Biophilic Intelligence Building: Menemukan Kembali Keseimbangan dalam Arsitektur Modern
Ditulis oleh Hendro Prabowo
Di tengah hiruk-pikuk kota besar yang tak pernah tidur, di mana tekanan pekerjaan, kemacetan lalu lintas, dan masalah lingkungan menjadi pemandangan sehari-hari, muncul sebuah inovasi yang mampu membawa kesejukan bagi jiwa yang lelah. Inovasi ini adalah bangunan hijau yang tidak hanya dipenuhi teknologi cerdas, tetapi juga dirancang dengan sentuhan biophilic yang mempertemukan manusia dengan alam dalam harmoni yang menenangkan. Ketika kita berbicara tentang biophilic design, kita berbicara tentang sebuah revolusi dalam dunia arsitektur yang berusaha mengembalikan manusia kepada akar alaminya. Stephen Kellert, seorang pemikir dan praktisi terkemuka di bidang ini, memperkenalkan konsep biophilic design dengan tujuan menciptakan bangunan yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga tempat di mana manusia bisa kembali merasakan harmoni dengan alam. Melalui biophilic design, kita tidak hanya membangun gedung, tetapi juga menciptakan ekosistem kecil di mana manusia dan alam dapat hidup berdampingan dengan damai. Kellert mengidentifikasi beberapa elemen kunci dalam biophilic design yang harus diterapkan dalam arsitektur modern. Elemen-elemen ini mencakup penggunaan cahaya alami, ventilasi yang baik, pemandangan alam, serta penggunaan material dan tekstur yang alami. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana setiap elemen ini berinteraksi dengan panca indera manusia, menciptakan pengalaman yang menyeluruh dan mendalam.
Melalui konsep ini, kita diajak untuk melihat arsitektur dari sudut pandang yang berbeda. Bangunan tidak lagi hanya sekadar tempat berlindung, tetapi menjadi ruang hidup yang menghidupkan jiwa dan raga penghuninya. Dengan mengintegrasikan elemen-elemen alami ke dalam desain bangunan, dimana lingkungan tidak hanya indah secara visual tetapi juga menyehatkan secara fisik dan emosional. Inilah masa depan arsitektur yang penuh harapan—bangunan yang tidak hanya cerdas dan efisien tetapi juga hangat dan menyatu dengan alam, membawa kita pada harmoni yang telah lama hilang. Dengan biophilic design, kita menulis bab baru dalam cerita arsitektur, di mana setiap garis dan sudut bangunan bukan hanya karya manusia tetapi juga refleksi dari alam yang abadi.
Bayangkan sebuah bangunan yang tidak hanya menjadi tempat berteduh tetapi juga menjadi tempat terapi bagi penghuni dan pengunjungnya. Bangunan hijau ini, selain mengusung teknologi canggih yang efisien dan ramah lingkungan, juga mengundang alam masuk ke dalam ruang-ruangnya. Dalam setiap sudutnya, panca indera manusia diajak untuk berinteraksi—melihat hijaunya dedaunan, merasakan kelembutan angin yang berhembus, mendengar gemericik air, mencium aroma segar tanah, dan menikmati sentuhan tekstur alami di sekitar kita. Interaksi ini adalah sebuah konsep yang dirancang untuk membawa relaksasi, mengusir penat, dan membangkitkan semangat. Di tengah tekanan pekerjaan yang tak kenal lelah dan stres di perkotaan, sebuah ruang jenis baru yang mampu menghadirkan kedamaian menjadi kebutuhan utama. Sebuah oasis di tengah gurun beton yang memanjakan indera.
Paling tidak, rumah sakit yang dibangun dengan gaya ini akan membawa perubahan besar. Bayangkan pasien yang menjalani perawatan tidak hanya di ruangan steril yang dingin tetapi di ruang yang penuh kehidupan dan kehangatan alam. Paramedis dan dokter yang merasakan atmosfer menenangkan tentu akan bekerja lebih efektif sementara karyawan rumah sakit mendapatkan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental mereka. Di rumah sakit ini, rancangan dapat menjadi jembatan antara penyembuhan fisik dan mental. Bayangkan rumah sakit di mana jendela besar menghadap ke taman rimbun; di mana pasien bisa melihat pemandangan hijau dan merasakan angin segar. Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruang perawatan tidak hanya menghangatkan tubuh tetapi juga jiwa. Suara gemericik air dari kolam kecil di taman membawa ketenangan dan mempercepat proses penyembuhan. Ini bukan hanya imajinasi tetapi sebuah realitas yang bisa kita capai melalui penerapan biophilic design.
Khoo Teck Puat Hospital (KTPH) di Singapura bukan hanya sekadar rumah sakit; ia adalah sebuah karya seni yang menggabungkan kesehatan dan keindahan alam dalam satu kesatuan. Kita akan menjelajahi bagaimana biophilic design di KTPH menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan pasien, paramedis, karyawan, dan pengunjung. Setiap sudut rumah sakit ini dirancang untuk menyatu dengan alam; dengan hutan buatan yang mengelilingi bangunan menawarkan suasana tenang seolah mengajak setiap orang untuk bernafas lega. Pasien yang sedang menjalani perawatan tidak hanya terkurung dalam empat dinding; mereka memiliki akses ke jalur setapak di tengah pepohonan hijau di mana mereka dapat berjalan santai sambil mendengarkan suara alam menenangkan.
Sumber gambar: living-future.org
Aktivitas seperti terapi hortikultura memberi mereka kesempatan untuk terhubung dengan tanaman; merawatnya layaknya merawat harapan mereka sendiri. Di sisi lain, para paramedis dan karyawan KTPH menemukan kenyamanan di ruang istirahat dikelilingi oleh hutan buatan. Di sinilah mereka bisa melepaskan penat setelah berjam-jam merawat pasien. Dengan secangkir kopi di tangan mereka duduk di bangku berbincang tentang harapan dan tantangan sambil dikelilingi oleh keindahan alam. Hutan ini menjadi tempat bagi mereka untuk mengisi ulang energi dan semangat sebelum kembali ke tugas mulia mereka.
.Sementara itu pengunjung dan keluarga pasien tidak hanya menunggu dengan cemas; mereka juga diajak untuk menjelajahi keindahan hutan buatan ini. Jalur-jalur pejalan kaki indah mengundang mereka untuk berjalan-jalan bercengkerama menikmati momen kebersamaan di tengah stres sering menyertai kunjungan ke rumah sakit. Di Khoo Teck Puat Hospital ini kesehatan mental dan fisik dipeluk erat dalam pelukan alam menciptakan pengalaman penyembuhan holistik mendalam bagi setiap jiwa melangkah masuk.
Bukan hanya rumah sakit; perkantoran pun bisa mengambil manfaat dari konsep ini. Dengan mengurangi stres, karyawan dapat bekerja lebih produktif dan kreatif. Lingkungan kerja diwarnai oleh hijau dedaunan aroma alami tentu akan menciptakan suasana jauh lebih menyenangkan.
Dalam lingkungan kerja seringkali penuh tekanan, biophilic design dapat mengurangi tingkat stres meningkatkan produktivitas. Perkantoran didesain jendela besar ventilasi alami tanaman hijau dalam ruangan akan menciptakan suasana kerja lebih segar menenangkan. Penggunaan material alami seperti kayu dan batu juga dapat memberikan sentuhan hangat berbeda dari gedung perkantoran konvensional.
The Spheres adalah kantor Amazon di Seattle; sebuah karya arsitektur tidak hanya memukau secara visual tetapi juga menciptakan ekosistem harmonis antara manusia alam. The Spheres dapat mengubah cara karyawan dan pengunjung berinteraksi lingkungan mereka.
Sumber gambar: goodearthplants.com
Di dalam kubah-kubah kaca megah ratusan tanaman tropis tumbuh subur menciptakan suasana seolah-olah berada tengah hutan hujan Amazon. Karyawan Amazon tidak hanya duduk depan layar komputer; mereka memiliki akses langsung taman vertikal mengundang mereka untuk beristirahat sejenak dari rutinitas monoton.
Di sinilah mereka dapat berjalan-jalan antara pepohonan, mendengarkan suara air mengalir, merasakan angin segar, dan membawa aroma tanah basah. Setiap sudut The Spheres dirancang memberikan inspirasi dan ketenangan sehingga karyawan merasa lebih produktif tatkala terhubung dengan alam.
Pengunjung pun tidak kalah beruntung; mereka dapat menjelajahi taman ini merasakan keajaiban flora beragam sambil menikmati program edukasi tentang keberlanjutan konservasi. Di siang hari anak-anak dan orang dewasa berkumpul belajar tentang berbagai spesies tanaman sementara para seniman lokal sering mengadakan pertunjukan area terbuka menambah warna kehidupan The Spheres.
Dengan desain mengedepankan elemen-elemen alami, The Spheres bukan sekadar ruang kerja atau tempat kunjungan; ia adalah pengalaman menyentuh jiwa, mengingatkan pentingnya menjaga hubungan alam tengah kesibukan manusia modern.
Dalam setiap langkah diambil—baik oleh karyawan yang mencari inspirasi maupun pengunjung—terpancar semangat melestarikan keindahan alam menjadikannya bagian integral kehidupan sehari-hari.
Pendidikan juga bisa mendapatkan manfaat besar dari biophilic design. Bayangkan sebuah sekolah dikelilingi taman bermain hijau dengan ruang kelas dipenuhi cahaya alami ventilasi baik anak-anak bisa belajar sambil merasakan sentuhan alam terbukti meningkatkan konsentrasi dan kesejahteraan mereka. Aktivitas belajar luar ruangan bawah pohon rindang bukan hanya menyenangkan tetapi juga mendukung kesehatan mental fisik siswa.
Green School Bali adalah contoh cemerlang desain biophilic mengajak semua terlibat—karyawan guru siswa—merasakan kedekatan alam. Suasana sekolah sebagai perjalanan magis dunia pendidikan lingkungan bersatu setiap pagi saat sinar matahari menyinari atap jerami melengkung, para siswa berlarian menuju taman hijau luas di mana mereka tidak hanya belajar matematika dan sains tetapi juga pentingnya menjaga bumi.
Di antara pepohonan rimbun, mereka terlibat aktivitas berkebun menanam sayuran organik sambil belajar ekosistem keberlanjutan. Kegiatan sekolah bukan hanya membangun keterampilan praktis tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Para guru Green School menjadi pemandu teman petualangan belajar ini.
Mereka memanfaatkan ruang terbuka, mengadakan kelas luar ruangan, mengajarkan siswa flora fauna lokal sambil mendengarkan suara burung berkicau. Karyawan sekolah pun tidak kalah bersemangat sering terlihat merawat taman atau berpartisipasi program penghijauan.
Dengan akses mudah ke taman hijau, semua orang merasakan manfaat udara segar keindahan alam yang mengelilingi lingkungan sekolah, pengunjung yang datang pun disambut pemandangan menakjubkan melalui jalur setapak dikelilingi tanaman tropis area belajar terbuka mengundang siapa saja merasakan kedamaian keajaiban alam.
Di Green School setiap langkah membawa kita lebih dekat pemahaman bahwa pendidikan sejati tidak terjadi kelas tetapi luar sana—di tengah keindahan alam memeluk kita disini kita menemukan kisah harapan kebangkitan dimana anak-anak tidak dipersiapkan masa depan akademis tetapi diajarkan mencintai melindungi planet pelajaran berharga akan dibawa sepanjang hidup.
Sumber gambar: www.greenschool.org
Bangunan-bangunan meski modern berteknologi tinggi tetap mempertahankan esensi alam yang menghidupkan jiwa mereka adalah setengah hutan yang dipenuhi pohon-pohon tanaman hijau dan elemen alami lainnya. Aroma hutan menyegarkan bercampur otomatisasi teknologi menciptakan atmosfer unik menyenangkan penghuni dan pengunjung merasakan perbedaan signifikan saat melangkah masuk seakan meninggalkan kebisingan kota memasuki dunia penuh ketenangan.
Dengan demikian penerapan desain biophilic dalam arsitektur modern merupakan langkah penting menuju kehidupan lebih sehat, harmonis antara manusia dan alam melalui inovasi arsitektur seperti ini. Kita memiliki kesempatan membangun masa depan dimana manusia hidup berdampingan dengan alam—sebuah harapan baru bagi kehidupan kota modern kita.
Referensi
Good Earth. (2018). Amazon Goes Big With Biophilia: The Spheres Are Open. https://www.goodearthplants.com/amazon-biophilia-spheres-open-biophilic-design/
Green School Bali. (2021). Become a green school student. https://www.greenschool.org/bali/?t=gs.org
Justice, R. (2021). Konsep Biophilic Dalam Perancangan Arsitektur. Jurnal Arsitektur ARCADE, 5(1), 110-119.
Living Future. (2023). Khoo Teck Puat Hospital. https://living-future.org/case-studies/award-winner-khoo-teck-puat-hospital/
Living Future. (2024). Stephen R. Kellert Biophilic Design Award. https://living-future.org/biophilic-design/award/
Ryan, C. O., & Browning, W. D. (2020). Biophilic design. Sustainable built environments, 43-85..