Peningkatan Efisiensi Energi Listrik melalui Implementasi Sistem PLTS On-Grid di Universitas Negeri Semarang

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 69

Ditulis oleh Ananda Putri Aprilia

Abstract

Government policy related to the use of renewable energy by 23% in 2023 underlies UNNES in formulating policies related to environmental issues for the last 4 years. As a university with a conservation vision, UNNES is committed to continue developing environmentally friendly technology with a sustainable development vision. One form of renewable energy provision is using solar panel systems as an environmentally friendly source of electrical energy. The use of solar panels as an energy source has not been widely applied due to the large investment value. However, the potential benefits of using solar panels are very high because the availability of sunlight is unlimited and does not produce harmful emissions. Optimizing the use of solar panels in harvesting the potential of solar energy needs to be mapped with a comprehensive method according to field conditions and needs. One method of developing solar panels is the on grid model which is efficient and more economical. Currently UNNES has 6 solar panel systems operating in 6 buildings with a total generation capacity of 226.7 Kwp, but there is no concrete clarity related to aspects of usefulness other than in terms of reducing PLN electricity. This research aims to determine the concrete benefits of using solar panels. Research on the benefits of solar panel procurement will be carried out with an observation and literature study approach. The stages for analyzing data are data collection, data categorization reduction, data presentation, and conclusion drawing.

Abstrak

Kebijakan pemerintah terkait penggunaan energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2023 mendasari UNNES dalam menyusun kebijakan terkait isu lingkungan selama 4 tahun terakhir. Sebagai perguruan tinggi yang memiliki visi konservasi, UNNES berkomitmen untuk terus mengembangkan teknologi ramah lingkungan bervisi pembangunan berkelanjutan. Salah satu bentuk penyediaan energi terbarukan adalah menggunakan sistem solar panel sebagai sumber energi listrik ramah lingkungan. Penggunaan solar panel sebagai sumber energi belum banyak diaplikasikan karena nilai investasi yang besar. Namun potensi kebermanfaatan penggunaan solar panel sangat tinggi karena ketersediaan sinar matahari tidak terbatas dan tidak menghasilkan emisi berbahaya. Optimalisasi penggunaan solar panel dalam pemanenan potensi energi matahari perlu dipetakan dengan metode yang komprehensif sesuai kondisi lapangan dan kebutuhan. Salah satu metode pengembangan solar panel adalah model on grid yang efisien dan lebih ekonomis. Saat ini UNNES telah memiliki 6 sistem solar panel yang beroperasi pada 6 gedung dengan total kapasitas pembangkitan sebesar 226,7 Kwp, namun belum ada kejelasan yang kongkrit terkait dengan aspekaspek kebermanfaatan selain dari sisi pengurangan daya listrik PLN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat konkrit penggunaan solar panel. Penelitian mengenai manfaat pengadaan solar panel akan dilakukan dengan pendekatan observasi dan studi pustaka. Tahapan untuk menganalisis data yaitu pengumpulan data, reduksi kategorisasi data, penyajian data, dan penarikan Kesimpulan

Kata Kunci: PLTS, on-grid,panel surya, Listrik

1.PENDAHULUAN

Pemanasan global di Indonesia menjadi topik yang banyak dibicarakan saat ini, isu pemanasan global telah menjadi berita global dibuktikan dengan cuaca ekstrem yang banyak dialami diberbagai kota atau pedesaan. Cuaca saat ini yang sangat tidak menentu (Leu, 2021). Oleh karena itu energi alternatif yang tidak menghasilkan emisi menjadi solusi yang tepat untuk pencegahan dari permasalahan tersebut. Energi alternatif adalah bentuk energi yang bisa dimanfaatkan oleh manusia yang minim terhadap emisi contohnya seperti sinar matahari, panas bumi, dan angin.

Saat ini di Indonesia masih menggunakan energi alternatif yang tidak terbarukan seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam (Afin & Kiono, 2021). Pada saat ini pemerintah menetapkan baruan tentang penggunaan energi terbarukan (EBT) paling sedikit 23% Target ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN). Universitas Negeri Semarang adalah salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki visi konservasi berkomitmen untuk membantu upaya pemerintah dalam transformasi energi melalui salah satu dari tiga pilar spirit konservasi yaitu sumberdaya alam dan lingkungan.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Universitas Negeri Semarang dalam hal transformasi energi adalah penggunaan panel surya sebagai penganti penggunaan sumber listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Universitas Negeri Semarang dalam perjalanan untuk mengupayakan hal tersebut mendapatkan beberapa kesulitan salah satunya adalah pemasangan panel surya yang mahal, oleh karena itu perlu adanya modifikasi penggunaan panel surya. Salah satu modifikasi yang dilakukan di Universitas Negeri Semarang adalah sistem panel surya on-grid, sistem panel surya on-grid adalah sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang terhubung ke jaringan listrik PLN. Sistem ini menggunakan rangkaian modul surya untuk menghasilkan listrik dari matahari, yang kemudian dialirkan ke jaringan listrik PLN.

Penggunaan sistem panel surya on-grid dirasa paling efektif dan ekonomis karena tidak membutuhkan komponen baterai sehingga biaya pemasangan dan penggunaannya dapat ditekan. Dengan pemilihan sistem ini diharapkan Universitas Negeri Semarang mampu memaksimalkan potensi sekaligus untuk meningkatkan instalasi panel surya. Di Universitas Negeri Semarang sendiri telah menggunakan sistem panel surya on-grid sejak tahun 2018 dan sampai sekarang tahun 2024 telah ada 6 gedung di Universitas Negeri Semarang yang sudah menerapkan sistem dan berfungsi. Manfaat dari penggunaan sistem panel surya on-grid ini telah dirasakan dari segi penghematan tagihan bulanan biaya energi, namun efisiensi energi belum dapat diukur secara tepat karena harus membandingkan antara pengurangan biaya tagihan bulanan dengan biaya instalasi panel surya.

2.Metode

2.1 Pendekatan dan Model Penelitian

Penelitian ini akan melakukan pendekatan kualitatif untuk menjawab pertanyaan penelitian. Analisis kualitatif dianggap bermanfaat untuk memperluas pemahaman kebutuhan listrik di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Secara keseluruhan, tujuan investigasi kualitatif adalah untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang fenomena rinci dan bukan hanya deskripsi yang dangkal.

Menurut SEVIMA (2021) Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang menggambarkan karakteristik populasi atau fenomena yang sedang diteliti. Sehingga metode penelitian satu ini fokus utamanya adalah menjelaskan objek penelitiannya. Sehingga menjawab apa peristiwa atau apa fenomena yang terjadi.

2.2 Lokasi dan Unit Penelitian

Penelitian dilakukan di Universitas Negeri Semarang tepatnya di kampus barat Universitas Negeri Semarang secara spesifik berada di Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang Gedung yang menjadi lokasi penelitian yaitu Gedung Rektorat, Gedung IT, Gedung Prof. Sri Retnoningsih (LPPM), Gedung Prof. Satmoko (LP3), Gedung Rumah Ilmu, dan Gedung Kewirausahaan.

3.Hasil dan Pembahasan

3.1 Keuntungan Penggunaan Panel Surya di Universitas Negeri Semarang

Energi adalah suatu usaha atau kemampuan yang digunakan untuk membuat suatu hal bisa terjadi. Energi dibedakan menjadi dua yaitu energi yang tidak dapat diperbarui dan energi yang dapat diperbarui, dan sekarang ada istilah energi baru terbarukan (EBT). Pengunaan energi di Indonesia masih di dominasi dengan penggunaan energi tidak terbarukan seperti fosil, minyak bumi, dan batu bara (Azhar & Satriawan, 2018). Hal ini menjadi perhatian lebih oleh pemerintah salah satu alternatif dari permasalahan ini adalah pemerintah pengeluarkan peraturan tentang Energi Baru Terbarukan (EBT).

Energi alternatif adalah penganti energi yang berasal dari alam atau bahan konvesional sedangkan energi terbarukan adalah energi yang berasal dari alam dan tidak dikhawatirkan akan habis jumlahnya karena jumlahnya yang berkelanjutan atau dapat didaur ulang. Kedua energi ini sangat dibutuhkan dizaman sekarang karena bisa menjadi alternatif pengganti batu bara dan minyak bumi. Semakin meningkatnya jumlah populasi manusia maka kebutuhan akan energi Listrik juga terus meningkat.

Jika ditinjau kembali keberadaan energi alternatif bisa mencukupi kebutuhan masyarakat akan tetapi biaya inventasinya yang mahal dan perawatannya yang menyebabkan hal tersebut kurang menjadi minat bagi masyarakat. Energi terbarukan memiliki kecenderungan yang mahal sehinggan menyebabkan kecenderungan dari penggunaan energi tersebut masih sangat terbatas.

Secara letak geigrafis energi alternatif yang dapat di manfaatkan di Universitas Negeri Semarang adalah panas bumi meskipun panas bumi bukan merupakan energi yang terbesar di Indonesia tetapi dilihat lagi Indonesia merupakan negara khatulistiwa yang setiap tahunnya selalu dilintasi oleh sinar matahari. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia sekitar 4,8 kWh/m2 /hari penyinaran matahari di Indonesia dengan variasi 9%.

Pemanfaatan energi matahari ada bermacam – macam energi matahari sendiri bisa dimanfaatkan dari dua segi yaitu cahayanya dan bisa berupa energi panasnya. Panas matahari sendiri bisa dimanfaatkan untuk pengering hasil pertanian, pemanas air, pemanas ruangan, pembangkit listrik energi termal, sistem pengeringan pada industri genting, dan batu bara. Sedangkan untuk cahaya matahari dapat dimanfaatkan untuk alat penerang, penghangat, dan penyedia energi panas.

Energi panas dan cahaya yang dihasilkan dari matahari keduanya sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia. Hal ini yang mendorong Universitas Negeri Semarang untuk memanfaatkan hal tersebut. Saat ini di Universitas Negeri Semarang memanfaatkan hal tersebut dengan menggunakan sistem panel surya di beberapa gedung yang ada sebagai implementasi dari penggunaan energi terbarukan.

Panel surya bekerja mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Panel Surya adalah alat yang terdiri dari sel surya, baterai yang mengubah cahaya menjadi listrik. Panel surya menghasilkan arus (Muttaqin et al., 2016). Sel surya merupakan sebuah perangkat yang mengubah energi sinar matahari menjadi energi listrik dengan proses efek fotovoltaik, oleh karenanya dinamakan juga sel fotovoltaik (Photovoltaic cell – disingkat PV) (Loegimin et al., 2020).

Pemanfaatan penggunaan energi baru terbarukan yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang diperlukan untuk mengurangi konsumsi listrik konvensional yang tinggi dan menghemat biaya tagihan listrik yang besar Sistem panel surya dianggap paling ekonomis dan saat ini adalah sistem panel surya yang terhubung dengan jaringan (on-grid). Sistem ini adalah yang paling sering digunakan jika bangunan telah terhubung ke jaringan PLN yang stabil.(Fadhila et al., 2024).

Universitas Negeri Semarang sesuai dengan visinya yaitu kampus konservasi dengan adanya pemanfaatan energi terbarukan ini mampu mewujudkan visi terebut. Beberapa manfaat dari sistem panel surya on-grid di Universitas Negeri Semaranf adalah sebagai berikut:

1.Hemat Biaya

Meskipun ketika pemasangannya tergolong mahal akan tetapi penggunaan panel surya di Universitas Negeri Semaranf sendiri untuk waktu yang berkelanjutan akan memberikan dampak yang signifikan karena panel surya yang berasal dari panas dan cahaya matahari merupakan energi terbarukan yang tak terbatas.

2.Kontribusi dalam Penyelamatan Lingkungan

Seperti yang kita ketahui bumi sekarang sudah mengalami pemanasan global yang cukup parah oleh karena itu dengan mengganti menjadi panel surya dapat menjadi salah satu Langkah nyata Universitas Negeri Semarang dalam menyelamatkan bumi.

3.Penggunaanya yang multifungsi

Selain sebagai pembangkit listrik dalam jangka panjang bagi Universitas Negeri Semarang diharapkan dapat mengolah panas atau solar thermal.

Dengan demikian salah satu cara yang dapat menanggulangi atau meminimalisir dampak pemanasan global yaitu pemanfaatan energi surya yang dapat dijadikan alternatif pengganti sumber tenaga listrik. Energi surya tersebut dapat digunakan untuk mengisi ulang baterai, sehingga diharapkan alat ini dengan sel surya dapat mengurangi emisi gas yang dapat menyebabkan pemanasan global.

4.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, maka penelitian ini memiliki tiga simpulan uatama. Pertama, beberapa maanfaat penggunaan panel surya di Universitas Negeri Semarang ialah hemat biaya listrik bulanan, multifungsi, minim biaya pemeliharaan, dan berkontribusi pada penyelamatan lingkungan. Kedua, banyaknya manfaat dari penggunaan panel surya sebagai energi alternatif berdampak pada tingginya efektivitas dan efisiensi pengelolaan sumber daya listrik di UNNES. Ketiga, tingkat emisi yang dihasilkan oleh solar PV di UNNES tergolong lebih rendah jika dibandingan dengan emisi yang dihasilkan oleh PLN.

.

Daftar Pustaka

Afin, A. P., & Kiono, B. F. T. (2021). Potensi Energi Batubara serta Pemanfaatan dan Teknologinya di Indonesia Tahun 2020 – 2050 : Gasifikasi Batubara. Jurnal Energi Baru Dan Terbarukan, 2(2), 144–122.

Azhar, M., & Satriawan, D. A. (2018). Implementasi Kebijakan Energi Baru dan Energi Terbarukan Dalam Rangka Ketahanan Energi Nasional. Administrative Law and Governance Journal, 1(4), 398–412.

Fadhila, D., Maftukhatusolikhah, M., & Azwari, P. C. (2024). Pengaruh Kesadaran Lingkungan, Iklan Ramah Lingkungan, Dan Harga Terhadap Minat Menggunakan Panel Surya Atap. Jesya, 7(2), 1926–1937.

Leu, B. (2021). Dampak Pemanasan Global Dan Upaya Pengen-Daliannya Melalui Pendidikan Lingkungan Hidup Dan Pendidikan Islam. At-Tadbir, 1(2), 1–15.

Loegimin, M. S., Sumantri, B., Nugroho, M. A. B., Hasnira, H., & Windarko, N. A. (2020). Sistem Pendinginan Air Untuk Panel Surya Dengan Metode Fuzzy Logic. Jurnal Integrasi, 12(1), 21–30.

Muttaqin, I., Irhamni, G., & Agani, W. (2016). Analisa Rancangan Sel Surya Dengan Kapasitas 50 Watt Untuk Penerangan Parkiran Uniska. Teknik Mesin UNISKA, 01(02), 33–39.

.

.

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 4.8 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 10

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment