plastik

Dari Limbah Menjadi Nilai Tambah: Pemanfaatan Material Daur Ulang dalam Arsitektur Hijau di Indonesia

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 207

Ditulis oleh Ishlah Maulana Farhan.

Di era perkembangan dan globalisasi dunia modern saat ini, setiap orang memiliki kebutuhan yang sangat besar untuk tempat tinggal, akan tetapi ketersediaan lahan yang terbatas menimbulkan permasalahan dan berdampak pada lingkungan yang diakibatkan pembangunan tidak ramah lingkungan. Perkembangan revolusi industri 4.0 saat ini, isu lingkungan masih menjadi topik penting yang banyak dibahas oleh berbagai pihak termasuk arsitektural. Untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan pembangunan yang tidak ramah lingkungan, banyak hal yang dilakukan oleh berbagai kalangan terutama arsitek dalam membangun tempat tinggal atau rumah yang ramah lingkungan yaitu dengan mengimplementasikan prinsip arsitektur hijau secara keseluruhan sebagai komponen tertentu. Arsitektur hijau memiliki berbagai macam elemen yang disebutkan dalam Green Building Council Indonesia (GBCI) didirikan pada tahun 2009 dan menetapkan enam elemen atau indikator untuk penilaian desain Greenship Homes (GBCI, 2014). Aspek-aspek tersebut adalah tepat guna lahan, efisiensi energi dan konservasi, konservasi air, sumber dan siklus material, kesehatan, kenyamanan , dan manajemen lingkungan bangunan (Widyarthara et.al, 2019).

Menurut Green Building Council Indonesia, bangunan hijau adalah bangunan yang mempertimbangkan prinsip pembangunan berkelanjutan untuk melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga kualitas bangunan, kualitas udara di dalam ruangan, dan memprioritaskan kesehatan penghuni. Salah satu konsep bangunan hijau mengacu pada penggunaan sumber daya alam yang lebih efisien, serta menggunakan bahan dan sumber daya lokal, seperti bambu yang digunakan pada fasad bangunan. Bambu adalah salah satu sumber daya yang paling umum di Indonesia (Munawaroh et.al, 2017)..

Ada beberapa hal yang menjadi latar belakang dicetuskannya konsep bangunan hijau atau bangunan gedung hijau (BGH) (Admindpu, 2023):

  1. Pertumbuhan penduduk dunia yang meningkat drastis dari tahun ke tahun. Sejak 2005: lebih dari 50% penduduk dunia tinggal di kota, dan akan menjadi 70% pada tahun 2050.
  2. Konsentrasi greenhouse gas. Disebutkan telah terjadi peningkatan emisi karbon secara tajam mulai dari era industrialisasi pada pertengahan abad ke-18 hingga saat ini. Tahun 1950-an total emisi karbon dunia: 6 miliar ton sedangkan tahun 1990-an jumlahnya menjadi: 22 miliar ton (hampir 4 kalinya) dan terus meningkat setiap tahun.
  3. Global Instrumental Temperature Record. Dari tahun 1860-1980 (120 tahun) suhu dunia mengalami kenaikan sebesar 0,4°C. Namun hanya 20 tahun saja dari 1980-2000 suhu dunia telah naik 0,45°C.

Penyelenggaraan BGH sudah diatur di dalam PP 16 Tahun 2021 yang ditindaklanjuti oleh Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau yang secara detail juknisnya berada di SE No. 01/SE/M/2022.

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 tahun 2010, bangunan hijau didefinisikan sebagai bangunan yang menerapkan prinsip lingkungan dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaan, dengan prioritas pelestarian fungsi lingkungan. Penggunaan material adalah komponen yang dilihat. Oleh karena itu, material sangat penting untuk bertujuan hemat energi dan ramah lingkungan.

Menurut (Abduh, 2017) dalam penelitian (Widyarthara et.al, 2019), konstruksi rumah harus mempertimbangkan penggunaan bahan material, bentuk bangunan, dan sistem pembuangan limbah yang baik. Sebuah material harus memenuhi beberapa kriteria ramah lingkungan, termasuk tidak mengandung zat beracun, mudah diakses, tidak mahal, dan merupakan bahan yang dapat terurai secara alami. Rumah hijau memiliki kemampuan untuk mengurangi sampah dan limbah yang dihasilkan oleh manusia. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa hampir semua bahan bangunan yang digunakan berasal dari bahan daur ulang, yang memenuhi prinsip penyelamatan lingkungan yang sangat sederhana: Reduce, resuse, dan recyle.

Salah satu cara untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan adalah menggunakan material daur ulang saat membuat bahan dasar rumah. Penggunaan material daur ulang diatur dalam poin sumber dan siklus material, yaitu bagaimana bangunan menggunakan material bekas atau daur ulang dari sumber yang berbeda untuk mengurangi limbah pembuangan bahan dan memperpanjang usia bahan. Nilai presentase penilaian akan ditingkatkan dengan menggunakan kembali setidaknya 10% dari total biaya material, termasuk bahan struktur utama, fasad, plafon, lantai, partisi, kusen, dan dinding, yang berasal dari bangunan lama (Surjana, 2013).

Dengan menggunakan konsep arsitektur hijau yang menggunakan bahan daur ulang dalam konstruksi, dapat menurunkan biaya pembangunan dan memberikan tampilan yang menarik serta unik untuk menciptakan nilai konservasi lingkungan, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka yang membuat bahan pokok bangunan yang dimodifikasi dengan bahan daur ulang (Cahyani, 2020). Dampak green building terdapat 3 kategori yaitu; (1) Dampak terhadap ekonomi (mengurangi biaya pembangunan), (2) Dampak positif terhadap lingkungan, dan (3) Dampak terhadap sosial.

   Arsitektur hijau harus didekati oleh bidang sains bangunan karena merupakan bentuk arsitektur yang menyelesaikan masalah iklim di lingkungannya. Hal ini menghemat energi, mengurangi emisi, menghemat konservasi, meningkatkan produksi, meminimalkan pengeluaran, meningkatkan nilai tambah bangunan, ramah lingkungan, sadar energi, tanggap iklim, dan cerdas budaya (Agung Murti Nugroho, 2018).

Menerapkan konstruksi yang ramah lingkungan untuk penyehatan bumi dan penghuninya yang tidak hanya manusia tetapi makluk hidup lainnya, kini menjadi bagian yang terpenting di dunia konstruksi dan arsitektur. Tentu saja, hal ini juga kian menjadi perhatian di Indonesia. Adapun isu-isu yang terjadi di Indonesia juga cukup mengkhawatirkan, diantaranya (Admindpu, 2023):

  1. Sampah Jakarta: 27.966 m3/hari atau setara volume 0,5 candi Borobudur. Artinya dalam setahun Jakarta bisa membangun 182 Candi sebesar Borobudur menggunakan sampah. Dan ini baru di Jakarta saja.
  2. Masalah Transportasi: Pertumbuhan jumlah kendaraan di Jakarta tiap tahunnya semakin tidak terkendali. Diperkirakan pertumbuhan kendaraannya adalah 12% sedangkan di sisi lain pertumbuhan infrastruktur jalan hanya sekitar 2%.
  3. Limpasan air hujan: Semakin sedikit air hujan yang diresapkan/disimpan di tanah akan membuat cadangan air tanah berkurang. Hal ini disebabkan semakin banyaknya permukaan tanah yang tertutupi sehingga air yang seharusnya terserap ke tanah menjadi aliran dan terbuang ke hilir.

4. Kualitas udara didalam ruangan: Sekitar 90% kehidupan kita dihabiskan didalam ruangan, mulaidari bekerja, beristirahat hingga bermain dan bersosialisasi. Padahal ruang yang tertutup justru menumpuk kandungan CO2 yang dalam kadar tertentu menjadi membahayakan untuk tubuh.

5.De-forestasi: Indonesia njuara 2 setelah Brazil dalam hal penggundulan hutan. Hutan seluas 1,5 juta Ha hilang setiap tahun, atau 500 m2 setiap detiknya. Dengan kecepatan seperti ini tinggal menunggu waktu hutan kita habis jika tidak disikapi dengan serius.

6. Cadangan energi berbasis fosil : menurut data, di dunia cadangan Minyak hanya tersisa untuk 53 tahun, Gas Alam tersisa 54 tahun dan Batubara tersisa 110 tahun. Artinya kalau kita tidak mengurangi eksploitasi terhadap penggunaan bahan bakar fosil maka kedepannya anak cucu kita akan mengalami kelangkaan yang luar biasa.

Desain arsitektur hijau tidak ada perbedaan yang signifikan dengan desain rumah tradisional. Di sini, perbedaannya terletak pada material yang digunakan untuk membuat bahan bangunan, dengan mengubah adonan material seperti; Batu bata tanah liat atau batu ringan biasanya digunakan di rumah namun, batu bata yang adonannya dicampur dengan tumbuhan seperti eceng gondok dapat digunakan sebagai pengganti,  serat dari eceng gondok dapat digunakan untuk merekatkan adonan di dinding batu bata, campuran olahan keramik dengan plastik dapat memperbaiki lantai rumah yang biasanya terbuat dari keramik tanah liat atau batu granit, paving plastik dapat digunakan untuk mendesain eksterior dan bahan daur ulang dapat digunakan untuk desain interior. Rumah dapat dihiasi dengan limbah rumah tangga seperti botol plastik, kaca, kardus, kain perca, ban, bambu, dan besi bekas (Cahyani, 2020).

Green building dengan perbandingan material di atas, dapat menghemat biaya dan energi sekitar 42% dibandingkan bangunan konvensional dengan ukuran yang sama. Penggunaan kebijakan bangunan hijau dapat mengurangi biaya operasional sekitar 20–40%, yang dapat digunakan untuk menambah fasilitas dan layanan.

Untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, membangun bangunan hijau dengan menggunakan material daur ulang adalah langkah inovatif dan berkelanjutan. Implementasi ini tidak hanya mengurangi biaya konstruksi, tetapi juga meningkatkan konservasi sumber daya dan efisiensi energi. Diharapkan penggunaan material daur ulang akan menjadi standar dalam industri konstruksi Indonesia sebagai bagian dari arsitektur hijau di masa yang akan mendatang. Untuk mendukung penggunaan ini, pemerintah harus memperkuat regulasi yang mendukung penggunaan material daur ulang dan memberikan insentif kepada bisnis yang berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan. Selain itu, meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya bangunan hijau akan meningkatkan penerimaan dan pemahaman publik tentang keuntungan arsitektur ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA.

Admindpu. (2023). BANGUNAN GEDUNG HIJAU : LATAR BELAKANG DAN KENAPA PENTING? DPU Kulon Progo. https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/912/bangunan-gedung-hijau-latar-belakang-dan-kenapa-penting

Agung Murti Nugroho. (2018). Arsitektur Tropis Nusantara: Rumah Tropis Nusantara.

Cahyani, R. A. (2020). Konsep Bangunan Rumah Tinggal sebagai Penerapan Arsitektur Hijau pada Perumahan Sumber Indah Kudus dengan Material Daur Ulang. Indonesian Journal of Conservation, 9(2), 101–105. https://doi.org/10.15294/ijc.v9i2.27387

Munawaroh, A. S., Gunawan, R. A., & Perwira, S. A. (2017). Penerapan Konsep Flexible Dan Green Architecture Pada Rumah Typical Di Lampung. NALARs, 16(2), 101. https://doi.org/10.24853/nalars.16.2.101-112

Surjana, T. S. (2013). Perancangan Arsitektur Ramah Lingkungan: Pencapaian Rating Greenship Gbci. Arsitektur , 3(2), 1–14. http://www.gbcindonesia.org

Widyarthara, A., Hamka, & Winarni, S. (2019). Material Daur Ulang Pada Rumah Tinggal Arsitek. IV, 145–152.

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 4.9 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 121

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

32 Comments

  1. Enen Rohenen 11 November 2024 at 10:11 - Reply

    Gagasan yang sangat menarik Dan inovasi yang sangat bagus

    • nazma kirani 11 November 2024 at 13:17 - Reply

      kerenn sekalii

  2. Imas Munawaroh 11 November 2024 at 10:24 - Reply

    Keren idenya,semoga bisa bermanfaat utk Qt semua,terutama utk KA islah yg SDH berkontribusi dlm menumbuhkembangkan rasa peduli lingkungan utk masarakat sekitar.

  3. Ekas 11 November 2024 at 10:33 - Reply

    Good pisan

  4. Danthy 11 November 2024 at 10:55 - Reply

    Sangat bagus dan menginspirasi sekali.

  5. Elia 11 November 2024 at 12:27 - Reply

    Bagus menginspirasi

  6. fayza 11 November 2024 at 13:39 - Reply

    kerenn bangett

  7. Ade 11 November 2024 at 15:04 - Reply

    Keren, semoga lebih banyak lagi artikelnya. Aamiin

  8. Nur Diah S. 11 November 2024 at 16:10 - Reply

    Ide yg sangat keren, tentang mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, dengan membangun bangunan hijau menggunakan material daur ulang, sangat menginspirasi

  9. Henny 11 November 2024 at 16:14 - Reply

    Good job dan sangat menginspirasi

  10. rajwa 11 November 2024 at 17:18 - Reply

    menarikkkk

    • Dede suyatman 13 November 2024 at 05:17 - Reply

      Keren mantap ide cemerlang

  11. Almira 11 November 2024 at 17:44 - Reply

    kerennn

  12. satria n.c 11 November 2024 at 20:05 - Reply

    wowowoww the bestt ‼️

  13. Purwanti 12 November 2024 at 06:38 - Reply

    Keren… Menginspirasi para pembaca

  14. Nazyifa 12 November 2024 at 16:18 - Reply

    Bagus sekali dan menginspirasi sekali

  15. shello 12 November 2024 at 16:31 - Reply

    kerennnn

  16. SISKA AS 12 November 2024 at 18:33 - Reply

    WOWW PLS, KERENN BETULL! 😻💕

  17. shelloo 12 November 2024 at 19:21 - Reply

    menginspirasi sekalii

  18. Mama Abida Hana 12 November 2024 at 19:29 - Reply

    Luar biasa..Sangat menginspirasi dan merupakan generasi emas yg sangat peduli kelestarian lingkungan…semoga generasi muda semakin banyak yg berkarya seperti ini..saya tunggu karya berikutnya ya a… semangaat

  19. Nurdiansyah 12 November 2024 at 19:30 - Reply

    Wow ide ini sangat menarik untuk diikuti dan bisa mengedukasi bagi para pembaca

  20. Ani Semmiaji 12 November 2024 at 19:37 - Reply

    Bagus Islah, kreatif,inspiratif.terus berkarya dan wujudkan dengan nyata.

  21. Ratna 12 November 2024 at 19:39 - Reply

    Wooow keren abis sukses slalu

  22. RidLwan Ramadlan 12 November 2024 at 20:33 - Reply

    Menarik sekali, Jadi inspirasi para pembaca. semoga bisa mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan…

  23. irwan.bro 12 November 2024 at 20:40 - Reply

    Gagasan yang sangat inovatof dan kreatif, bisa menjadi wadah motivasi

  24. Atikah 12 November 2024 at 20:44 - Reply

    Keren dan menginspirasi, semangat & sukses buat ishlah.

  25. asepemes01@gmail.com 12 November 2024 at 21:28 - Reply

    Bagus ni

  26. puji septy gracia tampubolon 12 November 2024 at 21:47 - Reply

    sangat it the best dan keren 😍

  27. Afaf 13 November 2024 at 04:51 - Reply

    menarik dan menginspirasi bangeet

  28. Ika Kartika 13 November 2024 at 04:51 - Reply

    Kerenn dan menarik

  29. Cecep 13 November 2024 at 07:37 - Reply

    Artikel yang bagus dan menginspirasi

  30. Putri ayu larasakti 13 November 2024 at 08:37 - Reply

    Gagasan dan ide sangat bagus, kreatif dan inovatif. Keren…😊👍👍👍

  31. etty 13 November 2024 at 15:36 - Reply

    sudah saatnya diaplikasikan dalam kehidupan sekarang, untk mengimbangi sampah plastik yang semakin tinggi, dan pigak terkait harus ikut mendukung agar penggas dappat mewujudkan karya tulisnya

Leave A Comment