GREEN ROOF : Upaya Mitigasi Bencana Banjir Berbasis Green Building Di Wilayah Perkotaan

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 28

Ditulis oleh Muhamad Fahri Akbar

Banjir merupakan salah satu isu perkotaan yang kompleks dan kerap kali terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Banjir dapat didefinisikan sebagai kondisi tergenangnya daratan oleh volume air yang meluap dalam jumlah yang besar. Banjir dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari aspek lingkungan seperti curah hujan yang tinggi dan perubahan iklim, maupun aspek manusia seperti tumpukan sampah di sungai, penggundulan hutan dan alih fungsi lahan.

Masalah banjir perlu menjadi perhatian, karena berdampak bagi keberlangsungan kehidupan. Dampak dari adanya banjir adalah melumpuhkan akses transportasi pada daerah-daerah sentral di Indonesia yang dapat mengurangi efektivitas, aktivitas dan efisiensi ekonomi, memperlambat distribusi barang dan mengganggu mobilitas masyarakat. Hal ini berpotensi menimbulkan kerugian yang signifikan bagi pelaku usaha serta menghambat pertumbuhan ekonomi wilayah terdampak.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi banjir adalah naturalisasi sungai. Naturalisasi sungai dapat dilakukan dengan cara menanam berbagai jenis tanaman yang sesuai di sepanjang sempadan sungai dan mempertahankan aliran alami sungai yang berkelok-kelok. Namun, proses naturalisasi memiliki kelemahan antara lain membutuhkan waktu yang lama untuk melihat efektivitas manfaat naturalisasi dalam penyerapan air oleh tanah (Setiadi, 2020).

Berangkat dari hal tersebut, inovasi terbaru sangat diperlukan dalam rangka mitigasi terhadap permasalahan banjir yang sangat kompleks ini. Solusi yang dapat ditawarkan adalah Green Roof atau atap hijau, yang merupakan jenis atap yang memiliki lapisan tanaman hidup yang tumbuh di atasnya, khususnya sebagai upaya penanggulangan banjir di daerah perkotaan. Atap hijau dapat menampung air hujan, berkontribusi pada pengurangan risiko banjir dan mengurangi tekanan pada sistem saluran kota.

Green Roof adalah sistem atap yang menggunakan material yang dirancang untuk mengurangi perpindahan panas dan meningkatkan efisiensi energi dengan menggunakan kombinasi vegetasi, isolasi tinggi, dan panel surya untuk memaksimalkan penyerapan energi terbarukan. Atap hijau biasanya terdiri dari beberapa lapisan. Terdapat lapisan pelindung akar di bagian atas, yang mencegah akar tanaman merusak struktur atap. Tanaman tersebut kemudian ditanam dengan menggunakan media tanam yang biasanya berupa campuran tanah, pasir, dan bahan organik lainnya (Nur’aini, 2017).

Figure 1. Contoh implementasi Green Roof di perkotaan

Sumber gambar : https://noblerotpdx.com/portland-noble-rot-article

Green Roof terdiri dari beberapa komponen (membran kedap air, penghalang akar, lapisan drainase, kain penyaring dan media tanam) yang sangat mendukung pertumbuhan tanaman dan vegetasi lain di atas atap. Kedalaman media tanam sangat berpengaruh terhadap penentuan jenis tanaman yang dapat ditanam, dan komponen atap hijau dapat berupa lapisan lepas atau menyatu.

Figure 2. Komponen Green Roo

Sumber gambar : https://airizarryapese-notebooklabs.weebly.com/home-energy-audit-lab.html

Pengaplikasian sistem Green Roof pada bangunan perkotaan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan. Sistem ini meningkatkan kualitas udara dengan menyaring polusi, serta menyediakan isolasi tambahan yang efisien untuk mengurangi konsumsi energi dan biaya pemanasan maupun pendinginan. Green Roof juga membantu mengelola air hujan, mengurangi risiko banjir, dan mendukung keberagaman hayati dengan menciptakan habitat bagi flora dan fauna. Selain manfaat ekologis, Green Roof juga memberikan ruang terbuka hijau, yang meningkatkan estetika dan kualitas hidup, sekaligus memberikan dampak positif bagi kesehatan penghuni dan masyarakat sekitar.

Upaya penerapan Green Roof melibatkan berbagai pihak yang berkontribusi untuk menciptakan hunian yang berkelanjutan. Pengembang dan arsitek memainkan peran utama dalam merancang sistem Green Roof yang relevan dengan kebutuhan. Selain itu, pemerintah sebagai pemberi regulasi memikul peran insentif dalam mengeluarkan kebijakan yang mendukung penerapan Green Roof. Konsultan lingkungan juga memberikan analisis mendalam terkait dampak ekologis dari Green Roof, sementara masyarakat lokal akan merasakan manfaat langsungnya, seperti peningkatan kualitas udara dan ruang terbuka hijau. Dengan mengutamakan kolaborasi antara semua pihak ini sangat mendukung tercapainya keberhasilan dan efektivitas dari Green Roof (Pahnael et al., 2020).

Keberhasilan implementasi Green Roof dapat dinilai melalui beberapa tolok ukur, di antaranya pengelolaan air hujan, konservasi energi, pengurangan pulau panas, peningkatan kualitas air dan perlindungan keanekaragaman hayati. Fokus utama pada pengelolaan air hujan, Green Roof memungkinkan berbagai proses, antara lain pengurangan air limpasan lokal, pengurangan jumlah limpasan melalui evapotranspirasi dari vegetasi dan permukaan terbuka, serta menunda limpasan yang terjadi akibat kejenuhan tanah. Selain itu, Green Roof juga dapat mengurangi dan menunda puncak aliran limpasan, memungkinkan infiltrasi air hujan ke dalam tanah serta penyimpanan sementara di dalam substrat dan lapisan drainase (Raimondi & Becciu, 2021).

Potensi penerapan Green Roof sangat besar, terutama di lingkungan perkotaan yang padat, yang memiliki ruang terbuka hijau terbatas. Green Roof dapat diterapkan pada berbagai jenis bangunan, mulai dari gedung komersial hingga rumah tempat kita tinggal, sehingga fleksibilitas desainnya memungkinkan penyesuaian berdasarkan kebutuhan spesifik dan keunikan dari setiap proyek. Selain itu, dengan perkembangan teknologi seperti sistem penyiraman otomatis dan pemilihan tanaman yang relevan dengan iklim lokal, membuat Green Roof lebih mudah beradaptasi dengan kondisi sekitar. Hal ini menjadikannya solusi yang menarik untuk mengatasi isu lingkungan saat ini (Apriyanti & Prianto, 2018).

Pembuatan Green Roof ekonomis karena penelitian dari berbagai studi menunjukkan bahwa penghematan energi dan biaya jangka panjangnya jauh lebih besar. Keberhasilan proyek ini juga bergantung pada dukungan pemerintah melalui insentif dan subsidi untuk solusi ramah lingkungan. Dengan metode yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, Green Roof akan menjadi pilihan yang semakin penting di masa depan, karena tidak hanya membantu melindungi lingkungan, namun juga meningkatkan kualitas hidup, terutama di perkotaan.

.

Figure 3. Manfaat Green Roof

Sumber gambar : https://phonemantra.com/benefits-of-green-roofs/

Berdasarkan uraian di atas Green Roof merupakan solusi inovatif yang efektif untuk mengatasi masalah banjir dan isu lingkungan lainnya di daerah perkotaan. Dengan kemampuannya dalam menyerap air hujan, mengatasi aliran berlebih dan memperbaiki kualitas udara. Green Roof berperan penting dalam mitigasi banjir dengan mengurangi tekanan pada sistem drainase perkotaan. Sistem ini memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat, dan juga lingkungan, serta -mendukung keberlanjutan. Penerapannya tidak hanya menciptakan ruang terbuka hijau yang bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan penghuni kota, tetapi juga dapat mengurangi dampak perubahan iklim. Dengan adanya kolaborasi antara pengembang, pemerintah, konsultan, dan masyarakat. Implementasi Green Roof dapat mencapai keberhasilan yang optimal dalam mengatasi tantangan lingkungan perkotaan.

Untuk memaksimalkan manfaat dari Green Roof, disarankan agar pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mendukung penerapan sistem ini, seperti dorongan keuangan bagi pengembang yang menerapkan sistem Green Roof. Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat Green Roof melalui kampanye edukasi dan pelatihan, terutama terkait peranannya dalam mitigasi banjir di daerah perkotaan. Pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai teknik dan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas Green Roof juga sangat dianjurkan. Dengan pendekatan kolaboratif dan dukungan yang kuat, atap hijau dapat menjadi solusi kunci dalam menciptakan kota yang inklusif, nyaman untuk ditinggali, berkelanjutan, serta mampu mengatasi masalah banjir yang sering terjadi di daerah perkotaan.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, D., & Prianto, E. (2018). Analisa Ekonomi Potensi Penghematan Energi Melalui Penerapan Green Roof (Studi Kasus Gedung Produksi J Pt. Phapros Semarang). Prosiding SNST Ke-9 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim, 13–18. https://www.publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/PROSIDING_SNST_FT/article/view/2303/2291

Nur’aini, R. D. (2017). Analisis Konsep Green Roof Pada Kampus School of Art, Design and Media Ntu Singapore Dan Perpustakaan Ui Depok. NALARs, 16(2), 161. https://doi.org/10.24853/nalars.16.2.161-168

Pahnael, J. R. N., Soekiman, A., & Wimala, M. (2020). PENERAPAN KEBIJAKAN INSENTIF GREEN BUILDING DI KOTA BANDUNG (Green Building Incentive Policy in Bandung). J.Infras, 6(1), 1–13.

Raimondi, A., & Becciu, G. (2021). Performance of Green Roofs for Rainwater Control. Water Resources Management, 35(1), 99–111. https://doi.org/10.1007/s11269-020-02712-3

Setiadi, D. (2020). Kajian Perbandingan Konsep Normalisasi Dan Naturalisasi Sungai Dalam Peredaman Debit Banjir Pada Sungai Ciliwung. 13–30.

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 4.5 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 2

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment