Internet of Things (IoT): Bahan Ramah Lingkungan untuk Konstruksi Bangunan Cerdas yang Berkelanjutan
Ditulis oleh Niken Anggraeni
Pembangunan berkelanjutan adalah konsep pembangunan yang dikemukakan secara global yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dengan pertimbangan tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. Pembangunan berkelanjutan sebagai respon atas kekhawatiran dunia internasional untuk kehidupan yang lebih baik dengan keterbatasan sumber daya alam dan bahaya degradasi lingkungan (Kuhlman & Farrington, 2010). Konsep pembangunan berkelanjutan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Konsep pembangunan berkelanjutan berasal dari konsep Triple Bottom Line, yang dibangun oleh tiga pilar keberlanjutan yaitu; (1) keberlanjutan lingkungan yang difokuskan pada pemeliharaan kualitas lingkungan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup manusia; (2) keberlanjutan sosial yang berusaha untuk menjamin hak asasi manusia dan kesetaraan, pelestarian identitas budaya, penghormatan terhadap keanekaragaman budaya, ras dan agama; dan (3) keberlanjutan ekonomi yang diperlukan untuk menjaga alam, sosial dan manusia yang diperlukan untuk pendapatan dan standar hidup (Klarin, 2018). Pembangunan berkelanjutan bergantung pada upaya untuk mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan secara seimbang. Ini menjadi semakin penting karena pertumbuhan populasi dan aktivitas ekonomi yang terus meningkat memberikan tekanan pada sumber daya alam, memperburuk perubahan iklim, dan meningkatkan ketidaksetaraan sosial.
Bangunan cerdas, juga dikenal sebagai bangunan pintar, adalah bangunan yang dilengkapi dengan teknologi otomatisasi yang meningkatkan efisiensi energi, kenyamanan, dan keamanan. Berbagai perangkat yang saling terhubung dalam sistem ini termasuk sensor, kontrol suhu otomatis, pencahayaan adaptif, sistem keamanan, dan manajemen energi. Bangunan pintar ini dibangun dengan tujuan meningkatkan efisiensi energi, kenyamanan, keamanan, dan manajemen sumber daya. Selain itu, membuatnya ramah lingkungan untuk para penguhinya. Dengan mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan, kita dapat mengurangi jejak karbon kita, menghemat sumber daya alam, dan melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi mendatang.
PEMBAHASAN
Konstruksi bangunan cerdas menggunakan material ramah lingkungan tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga meningkatkan efisiensi energi. Material yang digunakan dalam konstruksi memengaruhi penampilan fisik bangunan serta efisiensi energi, daya tahan, keberlanjutan, dan bahkan keamanan penghuni. Oleh karena itu, pengembangan material konstruksi baru sangat penting untuk kemajuan arsitektur. Beberapa contoh material ramah lingkungan yang semakin popular dalam arsitektur:
- Bambu: Bambu adalah salah satu material yang sangat berkelanjutan karena pertumbuhannya yang cepat. Bambu dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk struktur bangunan, lantai, dan furnitur.
- Kayu Daur Ulang: Kayu daur ulang adalah pilihan yang sangat baik untuk mengurangi penebangan pohon secara besar-besaran. Material ini dapat digunakan dalam pembangunan bangunan dengan estetika dan menarik. Serta penggunaan kayu dari hutan yang dikelola secara berkelanjutan dapat mengurangi emisi karbo hingga 30% dibandingkan dengan material kontruksi lainnya.
- Beton Hijau: Beton hijau menggunakan bahan tambahan yang lebih ramah lingkungan daripada beton konvensional. Hal ini membantu mengurangi jejak karbon dari bangunan beton. Beton daur ulang dapat mengurangi penggunaan material hingga 30% mengurangi limbah konstruksi.
- Kaca Cermin Energi Efisien: Kaca cermin dengan teknologi energi efisien membantu mengontrol suhu dalam bangunan, mengurangi kebutuhan akan pendinginan dan pemanas energi-intensif.
Penggunaan material-material ini dalam arsitektur membantu mengurangi dampak lingkungan dan menciptakan bangunan yang lebih berkelanjutan.
Teknologi Canggih Dalam Desain Arsitektur
Teknologi canggih telah memainkan peran penting dalam memajukan desain arsitektur. Arsitek kini memiliki akses ke berbagai alat dan teknologi yang memungkinkan mereka merancang bangunan yang lebih efisien, aman, dan nyaman. Beberapa contoh teknologi canggih dalam arsitektur meliputi:
- Building Information Modeling (BIM): BIM memungkinkan arsitek untuk membuat model digital bangunan yang sangat rinci. Hal ini membantu dalam perencanaan yang lebih baik dan koordinasi antar berbagai elemen bangunan.
- Analisis Simulasi Energi: Dengan perangkat lunak simulasi, arsitek dapat memprediksi kinerja energi bangunan sebelum konstruksi dimulai, sehingga mereka dapat mengoptimalkan efisiensi energi.
- Internet of Things (IoT): IoT memungkinkan bangunan untuk menjadi lebih cerdas dan adaptif. Sensor-sensor dapat mengontrol suhu, pencahayaan, dan keamanan bangunan secara otomatis.
Dampak Positif Bahan Ramah Lingkungan Ini Bagi Lingkungan Yaitu:
Penggunaan material ramah lingkungan ini memiliki banyak manfaat bagi lingkungan, kesehatan manusia, dan ekonomi. Pertama, karena bahan-bahan ini seringkali diproduksi dengan cara yang lebih hemat energi, mereka dapat mengurangi jejak karbon, yang dapat membantu mengurangi dampak iklim. Selain itu, mereka dapat didaur ulang atau terurai secara alami, sehingga mengurangi jumlah limbah dan polusi yang mencemari tanah, udara, dan air.
Konsep Bangunan Cerdas
Bangunan cerdas adalah fasilitas yang memanfaatkan sistem otomatis yang kompleks untuk memaksimalkan efisiensi operasional dan kesejahteraan penghuninya. Istilah ini sering digunakan untuk merujuk pada bangunan yang dirancang untuk keberlanjutan daripada teknologi pintar. Saat ini, solusinya mencakup perawatan yang memastikan kenyamanan, pengalaman penyewa yang lebih baik, peningkatan efisiensi, dan banyak lagi. Sangat menyenangkan bahwa kita tidak perlu memilih antara bangunan hijau dan bangunan cerdas karena keduanya mungkin sama. Desain bangunan cerdas memadukan perangkat yang terhubung dengan loT, komputasi awan, realitas tertambah, dan system lain ke dalam platfrom yang mengotomatiskan proses sehari-hari.
Fitur dasar dan teknologi bangunan pintar
Dalam konteks penelitian ini, menurut Lê, Nguyen, dan Barnett (2012), SB memiliki lima fitur mendasar berikut:
- Otomatisasi: kemampuan untuk mengakomodasi perangkat otomatis atau menjalankan fungsi otomatis.
- Multifungsi: kemampuan untuk memungkinkan pelaksanaan lebih dari satu fungsi dalam satu bangunan.
- Kemampuan beradaptasi: kemampuan untuk belajar, memprediksi, dan memenuhi kebutuhan pengguna dan tekanan dari lingkungan eksternal.
- Interaktivitas: kemampuan untuk memungkinkan interaksi antar pengguna.
- indicator kecerdasan
Bangunan cerdas dan bahan ramah lingkungan sangat terkait dalam upaya untuk menciptakan arsitektur yang efisien dan berkelanjutan karena keduanya bertujuan untuk membuat bangunan yang lebih efisien, berkelanjutan, dan memiliki dampak yang lebih baik bagi lingkungan. Selain itu, bangunan cerdas dengan bahan ramah lingkungan berkontribusi secara signifikan pada kesehatan penghuni dan kualitas udara.
Peran Internet Of Things (IoT) Dalam Bangunan Hijau
Internet of Things (IoT) adalah jaringan hardware yang terhubung ke internet, perangkat ini memungkinkan untuk mengumpulkan, berbagi, dan bertukar data. Contoh perangkat IoT meliputi sensor, peralatan rumah tangga, dan kendaraan yang dilengkapi teknologi untuk berkomunikasi satu sama lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, konsep smart home menggunakan IoT untuk mengontrol lampu, termostat, dan sistem keamanan dengan smartphone. Perangkat medis terhubung di bidang kesehatan memantau kondisi pasien secara real-time. Industri juga menggunakan IoT untuk memantau mesin dan proses produksi, meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya.
Cara kerja Internet of Things (IoT) melibatkan beberapa langkah utama yang memungkinkan perangkat untuk mengumpulkan, mengirim, dan menerima data. Berikut penjelasan singkat mengenai cara kerja IoT:
- Pengumpulan Data
Perangkat Internet of Things memiliki sensor atau aktuator yang mengumpulkan data dari lingkungannya, seperti sensor cahaya, sensor suhu, atau kamera. Data ini dapat berupa informasi fisik, seperti gambar, kelembapan, atau suhu, atau data lainnya, seperti lokasi perangkat atau statusnya.
- Konektivitas
Perangkat Internet of Things (IoT) kemudian mengirimkan data ke pusat data atau cloud melalui jaringan internet. Untuk melakukan ini, berbagai teknologi komunikasi seperti Wi-Fi, Bluetooth, seluler, atau protokol jaringan lainnya diperlukan.
- Pemrosesan Data
Selanjutnya, data diproses dan dianalisis di pusat data atau cloud. Untuk menghasilkan wawasan yang berguna, pemrosesan ini dapat memanfaatkan analitik sederhana hingga kompleks, seperti pengajaran mesin dan kecerdasan buatan.
- Action and Feedback
Analisis data menunjukkan bahwa sistem dapat memberi tahu perangkat IoT untuk melakukan hal-hal tertentu, seperti menyalakan atau mematikan perangkat, mengirimkan notifikasi kepada pengguna, atau mengatur pengaturan tertentu.
- User Interface
Pengguna dapat berinteraksi dengan sistem IoT melalui aplikasi atau dashboard yang memberikan kontrol dan informasi secara real-time. Ini memungkinkan pengguna untuk memantau, mengontrol, dan mengelola perangkat IoT mereka dari jarak jauh.
Contoh Penerapan Iot Dalam Bidang Energi
IoT diterapkan dalam bidang energi untuk bentuk pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan suatu energi. Berikut adalah beberapa contoh penerapannya:
- Smart grid
Teknologi ini adalah kombinasi teknologi komunikasi dan informasi yang digunakan bersama dengan software untuk mengontrol sistem tenaga listrik. Smart grid menggunakan teknologi sensor dan metering untuk diterapkan.
Sensor berfungsi untuk memantau penggunaan listrik. Misalnya, sebuah lampu memiliki sensor otomatis yang menggunakan sensor gerak untuk mendeteksi lingkungan sekitarnya. Lampu akan otomatis menyala dan terhubung ke listrik ketika seseorang lewat di depannya, dan sebaliknya.
Smart grid ini sangat cocok digunakan dalam sebuah perusahaan untuk bisa menghemat energi dan tentunya pengeluaran operasional. Dengan begitu, lonjakan biaya listrik yang berlebihan bisa diatasi dan dialihkan untuk pengeluaran lain.
- Monitoring kualitas udara
Selain pada energi listrik, teknologi IoT juga ternyata diterapkan untuk sistem monitoring kualitas udara. Internet of Things melacak kualitas udara dengan melacak kadar partikulat, konsentrasi gas, dan suhu. Sensor, gateway, server, dan penyimpanan cloud digunakan untuk memantau ini. Sensor mendeteksi kualitas energi area secara real-time, sehingga mereka dapat langsung diberitahu tentang keadaan terbaru.
Manfaat Jangka Panjang Dari Penggunaan Lot Dalam Bangunan Hijau:
- Efisiensi penggunaan energi
Untuk mengidentifikasi pola penggunaan, jumlah dan batas pemakaian energi dapat diawasi secara langsung. Dengan demikian, energi yang tidak efisien dapat dihindari dan dialokasikan ke sumber energi lain.
Sistem dapat dikonfigurasi untuk mematikan atau menyalakan energi secara otomatis, menunjukkan adanya pemakaian yang melampaui batas, dan melakukan banyak hal lainnya.
- Monitor kegiatan dan kualitas energi
Teknologi Internet of Things (IoT) memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas distribusi sumber daya.
Sistem yang sudah terintegrasi dengan internet memungkinkan seseorang untuk melacak secara langsung area yang terlalu banyak mengonsumsi energi, memungkinkan evaluasi langsung dan penemuan solusi untuk menjaga kualitas energi dan keseimbangan. Monitor kualitas energi juga bisa digunakan dalam loT di smart city untuk meningkatkan kualitas hidup warga.
- Pengambilan Keputusan
Energi terbarukan seperti listrik, angin, dan sinar matahari membutuhkan regulasi dan kebijakan. Dengan sistem Internet of Things (IoT), pemerintah dan instansi terkait dapat bekerja sama untuk membuat keputusan dalam situasi darurat.
Misalnya, alat deteksi kualitas udara di lokasi tertentu menunjukkan bahwa kualitas udara di lokasi tersebut dianggap berbahaya. Pemerintah dapat menggunakan informasi ini untuk membuat keputusan dan kebijakan untuk mencegah penyakit pernapasan menyerang masyarakat.
Contoh Proyek Bangunan Cerdas Yang Menggunakan Bahan Ramah Lingkungan
1. Menara BCA Jakarta
Jika dilihat sekilas, Menara BCA Jakarta memang tidak banyak menampakkan warna hijau pada fasad bangunannya. Namun siapa sangka jika bangunan ini mampu menyabet sertifikat Greenship EB Platinum, yang merupakan kategori paling prestisius.
GBCI memberikan sertifikat kepada gedung setinggi 57 lantai ini karena dianggap mampu menghemat listrik sampai 35%. Gedung sejenis tidak dapat melakukannya.
2. Sequis Center
Sequis Center merupakan menara perkantoran dan perniagaan yang berlokasi di Sudirman. Bangunan ini meraih predikat Gold Greenship Existing Building 1.0 dari Green Building Council Indonesia.
Prestasi yang mampu diraih Sequis Center dalam hal bangunan ramah lingkungan yakni mampu menghemat pemakaian listrik sampai 28,12%. Disamping itu, Sequis Center juga mampu menghemat penggunaan air sebesar 28,26% dari baseline.
3. Kementrian pekerjaan umum
Salah satu bangunan pemerintah yang mampu memperoleh predikat green building adalah bangunan kementerian PU atau Pekerjaan Umum. Pada tahun 2013, bangunan ini memperoleh sertifikat Greenship Level Platinum, berkat keberhasilannya menghemat penggunaan energi hingga 61%, jadi pihak gedung hanya membayar listrik 39%.
Kemampuan untuk menghemat air dan mendaur ulang air juga menjadi faktor yang menyebabkan gedung Kementerian PU memperoleh gelarnya.
4. Panyaden School, Thailand
Terutama dipengaruhi oleh alam, biro arsitektur Belanda, 24 Architecture menciptakan tata letak yang terinspirasi tanaman staghorn fern (paku tanduk rusa) tropis untuk sekolah dasar di Chiang Mai.
Bangunannya menyebarkan nilai-nilai ekologis melalui bentuk organiknya yang luar biasa, penggunaan material lokal dan rendah jejak karbon.
Atap Gaudíesque (Antoni Gaudi, arsitek Spanyol) yang menggantung rendah, bergelombang – disokong tiang-tiang bambu yang tumbuh sangat cepat dan berkelanjutan – tampaknya melayang di atas lantai, yang terbuat dari tanah kasar.
5. Ospedale dell’Angelo. Italy
680 tempat tidur Ospedale dell’Angelo di Venice-Mestre, sebuah proyek selama 40 tahun yang dituntaskan arsitek Italia, Emilio Ambasz, disebut sebagai ‘rumah sakit umum hijau pertama di dunia’.
Berlawanan dengan cara pandang arsitektur kelembagaan, aula masuk setinggi 30meter dan panjang 200meter yang menggabungkannya dengan taman musim dingin berukuran raksasa, merupakan panorama bagi setengah dari seluruh kamar pasien serta ruang tunggu di setiap lantai.
Di luar jendela dari sisa kamar pasien terdapat wadah-wadah berisi tanaman. Dan ruang-ruang operasi, laboratorium, fasilitas layanan dan ruang parkir semua memiliki atap tanaman hijau.
KESIMPULAN
Hasil tinjauan dari gagasan yang diajukan, dapat disimpulkan bahwa Pembangunan berkelanjutan terus berkembang sering dengan perkembangan zaman. Teknologi canggih telah memainkan penting dalam memajukan desain arsitektur, yang merancang bangunan yang lebih efisien, aman, dan nyaman. Contoh teknologi canggih dalam arsitektur yaitu Internet of Things (loT). Dengan demikian, Internet of Things (loT) nantinya diharapkan mampu memenuhi salah satu target dalam pembangunan cerdas yang berkelanjutan. Sehingga meningkatkan efisiensi energi, kenyamanan, keamanan dan manajemen sumber daya. Selain itu, membuatnya ramah lingkungan untuk para penguhinya. Dengan mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan, kita dapat mengurangi jejak karbon kita.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bbc.com/indonesia/vert-cul-46714413
https://jendela360.com/info/green-building-di-indonesia/
https://www.linknet.id/article/contoh-penerapan-iot-dalam-bidang-energi
https://www.ikn.go.id/storage/pedoman-bangunan-cerdas-nusantara.pdf
https://greeneration.org/publication/green-info/bangunan-hijau-masa-depan-pembangunan-indonesia/
https://amtast.id/inovasi-material-dalam-arsitektur-material-ramah-lingkungan-dan-teknologi-canggih/
https://www.cloudcomputing.id/pengetahuan-dasar/iot-pengelolaan-lingkungan
https://nocola.co.id/id/bangunan-gedung-cerdas-bgc-pengertian-manfaat-contoh-penerapan/