Keberlanjutan Lingkungan dengan Memanfaatkan Sampah Plastik dalam Konstruksi Green Building
Disusun oleh. Parida Sania
Efek pemanasan global yang semakin sulit dihindari menjadi ancaman yang serius bagi penduduk bumi, pemanasan global inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang disebabkan karena emisi karbon dan aktifitas manusia. Keberlanjutan lingkungan menjadi isu yang sangat mendesak dan perlu diperhatikan, di era modern ini industri konstruksi merupakan penyumbang utama limbah dan emisi gas rumah kaca. Indonesia sendiri berada diurutan ketiga sebagai negara penghasil emisi karbon terbesar di dunia dengan capaian 800 juta ton dan 600 juta ton dari emisi alih guna lahan.
Setiap tahunnya sekitar 359 juta ton plastik diproduksi diseluruh dunia, tentunya plastik menjadi permasalahan bagi semua pihak dan plastik sering dianggap sebagai material yang buruk dan berbahaya. Lantas benarkah plastik yang menjadi permasalahannya? Tentu bukan, plastik bukan musuh kita semua, akan tetapi sampah dan limbah yang diihasilkan oleh pemakaian atau produsen material tersebut.
Menurut forum ekonomi dunia (World economic forum) pada tahun 2022 penyebab pencemaran plastik di negara ini adalah ketidakmampuan dalam mengelola sampah. Limbah plastik domestik tidak dipisahkan sehingga menyatu dengan yang lain, 78% plastik dibakar dan 12% dilepaskan ke badan air, 10 % dibuang sebarangan sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan.
Salah satu alternatif yang dapat membantu keberlanjutan lingkungan adalah mendaur ulang limbah plastik ini. Daur ulang limbah plastik setidaknya akan membantu mengurangi kerusakan lingkungan dan menciptakan inovasi baru dengan mengabungkan bahan ini diberbagai hal contohnya seperti dalam konstruksi. Kesempatan ini tentu sangat bagus karena memungkinkan penggunaan sampah plastik ini dapat membantu industri kontruksi mencapai tujuan keberlanjutan.
Salah satu pendekatan yang inovatif untuk mengatasi ini dengan memanfaatkan sampah plastik dalam konstruksi green building. Tentunya konsep ini tidak hanya mendukung keberlanjutan saja akan tetapi juga untuk mengurangi limbah dan menciptakan banguanan yang efisien. Dapat kita lihat karakteristik green building adalah bangunan yang mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi sumber daya. Contoh salah satunya adalah penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pengurangan limbah konstruksi.
Dilansir dari United Nation Environment programme (UNEP) menyebutkan bahwa green building adalah bangunan yang selama siklus hidupnya dimulai dari perencanaan hingga pembongkaran memperlihatkan dampak positif terhadap iklim dan lingkungan. Green building ini menganut tiga prinsip yaitu reduce, reuse, recycle.
Melihat dari sifat plastik yang kuat, tahan lama, tahan air, mudah dibentuk dan ringan serta mudah didaur ulang, hal ini sama dengan kunci sifat untuk bahan konstruksi bangunan. Pemanfaatan sampah plastik dapat diolah menjadi berbagai material konstruksi contohnya seperti blok bangunan, papan atau agregat dalam campuran beton. Tapi perlu diingat bahan bangunan yang terbuat dari plastik daur ulang belum umum digunakan dalam industri konstruksi. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan di masa depan nanti akan umum digunakan, ini merupakan langkah awal untuk menanggulangi pencemaran plastik.
Sumber: https://komunita.id/
Beberapa kegunaan sampah plastik yang kemungkinan dapat di aplikasikan dalam konstruksi adalah sebagai berikut:
Pertama: komponen dalam komposit semen, sampah plastik yang didaur ulang dapat secara mekanis digabungkan ke dalam komposit semen sebagai agregat dan pengisi karena kekerasan dan stabilitasnya. Penggunaan sampah plastik dalam komposit semen bermanfaat untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh lingkungan disebabkan dari penambangan agregat alami. Plastik juga mempunyai sifat yang ringan sehingga layak untuk produksi komposit semen ringan yang menguntungkan dalam beton struktural. Tetapi tidak disarankan diguanakan dalam beton nonstruktural.
Sampah plastik juga dapat digunakan sebagai pengikat untuk menghasilkan beton polimer, jenis plastik yang digunakan adalah polietilena tereftalat (PET) melaui proses transesterifikasi dengan menggunakan asam dibasic dan glikol sehingga menjadi resin polyester tak jenuh. Setelah terbentuk resin dapat dicampur agregat sehingga menghasilkan beton atau mortal.
Kedua: Sebagai pondasi dan sub-pondasi pada konstruksi jalan, penggunaan plastik sebagai pengganti agregat dalam konstruksi dasar dan sub dasar untuk perkerasan jalan yang dapat diperkuat dengan strip plastik daur ulang.
Ketiga: Komponen dalam aspal, penggunaan limbah plastik dalam dalam aspal sebagai agregat telah terbukti dapat menigkatkan ketahanan selip dan retak pada perkerasaan jalan. Jenis plastik yang menjanjikan dalam campuran aspal adalah penggunaan plastik polietilen densitas rendah ( LDPE) dan polietilen densitas tinggi( HDPE).
Keempat: Pengganti Kayu, berasal dari plastik yag dicampur dan didaur ulang sehingga dapat digunakan seperti kayu, melihat dari ketahananya lebih unggul daripada kayu. Jenis ini lebih cocok untuk pagar, dermaga perahu, bangku dan bantalan kereta api.
Kelima: Panel pintu, sampah plastik yang didaur ulang dapat dikombinasikan dengan kayu untuk menghasilkan panel pintu yang ramah lingkungan .
Keenam: Bahan isolasi, salah satu bahan alternatif yang ramah lingkungan dan dapat digunakan adalah plastik daur ulang, yaitu plastik daur ulang dalam bentuk polistirena. Sampah plastik sebagai bahan isolasi membantu menjaga suhu dalam bangunan sehingga mengurangi kebutuhan pemanasan dan pendinginan.
Ketujuh: Dinding dan batu bata, sampah plastik juga dapat digunakan sebagai pengganti dinding blok dan bata.
Pada dinding, penerapan material daur ulang dapat digunakan denga kombinasi batu ekspos dengan aksesoris batol-botol bekas. Botol inilah yang berfungsi memberikan pencahayaan yang masuk dari luar sehingga membentuk bayangan yang indah pada ruangan dalamnya.
Selain itu, sampah plastik daur ulang dapat dijadikan kerajinan yang mengandung nilai esttika yang tinggi dan dapat digunakan sebagai hiasan rumah. Contohnya seperti mendaur ulang sampah botol plastik menjadi pot tanaman, ataupun dijadikan lampu hias dengan menggunakan botol berwarna agar lebih menarik. Jika melihat uraian diatas memang benar penggunaan plastik untuk keperluan konstruksi memiliki banyak manfaat keberlanjutan akan tetapi masih banyak keterbatasaanya semisal; kendala ekonomi, kurangnya pemahaman, kurangnya standarisasi, komposisi yang bervariasi.
Perubahan yang terjadi pada sektor industri konstruksi banyak dipengaruhi oleh permintaan akan perumahan apalagi dengan adanya regulasi baru yang ditunjukan untuk membuat industri ini menjadi lebih efisien dalam memanfaatlan energi serta pendaur ulangan. Tentunya melalui banyak pertimbangan plastik menjadi material yang dapat diunggulkan dalam pembuatan bangunan.
Manfaatnya terhadap lingkungan tentu sangat besar karena berkaitan dengan keberlanjutan lingkungan, melalui pemanfaatan daur ulang plastik kita dapat melihat beberapa manfaatnya. pertama, mengurangi limbah, dengan memanfaatkan sampah plastik dapat mengurangi jumlah limbah yang masuk ketempat pembuangan akhir. Kedua, penurunan emisi karbon dengan meminimalkan proses ekstarksi dan jejak karbon bangunan dapat ditekan, sesuai dengan upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Ketiga, kesadaran dan Pendidikan bagi Masyarakat, proyek green building yang menggunakan sampah dapat menjadi pengetahuan baru bagi masyarakat dan lebih memahami pentingnya daur ulang dan ikut serta dalam mejaga lingkungan.
Keberlanjutan lingkungan perlu kita jaga dengan memanfaatkan material daur ulang seperti sampah plastik. Plastik memainkan peran yang penting dalam kehidupan sehari-hari kita, limbah yang dihasilkan pada penggunaan akhir plastik yang semakin menumpuk dan menyebabkan kekhawatiran bagi semua. Pemanfaatan sampah plastik dalam konstruksi green building menawarkan jalan untuk mencapai keberlanjutan lingkungan. Dengan mengubah limbah menjadi sumber daya kita dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan menciptakan bangunan yang ramah lingkungan dan tentunya efisien. Penggunaan sampah plastik dalam industri konstruksi akan menyelesaikan pengelolaan limbah padat dan berkurangnya bahan baku untuk keperluan konstruksi. Meskipun banyak keterbatasan akan tetapi seiring dengan dengan majunya teknologi dan banyaknya penelitian mungkin saja nanti akan menjadi prospek besar dengan didukung dari berbagai pihak demi masa depan yang lebih bersih, ramah dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Awoyera, P. O. & Adesina, A. Plastic wastes to construction products: Status, limitations and future perspective. Case Stud. Constr. Mater. 12, e00330 (2020).
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-padang/baca-artikel/16929/Green-Building-Series-Konsep-Green-Building.html
https://www.thezebra.com/resources/home/green-building-materials/
https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-53980201
.