bangunan cerdas

Mengakselerasi Pengembangan Bangunan Hijau dan Cerdas melalui Inovasi Teknologi dan Desain Berkelanjutan

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 31

Ditulis oleh Hendra.

Pendahuluan

Krisis lingkungan global dan peningkatan konsumsi energi yang terus terjadi telah menempatkan sektor bangunan di garis depan upaya mitigasi dampak perubahan iklim. Menurut data dari Badan Energi Internasional (IEA), sektor bangunan menyumbang sekitar 40% dari total konsumsi energi global dan sekitar 30% dari emisi karbon dioksida (CO₂) yang dihasilkan oleh aktivitas manusia(Setiawan, n.d.). Di tengah tuntutan urbanisasi yang pesat, konsep bangunan hijau dan cerdas muncul sebagai solusi potensial untuk menghadapi masalah ini. Bangunan hijau adalah bangunan yang mengedepankan prinsip keberlanjutan, mulai dari pemilihan material yang ramah lingkungan hingga desain yang efisien energi. Tujuannya adalah untuk meminimalkan jejak karbon dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Bangunan hijau seringkali menggunakan material daur ulang, sistem pengelolaan air yang efisien, dan teknologi pemanenan energi, seperti panel surya(Puteri, 2023).

Sementara itu, bangunan cerdas mengoptimalkan kenyamanan dan efisiensi melalui teknologi. Dengan menggunakan Internet of Things (IoT), sensor pintar, dan sistem pengelolaan energi otomatis, bangunan cerdas dapat mengontrol pencahayaan, suhu, dan konsumsi energi berdasarkan kebutuhan penghuninya. Kolaborasi antara konsep hijau dan cerdas dalam satu bangunan memungkinkan terciptanya struktur yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga cerdas dalam pengelolaan sumber daya, memberikan kontribusi besar terhadap keberlanjutan(Prasetyo, 2024).

Meskipun konsep bangunan hijau dan cerdas telah berkembang, diperlukan percepatan pengembangan dan adopsinya di seluruh dunia. Inovasi menjadi kunci dalam akselerasi ini, dengan mencakup teknologi ramah lingkungan, efisiensi energi, serta integrasi teknologi digital yang memungkinkan pemantauan dan pengelolaan sumber daya secara real-time. Artikel ini membahas peran penting inovasi dalam mengakselerasi pengembangan bangunan hijau dan cerdas, termasuk tantangan yang ada dan strategi untuk mengatasi hambatan tersebut.

Konsep Bangunan Hijau dan Cerdas

Bangunan hijau menitikberatkan pada desain yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, mulai dari penggunaan material, pengelolaan air dan limbah, hingga manajemen energi yang efisien. Penggunaan panel surya, pengumpulan air hujan, dan material daur ulang adalah contoh pendekatan yang umum diterapkan. Di sisi lain, bangunan cerdas dilengkapi dengan teknologi digital seperti sensor Internet of Things (IoT), sistem otomatisasi, dan perangkat pintar yang memungkinkan bangunan tersebut beradaptasi dengan kebutuhan penghuni, mengatur suhu, pencahayaan, dan bahkan kualitas udara secara mandiri(Yulianto, 2020).

Bangunan yang menggabungkan kedua konsep ini tidak hanya berfokus pada pengurangan emisi, tetapi juga memberikan kenyamanan, keamanan, dan efisiensi operasional yang lebih tinggi. Melalui pendekatan ini, diharapkan tercipta lingkungan yang mendukung kesehatan penghuni dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil, yang merupakan sumber utama emisi karbon(IEC, 2023)..

Peran Inovasi dalam Mengakselerasi Pengembangan Bangunan Hijau dan Cerdas

Inovasi memegang peran vital dalam mempercepat pengembangan bangunan hijau dan cerdas, menghadirkan teknologi baru yang memungkinkan penghematan energi lebih besar, pengelolaan sumber daya yang efisien, dan pengalaman hidup yang lebih baik bagi penghuni. Beberapa inovasi yang mendorong akselerasi ini mencakup:

1. Teknologi Energi Terbarukan Terintegrasi

Energi terbarukan menjadi landasan utama dalam bangunan hijau, dengan penggunaan panel surya, turbin angin kecil, dan energi biomassa sebagai sumber daya yang bersih dan terbarukan. Inovasi yang kini tengah berkembang adalah integrasi energi terbarukan langsung ke dalam komponen bangunan, seperti jendela surya atau atap surya yang tidak hanya berfungsi sebagai elemen bangunan tetapi juga menghasilkan listrik. Selain itu, inovasi dalam teknologi penyimpanan energi, seperti baterai litium-ion dan teknologi penyimpanan energi termal, memungkinkan bangunan untuk menyimpan energi yang dihasilkan untuk digunakan pada waktu yang dibutuhkan, mengurangi ketergantungan pada listrik dari jaringan utama(IEC, 2024)..

2. Internet of Things (IoT) dan Sistem Pengelolaan Energi Cerdas

Internet of Things (IoT) memungkinkan bangunan cerdas untuk mengumpulkan dan menganalisis data secara real-time, sehingga penggunaan energi, air, dan sumber daya lainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan aktual penghuni. Sensor IoT pada bangunan cerdas memungkinkan pengaturan otomatis untuk pencahayaan, suhu, kelembapan, dan bahkan kualitas udara. Dengan adanya sistem manajemen energi yang cerdas, bangunan dapat mengurangi penggunaan energi berlebihan saat tidak ada penghuni atau saat intensitas cahaya matahari cukup. Teknologi ini membantu menciptakan bangunan yang lebih efisien dan ramah lingkungan serta meningkatkan kenyamanan penghuni(Purba, 2023)..

3. Bahan Bangunan Ramah Lingkungan

Penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan juga menjadi faktor penting dalam pengembangan bangunan hijau. Inovasi dalam bidang ini mencakup beton daur ulang, panel kayu rekayasa, insulasi berbasis serat alami, dan bahan-bahan yang mengurangi jejak karbon selama proses konstruksi. Pencetakan 3D telah membantu dalam menciptakan komponen bangunan secara presisi, mengurangi limbah konstruksi, serta mempercepat waktu dan mengurangi biaya pembangunan. Dengan material yang lebih ramah lingkungan, bangunan dapat menjadi lebih tahan lama dan berdampak rendah terhadap lingkungan(Puteri, 2023)..

4. Sistem Pengelolaan Air yang Efisien

Pengelolaan air adalah salah satu aspek kunci dalam bangunan hijau. Teknologi seperti sistem pengumpulan air hujan, pengolahan limbah air, dan penggunaan toilet hemat air memungkinkan bangunan untuk mengurangi konsumsi air. Inovasi dalam sistem daur ulang air memungkinkan pemanfaatan kembali air yang telah digunakan, sementara teknologi sensor otomatis pada keran dan toilet memastikan penggunaan air hanya saat dibutuhkan. Pengelolaan air yang efisien juga membantu bangunan hijau mengurangi limbah dan menjaga pasokan air bersih(Sulistiarini & Effendi, 2023)..

5. Pencahayaan dan Ventilasi Alami

Bangunan hijau dan cerdas dirancang untuk memanfaatkan pencahayaan dan ventilasi alami sebanyak mungkin. Desain yang optimal dapat mengurangi kebutuhan pencahayaan buatan di siang hari dan mengurangi penggunaan pendingin udara. Inovasi seperti jendela pintar yang berubah warna berdasarkan intensitas sinar matahari dan sistem ventilasi pintar yang mengatur aliran udara berdasarkan kualitas udara dapat meningkatkan efisiensi energi. Dengan demikian, bangunan tidak hanya hemat energi tetapi juga mendukung kesehatan dan kenyamanan penghuni(Millenia & Etty Murwaningsari, 2023).

Tantangan dalam Pengembangan Bangunan Hijau dan Cerdas

Meskipun inovasi terus mendorong pengembangan bangunan hijau dan cerdas, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi:

1. Biaya Awal yang Tinggi

Penerapan teknologi ramah lingkungan dan perangkat cerdas sering kali memerlukan biaya investasi awal yang tinggi, terutama untuk panel surya, sistem pengelolaan air, dan sensor IoT. Meski dalam jangka panjang biaya ini dapat ditebus melalui penghematan energi, beberapa pengembang mungkin merasa terbebani oleh investasi awal ini. Insentif finansial dan subsidi dari pemerintah dapat membantu mengurangi hambatan ini(Widiyati et al., 2023)..

2. Kurangnya Edukasi dan Kesadaran

Di beberapa wilayah, kesadaran tentang pentingnya bangunan hijau dan cerdas masih rendah. Edukasi yang menyeluruh tentang manfaat serta efisiensi bangunan hijau dan cerdas perlu diperkuat, baik pada tingkat masyarakat umum maupun industri konstruksi. Kesadaran yang lebih baik dapat mendorong permintaan pasar terhadap bangunan yang berkelanjutan(Djufry, 2022)..

3. Ketidakselarasan Regulasi

Kurangnya standar dan regulasi yang mendukung pengembangan bangunan hijau dan cerdas menghambat adopsi teknologi ini. Kebijakan yang jelas dan insentif untuk pengembang yang menggunakan teknologi hijau dan cerdas sangat penting untuk mendorong penerapannya. Standar dan regulasi yang konsisten juga akan mendorong inovasi teknologi yang lebih berkelanjutan(Yulianto, 2020)..

Strategi untuk Mengatasi Tantangan

Untuk mengatasi tantangan yang ada, diperlukan langkah-langkah strategis yang melibatkan pemerintah, industri, dan Masyarakat:

1. Peningkatan Insentif Pemerintah

Pemerintah dapat menawarkan insentif pajak dan subsidi bagi pengembang yang menerapkan teknologi hijau dan cerdas, membantu mengurangi biaya awal dan memotivasi lebih banyak pihak untuk berinvestasi pada bangunan berkelanjutan.

2. Edukasi dan Kesadaran Publik

Kampanye kesadaran dan edukasi mengenai pentingnya bangunan hijau dan cerdas dapat meningkatkan permintaan dan penerimaan publik. Ini dapat dilakukan melalui program-program edukasi di sekolah, seminar industri, dan kampanye lingkungan.

3. Pengembangan Standar dan Kebijakan

Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan dan regulasi yang mendukung pembangunan hijau dan cerdas, seperti standar efisiensi energi dan regulasi penggunaan material ramah lingkungan.

4. Kolaborasi Antara Sektor Publik dan Swasta

Kolaborasi antara pemerintah, perusahaan teknologi, dan pengembang bangunan dapat mempercepat adopsi teknologi hijau dan cerdas serta menghasilkan solusi yang lebih terjangkau dan efektif..

Kesimpulan

Pengembangan bangunan hijau dan cerdas melalui inovasi merupakan langkah penting dalam upaya global melawan perubahan iklim dan menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih berkelanjutan. Inovasi dalam teknologi energi terbarukan, sistem pengelolaan energi cerdas, bahan bangunan ramah lingkungan, dan sistem pengelolaan air yang efisien menjadi fondasi utama dalam pengembangan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Djufry, F. (2022). Pengembangan pertanian cerdas iklim inovatif berbasis teknologi budidaya adaptif menuju pertanian modern berkelanjutan. In Repository.Pertanian.Go.Id. http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/16413%0Ahttp://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/16413/Orasi_kabadan.pdf?sequence=1&isAllowed=y

IEC. (2023). Green Technology: Solusi Masa Depan untuk Mengurangi Jejak Karbon. https://environment-indonesia.com/green-technology-solusi-masa-depan-untuk-mengurangi-jejak-karbon/

IEC. (2024). Inovasi Terbaru Green Building: Keuntungan, Trend dan Potensi Pertumbuhannya Tahun 2025. https://environment-indonesia.com/inovasi-terbaru-green-building-keuntungan-trend-dan-potensi-pertumbuhannya-tahun-2025/

Millenia, A., & Etty Murwaningsari. (2023). Pengaruh Inovasi Produk Hijau Dan Inovasi Proses Hijau Terhadap Keunggulan Kompetitif Hijau Dengan Modal Intelektual Hijau Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ekonomi Trisakti, 3(2), 2319–2328. https://doi.org/10.25105/jet.v3i2.17046

Prasetyo, A. (2024). Mendorong Praktik Pembangunan Berkelanjutan dengan Bangunan Hijau. https://mediaindonesia.com/ekonomi/676380/mendorong-praktik-pembangunan-berkelanjutan-dengan-bangunan-hijau

Purba, Z. theodora. (2023). ” Agroforestri : Meningkatkan Produktivitas , Keberlanjutan , dan Pendapatan Petani melalui Integrasi Pertanian dan Kehutanan “. July, 0–14.

Puteri, T. S. (2023). Menuju Masa Depan Berkelanjutan: Integrasi Teknologi dan Bangunan Hijau dalam Konsep Kota Cerdas di Indonesia. https://kursussipil.id/article/menuju-masa-depan-berkelanjutan-integrasi-teknologi-dan-bangunan-hijau-dalam-konsep-kota-cerdas-di-indonesia

Setiawan, A. (n.d.). Matlamat Jangka Pendek. 5, 7–17.

Sulistiarini, E. B., & Effendi, I. B. (2023). Inovasi Teknologi dalam Mendukung Pencapaian Sustainable Development Goals. August. https://www.researchgate.net/publication/373137683

Widiyati, D., Gunawan, J., & Murwaningsari, E. (2023). Green Building Berbasis Teknologi Untuk Produktivitas Yang Lebih Hijau: Manfaat Dan Tantangan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2, 290–295.

Yulianto, F. eri. (2020). arsitektur hijau dan berkelanjutan. https://log.iai.or.id/id/arsitektur-hijau-dan-berkelanjutan/

.

.

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 5 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 74

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

3 Comments

  1. Aina Rahma Dini 15 November 2024 at 08:38 - Reply

    Banyak informasinya ,kerenn good job yaa

    • Hendra 15 November 2024 at 17:39 - Reply

      Thank you, semoga bermanfaat

  2. Rama Dhani Hairy 15 November 2024 at 16:30 - Reply

    Informatif sekali

Leave A Comment