Desain Green Building untuk Retirement Housing
Disusun oleh: Jeffrey Belmiro Susanto
Retirement House merupakan sebuah tempat tinggal yang terdiri dari berbagai fasilitas untuk mendukung mobilitas dan kenyamanan masyarakat lanjut usia (Butler et al., 2021). Di negara-negara maju, retirement house sudah menjadi bagian dari sistem sosial yang membantu kebutuhan masyarakat lanjut usia (lansia). Bahkan di Indonesia sendiri, permintaan terhadap retirement house mengalami peningkatan yang berkesinambungan seiring dengan perubahan demografis dan gaya hidup masyarakat (Ismail et al., 2023). Populasi lansia di Indonesia bertambah pesat akibat peningkatan harapan hidup dan penurunan tingkat kelahiran. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) populasi lansia di Indonesia mencapai lebih dari 32 juta jiwa atau sebanyak lebih dari 11% dari total populasi yang ada di Indonesia dan angka terus diproyeksikan akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam beberapa dekade kedepan. Dengan jumlah populasi lansia yang terus mengalami peningkatan, kebutuhan khusus akan hunian khusus untuk kebutuhan lansia kian mendesak. Dalam hal ini, retirement house menjadi solusi bagi lansia yang ingin tetap mandiri namun memiliki akses terhadap berbagai layanan yang memadai (Schwitter, 2022).
Gambar 1. Ilustrasi etirement House
Sumber : https://www.istockphoto.com/id/foto-foto/retirement-home-exterior.
Tingginya permintaan akan retirement house didukung dengan adanya kebutuhan akan layanan kesehatan dan perawatan yang lebih baik bagi para lansia (Osei-Kyei et al., 2023). Seiring dengan bertambahnya usia, kebutuhan akan kesehatan menjadi prioritas yang paling utama dimana kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan adanya retirement house melalui fasilitas-fasilitas khusus yang dirancang untuk memenuhi kesehatan masyarakat lansia (Low et al., 2023). Banyak retirement house menawarkan layanan kesehatan yang komprehensif, termasuk pengawasan kesehatan berkala, terapi fisik, dan bantuan medis. Layanan tersebut memberikan kenyamanan bagi penghuni beserta dengan keluarga yang bersangkutan karena mengetahui bahwa kesehatan para lansia dapat dipantau dengan baik.
Gambar 2. Layanan Kesehatan pada Retirement House.
Sumber : https://cavendishmanor.com/blog/.
Di lain sisi, retirement house juga menawarkan berbagai kegiatan sosial yang memberikan manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis para lansia. Selain kebutuhan fisik, banyak lansia juga membutuhkan dukungan sosial dan interaksi untuk menjaga kesehatan mental. Lingkungan sosial yang inklusif dan mendukung merupakan komponen penting yang seringkali menjadi alasan bagi lansia untuk memilih tinggal di retirement house. Berbagai aktivitas sosial yang diadakan di retirement house seperti kegiatan rekreasi, kelompok hobi dan acara komunitas dapat membantu lansia tetap aktif dalam sosial dan mendukung kesehatan mental. Kegiatan-kegiatan tersebut terbukti dapat membantu menurunkan risiko depresi dan meningkatkan kualitas hidup lansia secara keseluruhan..
Gambar 3. Ilustrasi Aktivitas di Retirement House
Sumber : https://www.acelaw.ca/legal-topic/retirement-homes/
Selain daripada dukungan sosial, retirement house juga menawarkan kenyamanan dan keamanan yang tidak selalu bisa diperoleh di hunian pada umumnya. Bangunan retirement house umumnya dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan fisik para lansia dengan mempertimbangkan aspek-aspek keamanan yang penting. Desain bagi retirement house harus mempertimbangkan kemudahan mobilitas bagi lansia. Kemudahan mobilitas tersebut dapat mendorong para lansia untuk memiliki rasa aman dan nyaman selama bertempat tinggal di retirement house. Rasa aman tersebut merupakan sebuah keunggulan dalam berinvestasi di retirement house dan belum tentu dapat didapatkan pada hunian pada umumnya..
Gambar 4. Ruangan yang Lebar Memudahkan Mobilitas Lansia
Sumber : https://www.countrymeadows.com/blog/maintain-sense-balance-whether-home-retirement-community.
Manfaat dari adanya retirement house bagi para lansia akan lebih optimal apabila dikombinasikan dengan penerapan green building dalam bangunannya. Retirement house yang dirancang dengan konsep green building memiliki banyak keunggulan, dimana akan memberikan lingkungan yang sehat dan ramah lingkungan. Konsep green building juga akan fokus pada efisiensi energi dan kenyamanan penghuninya dimana hal tersebut sejalan dengan prinsip keberlanjutan dan tujuan lansia untuk tinggal di retirement house (Zuo & Zhao, 2014).
Secara spesifik, green building pada retirement house mencakup beberapa elemen penting. Pertama, efisiensi energi dalam desain bangunan merupakan aspek utama dalam konsep green building (Robichaud & Anantatmula, 2011). Melalui penggunaan teknologi hemat energi seperti pencahayaan alami yang optimal, sistem pemanas dan pendingin yang efisien, serta pemanfaatan energi terbarukan, bangunan retirement house dapat mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon yang dihasilkan. Ini tidak hanya membawakan manfaat bagi para lansia, tetapi juga membawakan manfaat bagi kelestarian lingkungan dan bahkan dapat membantu mengurangi biaya operasional yang bisa menambah keterjangkauan bagi penghuni retirement house (Goh et al., 2023).
Gambar 5. Sistem Kerja Pengoptimalan Cahaya untuk Green Building
Sumber : https://www.ahmadamir.com/2020/05/efisiensi-energi-listrik-dengan-green.html
Selain efisiensi energi, konsep green building pada retirement house juga memberikan kualitas udara dan kenyamanan termal yang baik bagi lansia. Lansia umumnya lebih rentan terhadap perubahan suhu dan kualitas udara, sehingga lingkungan dengan sirkulasi udara yang baik, bahan bangunan yang tidak beracun, dan pengendalian kelembapan merupakan komponen-komponen yang sangat penting untuk diimplementasikan (Zhang & Altan, 2011). Dengan desain green building, retirement house dapat mengoptimalkan kualitas udara dalam ruangan dan meningkatkan kenyamanan termal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bangunan yang dirancang dengan konsep green building mampu mengurangi polutan dalam ruangan, yang berpotensi meningkatkan kesehatan penghuninya, terutama bagi lansia (Jo et al., 2009).
Lebih jauh lagi, penerapan konsep green building juga berarti menggunakan material bangunan yang lebih ramah lingkungan dan mengusung konsep berkelanjutan. Dalam pembangunan retirement house, pemilihan material tidak hanya aman tetapi juga harus tahan lama dan mudah untuk dirawat (Akadiri & Olomolaiye, 2012). Penggunaan material bangunan yang memiliki daya tahan tinggi dan rendah perawatan dapat mengurangi biaya pemeliharaan, sehingga retirement house dapat tetap terjangkau dan aman bagi penghuni untuk menghuni dalam jangka panjang. Material bangunan yang ramah lingkungan tidak hanya membantu menjaga lingkungan tetapi juga menjadi pilihan yang lebih aman untuk menjaga kesehatan penghuni (Bianchini & Hewage, 2012).
.
Gambar 6. Material yang Digunakan pada Green Building.
Sumber : https://www.researchgate.net/figure/Relationship-between-green-building-materials-GBMs-and-SDGs-26-Relationship-between_fig1_346921879 ..
Retirement house dengan konsep green building juga bisa mendukung keberlanjutan sosial (social sustainability). Hal ini meliputi pembentukan lingkungan yang mendukung adanya interaksi sosial antar penghuni serta keterlibatan mereka dalam kegiatan komunitas. Green building dapat memfasilitasi area-area umum yang ramah lingkungan dan nyaman, seperti taman, ruang hijau, atau ruang bersama, yang membantu lansia tetap aktif secara sosial dan berpartisipasi dalam aktivitas bersama (Schwitter, 2022). Dukungan fasilitas sosial ini dapat mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan kualitas hidup lansia, yang merupakan tujuan utama dalam penerapan konsep keberlanjutan sosial di retirement house (Tomioka et al., 2016)..
Gambar 7. Fasilitas Taman pada Green Building
Sumber : https://tropis.co/2022/06/26/terapkan-green-building-kantor-pusat-kementerian-pupr-jadi-destinasi-wisata-sebumi-jakarta-city-tour/.
Terakhir, konsep green building yang diterapkan terhadap retirement house dapat membantu mendukung kehidupan yang mandiri bagi lansia. Bangunan dengan desain green building akan memiliki tata letak yang ramah bagi lansia, mempermudah aksesibilitas, serta meminimasilir potensi bahaya dengan menyediakan jalur bebas hambatan, pegangan tangan di sepanjang lorong, dan akses untuk pengguna kursi roda (Schwitter, 2022). Selain itu, teknologi bangunan pintar yang terkoneksi dengan sistem IOT (Internet of Things) juga dapat diterapkan pada bangunan dengan konsep green building ini. Teknologi yang dimaksud meliputi sistem alarm otomatis atau sensor gerak untuk pencahayaan, dimana teknologi tersebut akan mempermudah lansia dalam menjalani kegiatan sehari-hari secara mandiri, sambal tetap merasa aman dan terjamin.
