bangunan cerdas

SBMS: Teknologi Cerdas untuk Optimalisasi Energi Bangunan

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 16

Ditulis oleh Shafa Syahirah

Pada era modern ini, bangunan-bangunan besar seperti gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan apartemen menggunakan energi dalam jumlah yang sangat besar. Pemakaian energi yang masif ini tidak hanya menyebabkan pengeluaran biaya yang tinggi, tetapi juga berdampak buruk bagi lingkungan. Emisi karbon yang dihasilkan dari konsumsi energi bangunan adalah salah satu penyebab utama pemanasan global. Untuk mengatasi masalah ini, teknologi Smart Building Management System (SBMS) hadir sebagai solusi untuk mengoptimalkan penggunaan energi dalam bangunan.

SBMS adalah sistem yang menggunakan teknologi sensor, perangkat lunak, dan Internet of Things (IoT) untuk mengatur, memantau, dan mengontrol penggunaan energi dalam bangunan. Dengan SBMS, berbagai peralatan dalam bangunan, seperti lampu, pendingin ruangan, dan sistem ventilasi, dapat bekerja secara otomatis sesuai dengan kondisi nyata di dalam bangunan. Sistem ini juga mengumpulkan data secara real-time sehingga pengelola bangunan dapat mengetahui kapan dan di mana energi terbuang, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi.

Smart Building Management System (SBMS) menghemat energi melalui berbagai teknologi pintar yang diterapkan dalam bangunan (Wang, S., & Xie, J, 2020). Salah satu cara utamanya adalah penggunaan sensor dan Internet of Things (IoT) untuk mengoptimalkan penggunaan perangkat elektronik. Misalnya, sensor yang terpasang di seluruh bangunan bisa mendeteksi keberadaan orang dalam ruangan. Ketika ruangan kosong, sensor otomatis mematikan lampu dan pendingin ruangan untuk menghindari pemborosan energi. Begitu juga sebaliknya, ketika ada orang yang memasuki ruangan, perangkat akan menyala kembali sesuai kebutuhan.

Selain itu, SBMS mengatur suhu dan ventilasi secara otomatis. Sistem ini mampu memantau suhu di luar dan dalam ruangan, lalu menyesuaikannya agar tetap nyaman bagi penghuni tanpa harus menghidupkan pendingin atau pemanas secara berlebihan. Hal ini sangat berguna terutama dalam bangunan besar, karena energi yang dibutuhkan untuk pendinginan atau pemanasan dapat ditekan dengan cara yang lebih efisien.

Tidak hanya itu, SBMS juga memanfaatkan cahaya alami untuk menghemat energi. Saat siang hari, sistem dapat mengurangi intensitas pencahayaan di dalam ruangan atau bahkan mematikan lampu jika cahaya matahari sudah cukup. Dengan cara ini, bangunan dapat menggunakan cahaya alami secara maksimal dan mengurangi ketergantungan pada listrik untuk pencahayaan.

Selain pengaturan otomatis, SBMS memiliki fitur analitik yang mampu memprediksi kebutuhan energi di masa mendatang berdasarkan data penggunaan sebelumnya (Kiliccote et al, 2015). Dengan prediksi ini, pengelola bangunan bisa mengatur penggunaan energi secara lebih strategis, misalnya dengan menyesuaikan kebutuhan operasional harian atau melakukan perawatan rutin terhadap peralatan agar tetap efisien. Secara keseluruhan, SBMS bukan hanya meningkatkan efisiensi energi tetapi juga mengurangi biaya operasional dan dampak lingkungan.

Keuntungan utama dari SBMS adalah penghematan biaya dan dampak positif bagi lingkungan. Dengan pengurangan penggunaan energi yang signifikan, biaya listrik bangunan bisa ditekan, yang pada akhirnya mengurangi biaya operasional secara keseluruhan. Selain itu, energi yang lebih efisien berarti emisi karbon yang dihasilkan juga berkurang. Ini menjadikan SBMS sebagai solusi yang ramah lingkungan dan mendukung upaya global untuk menekan perubahan iklim.

Meskipun banyak manfaatnya, penerapan SBMS masih menghadapi beberapa hambatan. Biaya awal untuk instalasi dan pengaturan SBMS sering kali cukup tinggi, sehingga mungkin dianggap memberatkan bagi beberapa pengelola bangunan. Selain itu, integrasi perangkat dalam satu sistem memerlukan koneksi jaringan yang aman agar tidak mudah diretas. Pelatihan bagi teknisi dan pengguna bangunan juga diperlukan agar sistem ini bisa berjalan optimal.

Secara keseluruhan, SBMS menawarkan cara cerdas untuk menghemat energi dan mengoptimalkan penggunaan peralatan dalam bangunan. Dengan memanfaatkan teknologi sensor dan analitik data, SBMS membantu bangunan menjadi lebih efisien, mengurangi biaya operasional, dan menjaga kelestarian lingkungan. Di masa depan, penerapan SBMS diharapkan akan menjadi hal yang umum, sehingga setiap bangunan bisa memberikan kontribusi positif terhadap pengurangan emisi dan keberlanjutan lingkungan.

Daftar Pustaka

Smart Building Management System. (n.d.). Green Building Alliance. Retrieved from https://www.greenbuildingalliance.org/smart-building-management-system

Kiliccote, S., Piette, M. A., & Watson, D. S. (2015). Smart Buildings: Saving Energy with Intelligent Design and Automation. New York, NY: Routledge.

Wang, S., & Xie, J. (2020). “Energy-efficient building management systems: A comprehensive review.” Energy and Buildings, 209, 109677. doi:10.1016/j.enbuild.2019.109677

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 0 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 0

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment