A building with trees around it

Description automatically generated

Inovasi untuk Mendorong Pengembangan Bangunan Hijau dan Cerdas di Indonesia: Pendekatan Desain Ramah Lingkungan bagi Perkotaan

Last Updated: 8 November 2024By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 27

Disusun oleh: Khairiah El Marwiah

Pendahuluan

Di tengah urbanisasi yang pesat di Indonesia, berbagai tantangan muncul dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan akan infrastruktur modern dan keberlanjutan lingkungan. Kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya menghadapi permasalahan yang kompleks, seperti polusi udara, suhu yang semakin panas, dan risiko banjir yang meningkat. Bangunan hijau dan cerdas menjadi pendekatan strategis untuk mengurangi dampak lingkungan dari urbanisasi dan meningkatkan ketahanan kota terhadap perubahan iklim. Namun, meski potensi penerapannya besar, pengembangan bangunan hijau dan cerdas di Indonesia menghadapi beberapa hambatan, termasuk tingginya biaya awal serta kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsep ini.

A building with trees around it

Description automatically generated

Sumber: https://unigon.ac.id/

Bangunan hijau memprioritaskan efisiensi sumber daya dan minimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan, sementara bangunan cerdas memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi energi dan kenyamanan penghuni (Smith et al., 2021). Artikel ini membahas kondisi urbanisasi di Indonesia, solusi desain ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatifnya, tantangan pengembangan, serta kebijakan yang diperlukan guna mempercepat adopsi bangunan hijau dan cerdas...

1. Tantangan Urbanisasi di Indonesia dan Dampak Lingkungan.

Pertumbuhan pesat penduduk di perkotaan Indonesia menyebabkan berbagai tantangan lingkungan, terutama di kota-kota besar yang padat. Kota seperti Jakarta mengalami polusi udara yang tinggi, peningkatan suhu, serta risiko banjir yang sering terjadi (Jones & Wahid, 2022). Fenomena urban heat island (UHI) atau pulau panas perkotaan menambah suhu di wilayah padat penduduk, terutama akibat minimnya ruang terbuka hijau serta tingginya aktivitas kendaraan bermotor dan bangunan yang memancarkan panas.

Permasalahan ini menuntut pendekatan desain bangunan yang lebih ramah lingkungan untuk meminimalisasi dampak urbanisasi. Bangunan hijau memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas udara, menurunkan suhu lingkungan, dan menghemat energi dengan memanfaatkan vegetasi, material terbarukan, dan teknologi pengelolaan energi yang efisien (International Energy Agency, 2020). Oleh karena itu, akselerasi adopsi bangunan hijau di Indonesia akan membantu meningkatkan ketahanan kota terhadap berbagai ancaman lingkungan yang muncul akibat pertumbuhan kota..

2. Pendekatan Desain Ramah Lingkungan sebagai Solusi.

Beberapa inovasi dalam desain bangunan ramah lingkungan menawarkan solusi praktis untuk mengurangi dampak negatif dari perkembangan perkotaan. Misalnya, konsep green roof atau atap hijau dan dinding vertikal yang dilapisi tanaman dapat berperan dalam menurunkan suhu bangunan, menyerap polusi udara, dan memperkaya biodiversitas di wilayah perkotaan (Tan et al., 2023). Di Indonesia, di mana suhu perkotaan cenderung tinggi, penerapan vegetasi dalam desain bangunan ini sangat relevan untuk menurunkan kebutuhan akan pendingin ruangan.

Selain itu, penggunaan material ramah lingkungan dan terbarukan semakin banyak diperhatikan. Misalnya, bahan konstruksi seperti bambu, kayu bersertifikasi FSC (Forest Stewardship Council), dan beton rendah karbon dapat digunakan sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan. Di Indonesia, bambu yang tumbuh cepat dan berlimpah, dapat menjadi pilihan material konstruksi yang efisien dan ramah lingkungan (Rahmat et al., 2022). Pemanfaatan material daur ulang juga penting sebagai bagian dari ekonomi sirkular, yang pada akhirnya membantu mengurangi jejak karbon dalam pembangunan.

3. Teknologi Cerdas untuk Efisiensi Energi dan Pengelolaan Air.

Bangunan cerdas menggunakan teknologi modern seperti sensor dan sistem Internet of Things (IoT) untuk mengoptimalkan penggunaan energi dan air. Sensor yang mampu mendeteksi perubahan suhu atau pencahayaan di dalam ruangan, dapat berintegrasi dengan sistem otomatis yang mengatur penggunaan lampu, AC, atau alat lain, sehingga energi hanya digunakan sesuai kebutuhan (McKinsey Global Institute, 2023). Sistem ini sangat relevan untuk Indonesia, di mana cuaca yang bervariasi membutuhkan pengaturan suhu yang dapat menyesuaikan secara otomatis untuk mengefisienkan penggunaan energi.

Selain pengaturan energi, teknologi cerdas juga membantu mengelola air, terutama dalam mengatasi potensi banjir di perkotaan. Dengan sistem penyimpanan dan daur ulang air hujan, bangunan dapat menampung air ketika curah hujan tinggi, sehingga mengurangi tekanan pada saluran air kota. Beberapa gedung komersial di Jakarta telah memanfaatkan teknologi ini untuk mengelola air secara lebih efisien, meskipun penerapannya masih terbatas. Insentif pemerintah dalam bentuk subsidi atau pengurangan pajak dapat meningkatkan penerapan teknologi ini (Smith et al., 2021)..

4. Kendala Pengembangan Bangunan Hijau di Indonesia.

Meskipun penting, pengembangan bangunan hijau di Indonesia masih menemui beberapa kendala. Salah satu tantangan utama adalah biaya investasi awal yang tinggi. Teknologi ramah lingkungan seperti atap hijau atau sistem otomatisasi cerdas memerlukan dana tambahan, yang sering kali membuat pengembang enggan untuk berinvestasi. Di samping itu, kesadaran masyarakat akan manfaat jangka panjang dari bangunan hijau masih relatif rendah, sehingga pasar untuk bangunan ramah lingkungan masih terbatas (Green Building Council Indonesia, 2021)..

Kurangnya regulasi atau standar yang ketat di tingkat nasional juga menghambat perkembangan bangunan hijau di Indonesia. Di negara-negara lain, seperti Singapura dan Jepang, regulasi bangunan hijau dan insentif sudah menjadi bagian dari kebijakan pemerintah, sedangkan di Indonesia, dukungan kebijakan ini masih belum memadai (Jones & Wahid, 2022). Langkah konkret dalam pengembangan regulasi dan insentif yang lebih efektif diperlukan untuk mendorong pengembang beralih ke bangunan hijau dan cerdas..

5. Solusi Kebijakan untuk Mendorong Pengembangan Bangunan Hijau.

Beberapa langkah kebijakan yang dapat mempercepat adopsi bangunan hijau dan cerdas di Indonesia antara lain:

1. Insentif Pajak dan Subsidi: Pemerintah dapat memberikan insentif berupa pengurangan pajak atau subsidi bagi pengembang yang mengadopsi teknologi hijau. Langkah ini terbukti efektif di beberapa negara lain dan dapat menarik lebih banyak investasi di sektor bangunan hijau.

2. Pengembangan Standar Bangunan Hijau Nasional: Standar nasional yang mengharuskan penggunaan material terbarukan dan teknologi hemat energi dalam konstruksi dapat menjadi pendorong utama penerapan konsep ini.

3. Kampanye Edukasi dan Kesadaran Publik: Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kampanye lingkungan yang menjelaskan manfaat jangka panjang dari bangunan hijau penting untuk membangun permintaan pasar yang lebih besar (Green Building Council Indonesia, 2021)

Kesimpulan

Desain bangunan hijau dan cerdas menawarkan solusi efektif untuk masalah lingkungan yang dihadapi kota-kota di Indonesia. Penerapan teknologi cerdas yang didukung dengan desain ramah lingkungan memungkinkan pengelolaan energi dan air secara efisien, sekaligus meningkatkan kualitas hidup di perkotaan. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, seperti insentif pajak dan standar nasional untuk bangunan hijau, Indonesia dapat mempercepat adopsi bangunan berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan. Inisiatif ini tidak hanya memberikan solusi bagi tantangan lingkungan saat ini tetapi juga mendukung masa depan yang lebih hijau dan sehat bagi generasi mendatang..

Daftar Pustaka

Green Building Council Indonesia. (2021). Policy Brief: Incentives for Green Building Development in Indonesia.

International Energy Agency. (2020). Energy technology perspectives 2020: Special report on clean energy innovation. International Energy Agency. https://www.iea.org/reports/energy-technology-perspectives-2020.

Jones, D., & Wahid, H. (2022). Urban Vulnerabilities and Climate Change Adaptation in Indonesia. Jakarta: Institute for Climate Solutions.

McKinsey Global Institute. (2023). Smart Buildings and Urban Sustainability: A Global Outlook.

Rahmat, A., et al. (2022). Sustainable Construction Practices in Indonesia: Material Innovation and Policy Implications. Journal of Indonesian Urban Studies, 15(3), 45-59.

United Nations Environment Programme. (2021). Global status report for buildings and construction 2021. United Nations Environment Programme. https://globalabc.org/resources/publications/2021-global-status-report-buildings-and-construction.

About the Author: Andi Sudarmanto

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 4.7 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 3

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment