“Solusi Desain Ramah Lingkungan untuk Bangunan di Perkotaan”
Ditulis Oleh: Dwi Sri Yanti Manullang
Saat ini, kita hidup di dunia yang semakin urban. Lebih dari setengah populasi dunia tinggal di kota-kota besar, dan angka ini terus meningkat. Dengan pertumbuhan yang pesat ini, tantangan lingkungan seperti polusi, perubahan iklim, dan penggunaan sumber daya yang berlebihan semakin terasa. Di sinilah pentingnya pengembangan bangunan hijau dan cerdas. Bangunan hijau tidak hanya hemat energi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Dalam esai ini, akan membahas beberapa solusi desain ramah lingkungan yang bisa diterapkan pada bangunan di perkantoran, serta bagaimana inovasi ini dapat mempercepat pengembangan bangunan hijau.
Bangunan hijau memilki banyak manfaat. Selain membantu mengurangi emisi karbon, bangunan ini juga bisa menghemat biaya operasional hingga 30% berkat efisiensi energi dan pengurangan penggunaan air. Di kota-kota besar, di mana polusi udara dan kepadatan penduduk menjadi masalah yang serius, bangunan hiijau bisa jadi solusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Misalnya, menurut laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP), sektor bangunan menyumbang sekitar 39% emisi karbon global. Jadi, kita ingin mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, transformasi menuju bangunan hijau bukan hanya pilihan itu adalah keharusan [1]. Adapun solusi Desain Ramah Lingkungan, antara lain:
Pilih Material Berkelanjutan
Langkah pertama dalam menciptakan bangunan hijau adalah memilih material yang ramah lingkungan. Kita dapat menggunakan bahan seperti kantong belanja yang berbahan kain atau bambu yang lebih sedikit berdampak pada lingkungan. Misalnya, beton daur ulang tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga mengurangi kebutuhan akan bahan baru. Selain tu, menggunakan material lokal juga bisa mengurangi jejak karbon dari transportasi. Semakin sedikit jarak tempuh material, semakin baik untuk lingkungan.
Desain Energi Efisien
Desain Bangunan yang memaksimalkan efisiensi energi sangat penting. Ini termasuk orientasi bangunan agar mendapatkan cahaya matahari maksimal dan ventilasi silang untuk mengurangi kebutuhan pendingian. Teknologi seperti jendela pintar yang bisa menyesuaikan transparansi berdasarkan cahaya luar juga sangat membantu. Dengan sistem pencahayaan LED hemat energi dan sensor gerak untuk area yang jarang digunakan, kita bisa menghemat banyak energi tanpa mengorbankan kenyamanan.
Ruang Hijau Itu Penting
Ruang hijau di perkantoran tidak hanya memperindah pemandangan tetapi juga membantu menyerap polusi dan menurunkan suhu di sekitarnya. Taman atap dan dinding hijau adalah beberapa contoh desain yang dapat meningkatkan kualitas udara dan memberikan manfaat psikologi bagi penghuni. Contohnya adalah proyek “High Line” di New York City, taman yang dibangun di atas rel kereta api yang tidak terpakai. Taman ini bukan hanya menjadi ruang publik yang populer tetapi juga meningkatkan nilai properti di sekitarnya.
Energi Terbarukan
Mengintegrasikan sistem energi terbarukan seperti panel surya ke dalam desain bangunan sangat penting untuk mencapai keberlanjutan. Dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan, kita bisa mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan dan menurunkan biaya operasional jangka panjang. Proyek “One Central Park” di sydney adalah contoh bagus dari hal ini, gedung ini dilengkapi dengan panel surya serta sistem pengumpulan air hujan untuk irigasi taman vertikalnya.
Teknologi Cerdas
Bangunan cerdas menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kenyamanan penghuni. Sistem otomatis gedung (BAS) dapat mengontrol pencahayaan dan suhu secara real-time sehingga mengoptimalkan penggunaan energi. Misalnya, sensor dapat mendeteksi kehadiran orang dalam ruangan dan secara otomatis menyesuaikan pencahayaan atau pendinginan sesuai kebutuhan. Ini tidak hanya nyaman tetapi juga sangat efisien.
Indonesia juga memiliki banyak contoh nyata dari penerapan solusi desain ramah lingkungan dalam bangunan hijau antara lain:
Menara BCA, Jakarta: Gedung ini meraih sertifikat Greenship EB Platinum dari Green Building Council Indonesia (GBCI) karena kemampuannya menghemat konsumsi listrik hingga 35%. Menara BCA menunjukkan bahwa gedung tinggi dapat berkontribusi pada keberlanjutan melalui desain efisien.
Sequis Center: Berlokasi di sudirman, Jakarta, Sequis Center berhasil mendapatkan sertifikat Gold Greenship Existing Building 1.0 dengan kemampuan menghemat penggunaan listrik sebesar 28% dan air sebesar 28%. Desainnya mencakup sistem pencahayaan hemat energi serta pengelolaan limbah yang baik.
Kementerian Pekerjaan Umum: Gedung kementerian ini meraih sertifikat Greenship Level Platinum dengan penghematan energi hingga 61%. Selain itu, sistem daur ulang airnya juga berkontribusi pada keberlanjutan gedung ini.
Sampoerna Strategic Square: Gedung perkantoran ikonik ini mendapatkan sertifikat Greenship Existing Building Gold dengan penerapan manajemen sampah dan daur ulang sumber daya serta upaya untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan.
Alamanda Tower: Alamanda Tower adalah gedung perkantoran dengan 30 lantai yang telah mendapatkan sertifikat platinum dari GBCI berkat pemanfaatan air dan listrik secara efisien serta pengurangan biaya operasional hingga 34%.
Gedung Teraskita: Gedung ini berhasil mendapatkan sertifikat Green Building dari International Finance Corporation (IFC) dengan kemampuan menekan ongkos operasional hingga 50% dalam setahun melalui sistem pengelolaan air dan kelistrikan yang berkelanjutan.
Masjid Istiqal: Masjid terbesar di indonesia ini menerapkan prinsip keberlanjutan dalam desainnya dengan memanfaatkan cahaya alami dan ventilasi yang baik sebagai upaya menjaga kenyamanan sekaligus efisiensi energi.
Citra Maja Raya: Perumahan ramah lingkungan di lebak, Banten ini terdiri dari 41 unit rumah yang mampu melakukan penghematan dalam penggunaan listrik dan konsumsi air serta mendapat sertifikat Green Building dari IFC dan GBCI [2].
Meskipun ada banyak solusi inovatif untuk pengembangan bangunan hijau, kita juga harus menghadapi beberapa tantangan:
Biaya Awal: Biaya pembangunan dengan teknologi ramah lingkungan sering kali lebih tinggi dibandingkan metode konvensional.
Regulasi: Kebijakan pemerintah tentang pembangunan berkelanjutan kadang belum cukup mendukung atau bahkan membingungkan bagi para pengembang.
Kurangnya Kesadaran: Banyak orang masih kurang memahami manfaat dari bangunan hijau.
Keterbatasan Teknologi: Beberapa solusi masih memerlukan peneltian lanjut agar dapat diterapkan secara luas [3].
Inovasi dalam desain ramah lingkungan sangat penting untuk mempercepat pengembangan bangunan hijau dan cerdas di perkotaan. Dengan memanfaatkan material berkelanjutan, mendesain untuk efisiensi energi, mengintegrasikan ruang hijau, menggunakan sistem energi terbarukan, serta menerapkan teknologi cerdas, kita dapat menciptakan kota-kota yang lebih sehat dan berkelanjutan. Meskipun tantangan masih ada. Baik dari segi biaya maupun kesadaran. Kolaborasi antara pemerintah, pengembang properti, arsitek, dan masyarakat sangat penting untuk mendorong perubahan ini. Melalui upaya bersama dalam pendidikan publik tentang manfaat keberlanjutan serta insentif bagi pembangunan ramah lingkungan, dapat membangun masa depan yang lebih baij bagi generasi mendatang dengan menciptakan kota-kota yang tidak hanya layak di huni tetapi juga ramah lingkungan. Dengan langkah-langkah konkret menuju inovasi desain ramah lingkungan ini, kita memiliki kesempatan untuk menciptakan kota-kota yang berkelanjutan. Tempat tinggal yang tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini tetapi juga melindungi planet kita di masa depan..
Daftar Pustaka
[1] IEC, “Semakin Pentingnya Green Building.” [Online]. Available: https://environment-indonesia.com/inovasi-terbaru-green-building-keuntungan-trend-dan-potensi-pertumbuhannya-tahun-2025/ [2] Jendela360, “penerapan solusi desain ramah lingkungan dalam bangunan hijau.” [Online]. Available: https://jendela360.com/info/green-building-di-indonesia/ [3] IEC, “Potensi Green Building.” [Online]. Available: https://environment-indonesia.com/inovasi-terbaru-green-building-keuntungan-trend-dan-potensi-pertumbuhannya-tahun-2025/.
.
.
.
.