Secara keseluruhan, retirement house yang mengadopsi konsep green building memberikan manfaat bagi para lansia, khususnya dalam sisi kesehatan, keamanan, efisiensi, hingga keberlanjutan sosial. Bagi lansia, konsep ini dapat memberikan kualitas hidup yang lebih baik, karena mereka dapat tinggal di lingkungan yang tidak hanya mendukung kesehatan fisik tetapi juga kesejahteraan mental dan sosial (Horstmanshof et al., 2020). Di Indonesia, meskipun konsep ini masih dalam tahap pengembangan, namun green building untuk retirement house memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan lebih lanjut guna memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya lansia yang semakin meningkat populasinya (Low et al., 2023)..
Daftar Pustaka.
Akadiri, P. O., & Olomolaiye, P. O. (2012). Development of sustainable assessment criteria for building materials selection. Engineering, Construction and Architectural Management, 19(6), 666–687. https://doi.org/10.1108/09699981211277568
Ball, M., & Nanda, A. (2013). Household attributes and the future demand for retirement housing. International Journal of Housing Markets and Analysis, 6(1), 45–62. https://doi.org/10.1108/17538271311306002
Bianchini, F., & Hewage, K. (2012). How “green” are the green roofs? Lifecycle analysis of green roof materials. Building and Environment, 48, 57–65. https://doi.org/10.1016/j.buildenv.2011.08.019
Butler, A., Oldman, C., & Greve, J. (2021). Sheltered Housing for The Elderly: Policy, Practice and the Consumer (1st ed.). Routledge. https://doi.org/10.4324/9781003194804
Croucher, K. (2006). Making the case for retirement villages. Joseph Rowntree Foundation.
Gardner, I. L., Browning, C., & Kendig, H. (2005). Accommodation options in later life: Retirement village or community living? Australasian Journal on Ageing, 24(4), 188–195. https://doi.org/10.1111/j.1741-6612.2005.00121.x
Goh, C. S., Su, F., & Rowlinson, S. (2023). Exploring Economic Impacts of Sustainable Construction Projects on Stakeholders: The Role of Integrated Project Delivery. Journal of Legal Affairs and Dispute Resolution in Engineering and Construction, 15(3), 04523026. https://doi.org/10.1061/JLADAH.LADR-963
Horstmanshof, L., Garbutt, R., & Brownie, S. (2020). Older adults who move to independent living units: A regional Australian study. Australian Journal of Psychology, 72(1), 41–49. https://doi.org/10.1111/ajpy.12257
Ismail, H., Nordin, M. S. A., Halil, F. M., & Abdul Khalid, N. H. (2023). The elderly quality of life (E-QoL) and retirement village preferred features by Malaysian generations. Planning Malaysia, 21. https://doi.org/10.21837/pm.v21i26.1271
Jo, J. H., Golden, J. S., & Shin, S. W. (2009). Incorporating built environment factors into climate change mitigation strategies for Seoul, South Korea: A sustainable urban systems framework. Habitat International, 33(3), 267–275. https://doi.org/10.1016/j.habitatint.2008.10.020
Low, S.-T., Neo, L.-T., Choong, W.-W., Mansor, R., Wee, S.-C., & Woon, J.-Y. (2023). Am I being abandoned? The value of retirement homes in Malaysian society. International Journal of Housing Markets and Analysis. https://doi.org/10.1108/IJHMA-07-2023-0100
Osei-Kyei, R., Narbaev, T., Atafo-Adabre, M., Chileshe, N., & Ofori-Kuragu, J. K. (2023). Critical success criteria for retirement village public – private partnership housing. Construction Innovation, 23(5), 1018–1037. https://doi.org/10.1108/CI-11-2021-0206
Robichaud, L. B., & Anantatmula, V. S. (2011). Greening project management practices for sustainable construction. Journal of Management in Engineering, 27(1), 48–57. https://doi.org/10.1061/(ASCE)ME.1943-5479.0000030
Schwitter, N. (2022). Social capital in retirement villages: A literature review. Ageing and Society, 42(7), 1560–1588. https://doi.org/10.1017/S0144686X20001610
Tomioka, K., Kurumatani, N., & Hosoi, H. (2016). Social participation and cognitive decline among community-dwelling older adults: A community-based longitudinal study. The Journals of Gerontology Series B: Psychological Sciences and Social Sciences, gbw059. https://doi.org/10.1093/geronb/gbw059
Zhang, Y., & Altan, H. (2011). A comparison of the occupant comfort in a conventional high-rise office block and a contemporary environmentally-concerned building. Building and Environment, 46(2), 535–545. https://doi.org/10.1016/j.buildenv.2010.09.001
Zuo, J., & Zhao, Z.-Y. (2014). Green building research–current status and future agenda: A review. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 30, 271–281. https://doi.org/10.1016/j.rser.2013.10.021.
Artikel sangat bermanfaat, khususnya bagi orang tua yang ingin mengetahui opsi tempat tinggal untuk masa tua… Good Job!
I find this article very helpful for my parents who are reaching their retirement phase!
Bacaan yang sangat membantu menambah wawasan…
Ide yg menarik….bagi orang tua agar dpt memiliki komunitas yg sehat dan seusia