Membangun Masa Depan Melalui Inovasi Material Daur Ulang dalam Konstruksi Bangunan Hijau
Ditulis oleh Alyssa Valasandra Wirawan
Dalam beberapa dekade terakhir, kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dalam berbagai sektor, termasuk industri konstruksi, semakin meningkat. Konstruksi bangunan hijau muncul sebagai respons terhadap tantangan lingkungan yang dihadapi dunia saat ini, seperti perubahan iklim, penurunan kualitas udara, dan krisis limbah. Salah satu pendekatan yang paling efektif untuk mencapai tujuan keberlanjutan ini adalah melalui penerapan material daur ulang dalam proses konstruksi.
Material daur ulang, yang terdiri dari bahan-bahan yang sebelumnya dianggap sebagai limbah, menawarkan solusi inovatif untuk mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan konstruksi. Dalam konteks bangunan hijau, penerapan material daur ulang menjadi kunci untuk menciptakan struktur yang tidak hanya efisien dan fungsional tetapi juga ramah lingkungan. Misalnya dalam konstruksi bangunan yang mengonsumsi sekitar 3 miliar ton bahan mentah setiap tahunnya. Konstruksi tersebut mencakup 40% penggunaan global. Di Inggris saja, hasil konstruksi tahunan memerlukan 170 juta ton bahan dan produk primer, 125 juta ton produk penggalian, dan 70 juta ton produk sekunder yang didaur ulang dan direklamasi. Pemborosan yang signifikan juga terjadi, dengan 30% dari seluruh bahan bangunan berakhir sebagai limbah. Angka-angka mengejutkan ini menyoroti kebutuhan mendesak akan alternatif berkelanjutan dalam industri konstruksi (Ukpanah, 2024).
Praktik pembangunan berkelanjutan dapat mengurangi biaya operasional, dengan beberapa proyek melaporkan penurunan sebesar 21-23% dalam 12 bulan pertama dan penurunan sebesar 43-49% dalam lima tahun (Ukpanah, 2024). Agar dapat mendekatkan peradaban pada keberlanjutan, energi yang dihasilkan dari beberapa proses termal yang menggunakan bahan limbah dapat mengurangi kebutuhan akan metode produksi energi konvensional. Berbagai jenis limbah padat, seperti kertas, plastik, dan logam, memiliki potensi untuk didaur ulang atau digunakan kembali, yang juga berkontribusi pada perlindungan sumber daya alam yang saling (Gomes, dkk., 2019 dalam Hossain, dkk., 2024).
Selain itu penggunaan bahan-bahan terbarukan menjadi sorotan penting pula dalam konteks pembangunan hijau. Bahan-bahan terbarukan berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan cepat, sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 9 mengenai inovasi industri dan infrastruktur yang diusulkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Contohnya termasuk kayu dari hutan yang dikelola secara lestari, bambu, gabus, dan polimer berbasis bio. Dengan memanfaatkan bahan-bahan terbarukan, kita mengurangi ketergantungan kita pada sumber daya tak terbarukan seperti bahan bakar fosil dan mineral. Bahan-bahan ini menawarkan banyak manfaat, termasuk rendahnya emisi karbon selama produksi, peningkatan efisiensi energi, dan pengurangan dampak terhadap lingkungan.
Kayu reklamasi dan bambu adalah dua contoh material daur ulang yang paling umum digunakan dalam konstruksi bangunan hijau. Kayu reklamasi, misalnya, merupakan kayu yang diperoleh dari pohon yang telah mati karena faktor alamiah atau manusia. Bambu, dengan karakteristiknya yang ringan dan kuat, juga sangat ideal untuk aplikasi konstruksi. Keduanya memiliki indeks karbon yang lebih rendah daripada bahan sintetis tradisional, sehingga mereka dapat membantu mengurangi jejak karbon bangunan.
Selain kayu dan bambu, bahan-bahan lain seperti botol plastik juga dapat diintegrasikan ke dalam proyek konstruksi. Meskipun awalnya dianggap sebagai produk sampingan, botol plastik dapat dicetak ulang menjadi berbagai bentuk yang berguna dalam konstruksi. Botol plastik dapat didaur ulang menjadi bahan bangunan seperti blok dinding atau panel insulasi. Penggunaan botol plastik dalam desain arsitektur memberikan kesempatan untuk menciptakan elemen-elemen unik dan inovatif dalam bangunan, sekaligus meningkatkan kesadaran akan masalah limbah plastik. Salah satu contoh nyatanya adalah proyek Resource Rows di London, yang berhasil menggunakan bahan daur ulang untuk membangun 92 rumah di Copenhagen yang terjangkau dan ramah lingkungan. Limbah plastik juga dapat didaur ulang menjadi agregat untuk aspal meskipun 14,29% memilih untuk melakukan Landfill Dumping (Lee, dkk., 2024).
Selain itu, ada sejumlah kemajuan menarik yang dicapai dalam pembuatan komposit geopolimer menggunakan limbah padat. Sebagai pengganti semen Portland konvensional (OPC), bahan aktif alkali, juga dikenal sebagai geopolimer, biasanya dibuat melalui reaksi kimia bahan prekursor aluminosilikat dengan aktivator alkali (Provis, 2013 dalam Hossain, dkk., 2024). Geopolimer juga dibedakan dari emisi gas rumah kaca yang rendah, konsumsi energi yang rendah, dan penggunaan kembali bahan limbah, yang semuanya penting untuk keberlanjutan jangka panjang sektor arsitektur dan konstruksi (Hossain, dkk., 2024). Oleh karena itu, memasukkan limbah padat sebagai komponen dalam komposit geopolimer tidak diragukan lagi akan menghasilkan bahan konstruksi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Limbah padat perkotaan, industri, konstruksi, dan pertanian menyumbang sebagian besar sampah padat (Hoornweg, & Bhada-Tata, 2012 dalam Hossain, dkk., 2024).
Di Indonesia, penerapan konstruksi bangunan hijau atau bangunan ramah lingkungan sedang menjadi sorotan pula. Bangunan Hijau atau Green Building adalah bangunan yang memperhatikan dampak negatif dan menciptakan dampak positif terhadap iklim dan lingkungan alam sepanjang siklus hidupnya. Ini dimulai dari tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, hingga pembongkaran. Selain itu, Indonesia memiliki lembaga yang bertugas untuk memberikan sertifikasi bangunan hijau, yaitu Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia).
Salah satu contoh penggunaan limbah daur ulang dalam konstruksi di Indonesia adalah pemanfaatan tailing sebagai material infrastruktur. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KPUPR) telah mengirimkan tailing dari PT Freeport Indonesia (PTFI) sebanyak 4.000-ton dari Jetty Jembatan 2 Mill Post 11 di Kabupaten Mimika ke Dermaga Kali Tamu di Merauke. Tailing ini akan digunakan sebagai material agregat untuk pembangunan infrastruktur jalan di Merauke. Ini merupakan kali pertama pemanfaatan tailing dilakukan sejak berdirinya PT Freeport Indonesia.
Penerapan material daur ulang dalam konstruksi bangunan hijau memberikan berbagai manfaat yang signifikan, seperti mengurangi limbah, mengurangi emisi karbon, optimis biaya, menjamin ketahanan struktural, serta promosi etika ekonomi. Dengan menggunakan material daur ulang, industri konstruksi dapat mengurangi volume limbah yang dihasilkan. Hal ini tidak hanya menghemat biaya pembuangan limbah tetapi juga mengurangi tekanan pada sistem pengelolaan limbah. Lalu, Material daur ulang memiliki indeks karbon yang lebih rendah daripada bahan sintetis tradisional. Oleh karena itu, penggunaan material daur ulang dapat membantu mengurangi emisi karbon dan kontribusi terhadap perubahan iklim global.
Untuk memastikan penerapan material daur ulang dalam konstruksi bangunan hijau, beberapa langkah praktis dapat diambil. Pertama, perencanaan desain yang hati-hati sangat penting; semua elemen desain harus dapat diintegrasikan dengan material daur ulang. Selanjutnya, pemilihan material yang tepat harus dilakukan berdasarkan kebutuhan spesifik proyek, dengan memastikan bahwa material yang dipilih memenuhi standar mutu tinggi dan sesuai untuk fungsi yang diinginkan. Proses daur ulang juga harus dilaksanakan dengan benar, dengan perhatian khusus pada setiap langkah untuk menghindari kerusakan pada material. Terakhir, monitoring dan evaluasi secara kontinu diperlukan untuk memastikan bahwa target keberlanjutan tercapai. Analisis life cycle assessment (LCA) dapat digunakan untuk menilai dampak lingkungan dari material daur ulang yang digunakan.
Dengan mengurangi limbah, mengurangi emisi karbon, optimasi biaya, menjamin ketahanan struktural, dan promosi etika ekonomi, material daur ulang dapat membantu menciptakan bangunan yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi para profesional dalam bidang arsitektur dan kontraktor untuk memprioritaskan penggunaan material daur ulang dalam projek-projek konstruksi mereka. Dengan demikian, kita dapat membawa dunia kearah yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Daftar Pustaka
A study on recycling waste materials in construction industry. (2024). Journal of Advanced Research in Applied Sciences and Engineering Technology, 59(1), 227–241.
Argianti, T. (2020). Penerapan green building di Indonesia. https://environment-indonesia.com/. Retrieved November 4, 2024, from https://environment-indonesia.com/penerapan-green-building-di-indonesia/
Hossain, M. M., Raihan, P. M. S., Biswas, M., Rizwan, M., & Ali, A. (2024). Feasibility of using recycled materials in construction materials. European Journal of Theoretical and Applied Sciences, 2(3), 1082–1107. https://doi.org/10.59324/ejtas.2024.2(3).87
Pemerintah Manfaatkan Limbah Tailing untuk Material Infrastruktur Jalan. (n.d.). https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/5747/pemerintah-manfaatkan-limbah-tailing-untuk-material-infrastruktur-jalan
THE 17 GOALS | Sustainable Development. (n.d.). https://sdgs.un.org/goals
Top 15 sustainable green building materials. (2024, September 5). GreenMatch.co.uk. https://www.greenmatch.co.uk/blog/green-building-materials
Wilson, R. (2020, August 6). Old into new: Recycled bricks form facade of Copenhagen housing project. The Architects’ Journal. https://www.architectsjournal.co.uk/buildings/old-into-new-recycled-bricks-form-facade-of-copenhagen-housing-project
Mantappp
Innovation is beneficial for the future
👍👍👍
Senang lihat ada yang ngadain kompetisi buat topik penting kayak gini. Masalah sampah kan makin hari makin kompleks, jadi semoga ide-ide dari kompetisi ini bisa bikin perubahan!
Niceee
Semoga bisa terwujud.. Amin Yra
Kerennn
Good
Semoga bisa diwujudkan segera dengan konsep konsep2 yg sdh ada dan trs ditinggatkan utk mencapai hasil yg lbh maksimal
Niceeeeeee🔥🔥🔥
Gokil
Mantappp
Tetap optimis suatu saat pasti terwujud💪💪🙏
Smoga bisa segera terealisasikan
It’s oke
sebaiknya ditambahi pula contoh2 konstruksi green building dari daur limbah yang sdh berhasil di bagian negara Indonesia ntuk menambah kuat persuasinya terhadap pembaca dan juga ditambahkan policy pemerintah Indonesia dalam gerakan green building khususnya konstruksi dari daur ulang limbah. Policy pemerintah penting dalam mendukung berbagai gerakan di masyarakat 😀🤭
Program yg bagus semoga sukses
Mantul tuk pengembangan kepribadian
Top markotop
Mantab,Membangun Masa Depan Melalui Inovasi yang keren