ini dapat dipasarkan sebagai produk ramah lingkungan yang bernilai tinggi, sekaligus mengurangi jumlah sampah di TPA.

C:\Users\Administrator\Downloads\WhatsApp Image 2024-11-05 at 20.59.52.jpegC:\Users\Administrator\Downloads\WhatsApp Image 2024-11-05 at 21.05.29.jpeg    C:\Users\Administrator\Downloads\WhatsApp Image 2024-11-05 at 21.05.44.jpeg

Ada beberapa penerapan material daur ulang dari sampah plastik seperti penggunaan aspal plastik di jalan raya sekitar daerah Bali, Bekasi, dan Surabaya, paving block di daerah Semarang, proyek jalan tol yang memakai campuran fly ash di daerah Jawa, gedung gedung berkonsep ramah lingkungan di BSD City Provinsi DKI Jakarta, dan penerapan program Mangrove Eco-brick di beberapa sekolah sekitar Kota Pekanbaru menjadi bukti nyata bahwa solusi ini dapat disebarluaskan dan diterapkan untuk mengurangi sampah plastik di negara Indonesia.

5. Penerapan Teknologi dalam Pengelolaan Sampah

Teknologi seperti Octopus, Waste4Change, Gringgo menjadi solusi yang harus diterapkan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah di Indonesia. Pemerintah dan swasta perlu mengembangkan riset dan inovasi di bidang teknologi daur ulang serta melakukan uji coba untuk implementasi teknologi ini dalam skala nasional. Dengan penerapan teknologi, proses daur ulang dapat berjalan lebih efisien, tepat waktu, dan transparan.

Kesimpulan

Permasalahan sampah di Indonesia merupakan tantangan besar yang membutuhkan solusi terstruktur dan inovatif. Melalui pendekatan “RECYCLE: Realisasi Ekosistem Cerdas dengan Yakin dan Cermat Lewat Eksplorasi Material Daur Ulang,” Indonesia dapat menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dengan memanfaatkan material daur ulang serta teknologi cerdas. Kombinasi dari perkembangan teknologi, edukasi masyarakat, insentif ekonomi, dan inovasi produk, Indonesia memiliki peluang besar untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efisien dan ramah lingkungan. Mari berkomitmen untuk Indonesia bebas sampah pada tahun 2025, maka pola linear harus diganti dengan pola circular yakni, pilah, kumpulkan, ciptakan sumber daya, masukan ke rantai daur ulang, dan “sulap” bahan buku itu menjadi produk baru.

Saran

1. Peningkatan Kolaborasi antara Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat : Kerja sama antar berbagai pihak sangat penting untuk mengoptimalkan proses daur ulang di Indonesia Kolaborasi akan lebih mudah untuk menyediakan fasilitas daur ulang yang memadai, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan menciptakan sistem insentif yang menarik.

2. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Daur Ulang : Pemerintah dan perguruan tinggi perlu memperkuat riset di bidang teknologi daur ulang, khususnya untuk mengembangkan metode yang sesuai dengan kondisi Indonesia.

3. Memperkuat Regulasi dan Pengawasan Pengelolaan Sampah: Pemerintah perlu memperkuat regulasi terkait pengelolaan sampah dan melakukan pengawasan ketat agar masyarakat serta industri mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

Penerapan saran tersebut maka Indonesia dapat mewujudkan ekosistem yang cerdas dan berkelanjutan, sehingga mampu mengatasi permasalahan sampah dan menjaga kelestarian lingkungan hidup bagi generasi yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

BRIN, “11,3 Juta Ton Sampah di Indonesia Tidak Terkelola dengan Baik”, 26 Juli 2024.

Chahyanti Dhina, Shobirin Rochmat,”Gugah Nurani Indonesia Mengajak Warga Mengubah Sampah Menjadi Berkah”, 06 Agustus 2021.

DANA MITRA LINGKUNGAN, “Green Economy Expo 2024”, 2 juli 2024.

Hidayati F. Khairina, “Tak Sekadar Olah Limbah, Ini 6 Startup Indonesia di Bidang Pengelolaan Sampah”, 08 Desember 2023.

Instagram @gringgo_id.

Instagram @pelestarioctopus.ina.

Instagram @waste4change.

KeSEMaTONLINE, “Daur Ulang Sampah Plastik di Mangrove, KeSEMaT Siap Luncurkan Rovebrick”, 31 Maret 2019.

Wardhana Shidiq Firmansyah, “Implementasi Dimensi Rethink/R1 (Berpikir Kembali/Mengkaji Ulang) sebagai Komponen Fundamental dalam Framework 9R Penerapan Ekonomi Sirkular Terhadap 5 Sektor Prioritas Nasional untuk Mendukung  Pencapaian Pembangunan Rendah Karbon di Indonesia”, 14 Februari 2024.

Wiratmini Eka Putu Ni, “Pengelolaan Sampah di Bali Perlu Kolaborasi”, 2 Desember 2021.

About the Author: Wahyudi Maulana

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 2.6 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 5

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment