Bangunan Cerdas Untuk Indonesia Berkelanjutan (Studi Kasus Penerapan Smart Building Management System di IKN Nusantara)

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 49

Ditulis oleh Bintang Agung Bestari.

Permintaan energi di Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena pembangunan infrastruktur dan urbanisasi yang pesat di Indonesia. Pada tahun 2022, konsumsi energi residensial dan komersial akan mencapai sekitar 32% dari total konsumsi energi nasional, menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Persentase ini diperkirakan akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah bangunan di perkotaan. Lingkungan secara langsung terkena dampak dari peningkatan penggunaan energi ini, yang mempercepat emisi karbon dan meningkatkan biaya energi masyarakat.

Smart Building Management System (SBMS) adalah salah satu sistem mutakhir yang digunakan di sejumlah proyek konstruksi untuk memaksimalkan penggunaan energi dan meningkatkan efisiensi pengoperasian gedung. Untuk mengontrol penggunaan energi secara real-time dan memodifikasi kebutuhan energi berdasarkan aktivitas penghuni, SBMS memanfaatkan teknologi mutakhir termasuk sensor, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI). Program ini menjadi semakin relevan di Indonesia karena ibu kota negara ini diproyeksikan menjadi kota metropolitan yang ramah lingkungan yang mendukung strategi keberlanjutan negara.

Diharapkan implementasi SBMS di IKN Nusantara akan mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan dan menjadi model bagi inisiatif pembangunan lainnya di Indonesia. Dengan pendekatan yang tepat, SBMS dapat mengurangi penggunaan energi gedung hingga 30%, yang akan menjadi langkah besar dalam mencapai target pengurangan emisi karbon Perjanjian Paris di Indonesia.

Sistem manajemen terintegrasi yang disebut Smart Building Management System (SBMS) memanfaatkan teknologi untuk memaksimalkan pemeliharaan dan pengoperasian gedung. Untuk mengontrol pencahayaan, ventilasi, pendingin udara, dan sistem energi lainnya secara real-time berdasarkan kebutuhan penghuni dan keadaan lingkungan, SBMS memanfaatkan sensor, perangkat Internet of Things (IoT), dan algoritme kecerdasan buatan (AI). Teknologi ini mengurangi biaya operasional, meningkatkan kenyamanan penghuni, dan meningkatkan efisiensi energi.

Data dari International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa sistem bangunan pintar yang menggunakan teknologi otomasi dapat menghemat penggunaan energi hingga 30% di berbagai jenis bangunan, dari rumah hingga perkantoran. Mengingat Indonesia saat ini sedang mengalami transisi energi menuju sumber energi yang lebih ramah lingkungan, hal ini sangat relevan di sana. Karena bahan bakar fosil masih menyediakan lebih dari 80% energi nasional, SBMS dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Selain itu, seperti yang dinyatakan dalam Nationally Determined Contribution (NDC), tujuan pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030 akan sangat terbantu dengan adopsi SBMS di Indonesia. SBMS berkontribusi secara signifikan dalam mencapai tujuan ini dan mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan dan lebih hijau dengan menurunkan penggunaan energi di sektor bangunan. Sebagai contoh, pemasangan SBMS di IKN Nusantara dapat mengubah bangunan-bangunan di kota ini menjadi model bangunan yang hemat energi dan rendah emisi, sehingga mendukung tujuan pemerintah untuk mengembangkan kota pintar kelas dunia.

Ada beberapa kendala dalam penerapan Smart Building Management System (SBMS) di Indonesia. Tingginya biaya implementasi adalah salah satu tantangan utama. Diperlukan investasi awal yang signifikan untuk infrastruktur SBMS, terutama untuk perangkat keras seperti sensor, sistem kontrol otomatis, dan jaringan Internet of Things. Hal ini dapat menjadi masalah bagi pengembang bangunan di kota-kota yang padat atau untuk proyek dengan anggaran yang ketat. Mayoritas pengembang masih memprioritaskan efektivitas biaya, menurut data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, oleh karena itu investasi dalam teknologi pintar sering dipandang sebagai tambahan yang kurang penting. Biaya awal proyek bangunan hijau dan bangunan pintar dapat dikurangi dengan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta untuk menawarkan insentif atau subsidi. Dalam rangka mempromosikan pembangunan berkelanjutan, lembaga keuangan juga dapat menyediakan rencana pembiayaan yang unik dengan suku bunga yang terjangkau.

Masalah utama lainnya adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman teknis yang diperlukan untuk mengoperasikan SBMS. Staf yang terampil dalam pemasangan, pengoperasian, dan pemeliharaan SBMS diperlukan untuk penerapannya, namun banyak karyawan konstruksi dan manajemen gedung di Indonesia yang tidak memiliki pengetahuan ini. Oleh karena itu, sistem yang terpasang sering kali tidak berfungsi atau mengalami kerusakan. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan bagi pekerja di bidang konstruksi dan manajemen gedung merupakan langkah awal yang penting. Sekolah tinggi teknik dan Pusdiklat Konstruksi dapat menawarkan kurikulum SBMS yang unik. Mereka juga dapat berkolaborasi dengan bisnis teknologi global untuk mentransfer teknologi dan pengetahuan.

Kurangnya infrastruktur teknologi yang memadai di beberapa lokasi di Indonesia merupakan masalah lain. Koneksi internet yang handal dan sumber daya listrik yang memadai diperlukan agar SBMS dapat diimplementasikan, namun sumber daya ini masih belum terdistribusi secara merata di seluruh wilayah. Optimalisasi SBMS terhambat di beberapa tempat karena ketersediaan internet yang tidak menentu dan pemadaman listrik yang sering terjadi. Pemerintah harus meningkatkan pembangunan infrastruktur jaringan di daerah-daerah tersebut untuk mengatasi kendala ini. Selain itu, SBMS dapat terus beroperasi secara mandiri tanpa sepenuhnya bergantung pada jaringan listrik utama dengan mengintegrasikan sumber energi terbarukan seperti panel surya dan baterai cadangan.

Terakhir, masih kurangnya pengetahuan di antara para pemangku kepentingan dan masyarakat umum tentang keuntungan dari SBMS dan pentingnya efisiensi energi. Banyak orang percaya bahwa tidak ada manfaat nyata dari penerapan SBMS, hanya biaya tambahan. Kenyataannya, efisiensi energi jangka panjang memberikan manfaat bagi lingkungan selain menurunkan biaya operasional gedung. Kampanye kesadaran publik tentang keuntungan SBMS harus dilakukan melalui pameran teknologi, seminar, dan media sosial. Masyarakat dan pemangku kepentingan dapat memperoleh informasi yang lebih baik tentang keuntungan jangka panjang dari bangunan pintar melalui kerja sama antara pemerintah, asosiasi bangunan, dan media.

Indonesia dapat mengoptimalkan keunggulan teknologi BEM dalam efisiensi energi dan pembangunan berkelanjutan dengan mengatasi isu-isu ini. Selain meningkatkan efisiensi energi bangunan, implementasi SBMS yang sukses dapat membantu Indonesia mencapai tujuan keberlanjutan nasional dengan menurunkan emisi karbon secara signifikan.

SMART BUILDING MANAGEMENT SYSTEM(SBMS) memberikan solusi baru untuk masalah energi saat ini. SBMS membantu gedung-gedung berjalan lebih efisien sekaligus mempromosikan kelestarian lingkungan dengan mengoptimalkan penggunaan energi melalui sensor, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI). Mengingat tujuan pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan beralih ke energi yang lebih bersih, adopsi teknologi ini sangat relevan bagi negara ini.

Penerapan SBMS di Ibu Kota Negara (IKN) menunjukkan potensi besar teknologi ini untuk menciptakan kota pintar yang nyaman bagi warganya dan hemat energi. SBMS dapat membantu pemerintah dalam memenuhi tujuan efisiensi energi dan mendorong pengurangan emisi karbon di IKN dan kota-kota lain dengan memodifikasi konsumsi energi secara otomatis berdasarkan pola aktivitas penduduk. Penerapan teknologi ramah lingkungan yang mendorong pembangunan berkelanjutan di kota-kota lain di Indonesia dapat dicontoh oleh proyek IKN.

Secara keseluruhan, penggunaan SBMS dalam pengembangan kota dan bangunan pintar di Indonesia menunjukkan bahwa keberlanjutan dan efisiensi energi bukan hanya sekedar cita-cita, namun merupakan tujuan yang dapat dicapai dengan teknologi yang tepat. Indonesia dapat meningkatkan posisinya dalam perjuangan global melawan perubahan iklim dan menciptakan masa depan yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi dengan menerapkan SBMS di lebih banyak bangunan dan kota..

DAFTAR PUSTAKA

Internet

International Energy Agency (IEA). Smart Building and Energy Efficiency. Accessed from: https://www.iea.org/reports/smart-buildings

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia. Data Konsumsi Energi Nasional. Accessed from: https://www.esdm.go.id

Nationally Determined Contribution (NDC), Indonesia. Climate Action Targets for 2030. Accessed from: https://www.ndc-indonesia.id

Smart Building Alliance. Introduction to Smart Building Management Systems. Accessed from: https://smartbuildingsalliance.org

International Finance Corporation (IFC). Financing Energy Efficiency and Smart Technologies. Accessed from: https://www.ifc.org/wps/wcm/connect/industry_ext_content/ifc_external_corporate_site

United Nations Environment Programme (UNEP). Global Status Report on Buildings and Construction 2021. Accessed from: https://www.unep.org/resources/report/global-status-report-2021-buildings-and-construction

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Indonesia. Infrastructure and Smart City Initiatives. Accessed from: https://pu.go.id

Cisco. Smart Building IoT Solutions for Energy Efficiency. Accessed from: https://www.cisco.com/c/en/us/solutions/enterprise-networks/smart-connected-buildings.html

.

.

.

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 0 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 0

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment