Meningkatkan Efisiensi Energi Melalui Bangunan Cerdas: Peran Internet of Things (IoT) dan Tantangan Keamanannya
Disusun oleh Rahmawati
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era modern yang penuh dengan masalah lingkungan, kesadaran akan pentingnya efisiensi energi meningkat pesat. Konsumsi energi yang berlebihan tidak hanya merugikan lingkungan tetapi juga membahayakan keberlangsungan hidup di planet ini. Banyak kemajuan teknologi dalam berbagai industri, termasuk industri konstruksi, yang disebabkan oleh kesadaran ini. Hasilnya adalah konsep bangunan cerdas, atau bangunan pintar, yang meningkatkan kenyamanan dan memaksimalkan penggunaan energi.
Menurut J. Höller dalam Albana et al., (2021) Bangunan cerdas merupakan bangunan yang dirancang guna memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, untuk kinerja operasional dan meningkatkan efisiensi energi. Metode yang digunakan termasuk teknologi Internet of Things (IoT), yang memungkinkan perangkat berkolaborasi satu sama lain melalui jaringan internet. Sistem dan sensor pintar yang terhubung ke Internet of Things (IoT) memiliki kemampuan untuk mengurangi pemborosan energi dan mengoptimalkan penggunaan energi bangunan (Fitri et al., 2024; Wahyuanto & Marwan, 2023). Sensor cahaya dan suhu, misalnya, dapat mengatur pencahayaan dan pendinginan ruangan sesuai kebutuhan, meningkatkan efisiensi energi.
Selain itu, Internet of Things (IoT) membantu pemilik bangunan mengelola energi dengan lebih baik dengan memungkinkan pemantauan dan analisis konsumsi energi secara real-time. (Handayani, 2019). Namun, menggunakan bangunan cerdas ini juga menghadirkan tantangan dalam hal keamanan dan privasi data. Serangan siber menjadi lebih mungkin karena banyaknya perangkat yang terhubung. Oleh karena itu, tindakan keamanan perlu diambil untuk mencegah orang yang tidak berhak mendapatkan data.
Dengan kehadiran Internet of Things (IoT), bangunan menjadi entitas cerdas yang memiliki kemampuan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan bertindak berdasarkan data yang dikumpulkan oleh berbagai sensor dan perangkat. (Rahayu & Bernadus, 2021). Peluang besar untuk meningkatkan efisiensi energi rumah tangga dan perkantoran tersedia untuk bangunan cerdas yang menggunakan Internet of Things (IoT) untuk melacak dan mengelola konsumsi energi mereka.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa peran teknologi sensor Internet of Things (IoT) dalam meningkatkan efisiensi energi pada bangunan cerdas?
- Apa saja tantangan yang muncul dalam penggunaan bangunan cerdas, terutama terkait dengan keamanan data dan privasi pengguna?
1.3 Tujuan Penelitian
- Untuk mempelajari bagaimana teknologi sensor Internet of Things (IoT) berkontribusi pada peningkatan efisiensi energi di bangunan cerdas
- Mengidentifikasi masalah yang dihadapi saat menerapkan bangunan cerdas berbasis IoT, terutama yang berkaitan dengan keamanan dan privasi data, dan membuat saran untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Internet of Things (IoT)
Pengembangan teknologi Machine2Machine (M2M) dan perangkat elektronik yang memungkinkan sistem otomatisasi melalui jaringan internet yang luas adalah dasar dari Internet of Things (Cirani et al., 2019). IoT didefinisikan sebagai ekosistem di mana perangkat terhubung untuk mengumpulkan dan memproses data, yang dalam bangunan cerdas mendukung otomatisasi kontrol suhu dan pencahayaan berdasarkan data real-time (Li et al., 2019). Dengan memantau dan mengoptimalkan penggunaan energi, teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi biaya dan emisi karbon (Judijanto et al., 2023; Prawiyogi & Anwar, 2023).
2.2 Bangunan Cerdas atau Smart Building
Smart building adalah bangunan yang menggunakan teknologi canggih seperti Internet of Things untuk mengelola pencahayaan, sistem ventilasi, dan keamanan, meningkatkan efisiensi energi dan kenyamanan (Alawadhi & Ameen, 2019). Bangunan cerdas memenuhi tiga kriteria utama:
a. Sistem otomasi untuk memantau fasilitas penting seperti pendingin udara dan pencahayaan;
b. Infrastruktur jaringan antar lantai untuk kelancaran data;
c. Fasilitas telekomunikasi yang memadai
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan library research, yaitu pengumpulan dan analisis data dari sumber tertulis tanpa penelitian lapangan (Muarif et al., 2023). Pendekatan ini digunakan untuk memperoleh data dari literatur seperti buku dan jurnal yang relevan sebagai dasar penelitian.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kajian literatur, yaitu menelusuri dan membaca buku, jurnal, serta publikasi lain terkait topik penelitian (Marzali, 2016). Data sekunder dari literatur ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.
3.3 Teknik Analisis Data
Menurut Silalahi dalam Nurdewi (2022) kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
- Reduksi Data
- Penyajian Data
- Menarik Kesimpulan
- Keabsahan Data
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Peran Teknologi sensor Internet of Things (IoT) dalam Meningkatkan Efisiensi Energi pada Bangunan Cerdas
Studi menunjukkan bahwa teknologi Internet of Things (IoT) dapat meningkatkan efisiensi energi bangunan cerdas (Judijanto, Nugrahanti, et al., 2023). Internet of Things (IoT) merupakan teknologi yang semakin populer dan berkembang pesat yang memiliki kemampuan untuk mengubah industri arsitektur dan konstruksi secara besar-besaran, bahkan disebut telah mengubah industri ini secara cepat dan mendalam. Beberapa literatur menunjukkan bahwa teknologi sensor IoT berperan krusial dalam transformasi bangunan menjadi entitas yang lebih efisien secara energi. Sensor-sensor terintegrasi ini dapat memantau kondisi lingkungan secara real-time, seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan kualitas udara. Sensor mengumpulkan data, yang memungkinkan sistem manajemen bangunan secara otomatis menyesuaikan kondisi lingkungan untuk menghemat energi. (Fikri, 2023).
Teknologi sensor Internet of Things membantu menemukan pola konsumsi energi yang tidak efisien dan menawarkan saran untuk perbaikan. Studi menunjukkan bahwa penggunaan sensor untuk mengatur pencahayaan, pemanasan, pendinginan, dan ventilasi dapat mengurangi konsumsi energi hingga 20- 30% pada bangunan komersial dan residensial. (Hildayanti & Machrizzandi, 2020). Data real-time memungkinkan pengelola bangunan untuk bertindak dengan cepat dan efisien ketika kondisi berubah. Misalnya, sistem kontrol otomatis dapat menyesuaikan pencahayaan sesuai kebutuhan atau mengatur suhu berdasarkan jumlah penghuni, sehingga secara signifikan mengurangi pemborosan energi.
Menurut penelitian, beberapa keuntungan penting dari penggunaan sensor Internet of Things adalah sebagai berikut (Albana et al., 2021):
- Pengurangan Konsumsi Energi: Sensor Internet of Things memungkinkan sistem HVAC dan pencahayaan diatur secara dinamis sesuai dengan lingkungan dan penghuni. Hal ini secara signifikan mengurangi jumlah energi yang dikonsumsi.
- Optimasi Penggunaan Sumber Daya: Sensor dapat menemukan area yang kurang efisien dan memungkinkan pengelolaan sumber daya yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan dengan mendeteksi ruangan yang sering kosong dan mengurangi pemanasan atau pendinginan di area tersebut.
- Peningkatan Kenyamanan dan Produktivitas: Teknologi sensor IoT meningkatkan kenyamanan dan produktivitas dengan mengubah lingkungan sesuai keinginan penghuni. Lingkungan yang nyaman juga dapat mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan untuk pendinginan dan pemanasan berlebihan.
4.2 Tantangan yang Muncul dalam Penggunaan Bangunan Cerdas, Terutama Terkait dengan Keamanan Data dan Privasi Pengguna
Studi menunjukkan bahwa metode pengendalian berbasis Internet of Things (IoT) dapat membantu mengoptimalkan efisiensi energi bangunan cerdas. Dengan menggunakan sensor yang terhubung, sistem kontrol dapat mengoptimalkan penggunaan energi dengan mengubah kondisi lingkungan dan preferensi penghuni. Namun, penerapan IoT untuk meningkatkan efisiensi energi di bangunan cerdas tidak terlepas dari tantangan, terutama dalam hal keamanan data. Sistem IoT dapat mengumpulkan dan menggunakan data sensitif, mengancam privasi dan keamanan pengguna. Oleh karena itu, pengembang dan pengelola harus menerapkan protokol keamanan yang kuat.
Biaya investasi awal yang tinggi juga sering menghalangi pemilik bangunan (Trisna et al., 2023). Biaya awal ini harus dipertanggungjawabkan dengan pengembalian investasi yang layak dalam jangka waktu yang wajar, meskipun ada potensi penghematan besar dalam jangka panjang. Insentif pemerintah dan pendanaan inovatif dapat membantu mengurangi kendala keuangan.
Dengan banyaknya perangkat dan platform yang tersedia, penting untuk memastikan bahwa sistem IoT dapat berfungsi dengan baik dan terintegrasi dengan infrastruktur yang ada. Ini juga terkait dengan masalah interoperabilitas dan standarisasi perangkat IoT. Perkembangan teknologi dan adopsi Internet of Things yang terus meningkat memberi kita kesempatan untuk mengatasi masalah ini dan meningkatkan efisiensi energi bangunan cerdas (Parung et al., 2021). Dalam hal efisiensi energi, langkah-langkah seperti standarisasi industri, pembuatan solusi keamanan yang lebih canggih, dan pelatihan karyawan diharapkan dapat mempercepat adopsi IoT.
BAB V
KESIMPULAN
Dalam era modern yang penuh tantangan lingkungan, penerapan teknologi Internet of Things (IoT) pada bangunan cerdas menawarkan peluang signifikan untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan memanfaatkan sensor pintar dan sistem yang terhubung, bangunan cerdas dapat secara otomatis mengoptimalkan penggunaan energi melalui pemantauan real-time terhadap kondisi lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa teknologi ini mampu mengurangi konsumsi energi hingga 20-30%, meningkatkan kenyamanan penghuni, dan memungkinkan pengelolaan sumber daya yang lebih baik.
Namun, penggunaan bangunan cerdas berbasis IoT juga menghadapi tantangan yang perlu diperhatikan, terutama terkait dengan keamanan data dan privasi pengguna. Pengumpulan data sensitif meningkatkan risiko serangan siber, sehingga langkah-langkah keamanan yang ketat menjadi sangat penting. Selain itu, biaya investasi awal yang tinggi dan isu interoperabilitas perangkat IoT juga menjadi hambatan yang perlu diatasi agar penerapan teknologi ini dapat dilakukan secara lebih luas.
Dengan demikian, meskipun terdapat tantangan yang harus dihadapi, inovasi dalam teknologi IoT menawarkan solusi yang menjanjikan untuk akselerasi pengembangan bangunan hijau dan cerdas, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Alawadhi, M., & Ameen, R. F. M. (2019). The role of Internet of Things in the smart building and the application of sensing technology. International Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering (IJITEE), 8(8), 2189-2193.
Albana, I., Asgalani, A., & Rachmadani, M. D. (2021). ESENSIAL INTERNET OF THINGS DALAM KONSEP BANGUNAN CERDAS (Studi Kasus: ESP8266 dan Predisksi Energi). SeminarTeknologi Perencanaan, Perancangan, Lingkungan, Dan Infrastruktur, 457–461.
Handayani, F. (2019). Tren Masif Internet of Things (IOT) di Perpustakaan. JIPI (Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi), 4(2), 194–209.
Hildayanti, A., & Machrizzandi, M. S. (2020). Sistem Rekayasa Internet Pada Implementasi Rumah Pintar Berbasis IoT. Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Al Asyariah Mandar, 6(1), 45–51.
Judijanto, L., Ningsih, T. W., Wati, I., & Fitri, S. A. (2023). Assessing the Impact of International Financial Reporting Standards (IFRS) through Bibliometric Research. The ES Accounting And Finance, 2(01), 41–52.
Li, S., Da Xu, L., & Zhao, S. (2019). The internet of things: a survey. Information Systems Frontiers, 21(3), 509-526. doi:10.1007/s10796-017-9800-2
Fikri, R. (2023). Optimalisasi Keamanan Rumah dengan Implementasi Sistem Notifikasi Gerbang Cerdas Berbasis Internet of Things (IoT). Journal of Computer System and Informatics (JoSYC), 4(4), 816–829.
Fitri, S. A., Lubis, R., Citra, S., Rahmadani, S., Julita, W., & Silvin, Y. (2024). Pentingnya Penerapan Akuntansi Pesantren Study Pada Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah Tanjung Barulak. JURNAL EKOMAKS Jurnal Ilmu Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi, 13(1), 339–344.
Marzali, A. (2016). Metodologi Penelitian dalam Kajian Literatur. Jakarta: Pustaka Akademika.
Muarif, J. A., Jihad, F. A., Alfadli, M. I., & Setiabudi, D. I. (2023). HUBUNGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI AI TERHADAP PEMBELAJARAN MAHASISWA. Seroja : Jurnal Pendidikan,, 1(2), 117 – 127
Nurdewi, R. (2022). Teknik Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif. Bandung: Mitra Pustaka.
Parung, J., Larissa, S., Santoso, A., & Prayogo, D. N. (2021). Penggunaan Teknologi Blokchain, Internet Of Things Dan Artifial Intelligence Untuk Mendukung Kota Cerdas. Studi Kasus: Supply Chain Industri Perikanan. Universitas Surabaya.
Prawiyogi, A. G., & Anwar, A. S. (2023). Perkembangan Internet of Things (IoT) pada Sektor Energi: Sistematik Literatur Review. Jurnal MENTARI: Manajemen, Pendidikan Dan Teknologi Informasi, 1(2), 187–197.
Rahayu, P. W., & Bernadus, I. N. (2021). Penerapan Metode Single Exponential Smoothing pada Peramalan Penerimaan Siswa Baru: Studi Kasus SMK Wira Harapan. Jurnal Ilmu Komputer Dan Bisnis, 12(2a), 122–127.
S. Cirani, G. Ferrari, M. Picone, dan L. Veltri. (2019). Internet of things: architectures, protocols and standards, First edition. Hoboken, NJ: Wiley.
Trisna, M., Fika, R., Setiawan, B., & Triciana, V. (2023). Evaluation of patient’s knowledge level towards rationality of analgesic swamedication drug use in pharmacy x Batam city. Science Midwifery, 11(3), 517–526.
Wahyuanto, E., & Marwan, K. G. (2023). The Impact of Digital Leadership, Compensation and Work Motivation on Educator Performance at Sekolah Tinggi Multimedia” MMTC” Yogyakarta. Remittances Review, 8(4).