IoT-Smart : Internet of Things Untuk Sistem Manajemen Berkelanjutan Dan Teknologi Sumber Daya Pada Bangunan Cerdas

Last Updated: 8 November 2024By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 526

Ditulis oleh : Raka Syaiful Rohman.

Indonesia sedang menghadapi tantangan besar dalam sektor kelistrikan dengan target elektrifikasi 100% pada akhir tahun 2024. Meski Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa rasio elektrifikasi telah mencapai 99,78% pada 2023, masih ada sekitar 112 desa yang belum teraliri listrik. Tantangan ini semakin kompleks karena infrastruktur pembangkit listrik yang bergantung pada bahan bakar fosil. Ketergantungan ini tidak hanya meningkatkan risiko krisis energi di masa depan tetapi juga menambah emisi karbon yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Hingga saat ini, Indonesia sangat bergantung pada energi fosil, dengan 80% energi listrik berasal dari pembangkit berbahan bakar fosil, terutama batubara. Di sisi lain, cadangan batubara nasional diperkirakan akan terus menipis seiring peningkatan permintaan energi. Ketergantungan ini juga memperburuk polusi udara dan emisi karbon yang mempercepat perubahan iklim. Papua Pegunungan dan daerah terpencil lainnya menghadapi tantangan infrastruktur yang sulit untuk mencapai elektrifikasi. Kesulitan dalam mengalirkan listrik ke daerah-daerah ini menunjukkan perlunya pendekatan teknologi yang inovatif agar efisiensi energi dapat ditingkatkan di seluruh Indonesia.

Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, termasuk tenaga surya, tenaga air, dan panas bumi. Energi surya, misalnya, memiliki potensi mencapai 500 GW. Namun, kapasitas terpasang saat ini baru mencapai sekitar 291 MW. Hal ini menunjukkan adanya peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan, terutama pada sektor perumahan dan bangunan komersial. Teknologi IoT dapat memainkan peran penting dalam optimalisasi sumber daya ini.

Untuk mengatasi tantangan ini, Internet of Things (IoT) menjadi salah satu solusi potensial dalam menciptakan sistem manajemen energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, terutama pada bangunan cerdas yang berbasis energi terbarukan. IoT-SMART (Internet of Things for Sustainable Resource Management and Technology) bertujuan mendukung Indonesia dalam menciptakan infrastruktur bangunan yang lebih hemat energi melalui integrasi teknologi IoT.

IoT-SMART mengintegrasikan sensor dan teknologi IoT pada bangunan untuk memantau dan mengoptimalkan penggunaan energi. Sistem ini memungkinkan pengguna untuk:.

Optimasi Sumber Daya Berbasis Energi Terbarukan, IoT-SMART dapat membantu mengatur distribusi energi dari sumber terbarukan, seperti panel surya, untuk mengurangi ketergantungan pada jaringan listrik konvensional.

Implementasi IoT-SMART sejalan dengan visi Indonesia untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon. Beberapa keunggulan yang dapat mendukung program pemerintah meliputi:

Peningkatan Efisiensi Energi, dengan teknologi IoT, pemakaian energi pada gedung dapat dikendalikan secara otomatis, mengurangi pemborosan energi hingga 20-30%.

Pengurangan Emisi Karbon, IoT-SMART memungkinkan transisi energi terbarukan dengan mengoptimalkan sumber daya seperti tenaga surya dan tenaga angin, yang memiliki jejak karbon lebih rendah dibandingkan energi fosil.

Mendukung Capaian SDGs, IoT-SMART mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam hal akses energi bersih dan terjangkau serta tindakan iklim (SDG 7 dan 13).

Sebagai contoh, beberapa bangunan di Jakarta dan Bandung telah mulai menerapkan konsep bangunan cerdas yang mengadopsi teknologi IoT. Dengan menggunakan perangkat pintar untuk memantau pencahayaan dan suhu, gedung-gedung ini mampu menghemat penggunaan listrik hingga 25% per tahun. Selain itu, penggunaan panel surya yang terintegrasi dengan sistem IoT terbukti dapat mengurangi ketergantungan pada energi listrik dari PLN..

Gedung Perkantoran Sequis Tower, Jakarta

Lokasi: Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan.

Sequis Tower adalah gedung perkantoran yang berkomitmen untuk ramah lingkungan. Gedung ini memanfaatkan sistem manajemen energi berbasis IoT yang mencakup sensor pencahayaan otomatis dan manajemen suhu. Dengan menggunakan teknologi ini, gedung mampu mengoptimalkan penggunaan energi, sehingga pengeluaran listrik dapat ditekan.

Gedung Grha Unilever, BSD City, Tangerang (Jakarta Greater Area)

Lokasi: BSD City, Tangerang Selatan.

Gedung Grha Unilever dilengkapi dengan berbagai sistem berbasis IoT untuk mengendalikan penggunaan listrik, pencahayaan, dan pendingin ruangan. Sensor IoT secara otomatis menyesuaikan intensitas cahaya dan suhu sesuai kebutuhan. Selain itu, gedung ini juga menggunakan panel surya untuk mendukung efisiensi energi yang terintegrasi dengan sistem IoT untuk mengatur distribusi dan pemantauan konsumsi listrik dari energi terbarukan.

Green Office Park 6, BSD City, Tangerang (Jakarta Greater Area)

Lokasi: BSD City, Tangerang Selatan.

Green Office Park 6 adalah gedung ramah lingkungan yang terintegrasi dengan berbagai fitur teknologi pintar dan IoT. Gedung ini dirancang untuk memaksimalkan efisiensi energi, termasuk dalam pengaturan pencahayaan, pengoperasian lift, dan pemantauan kualitas udara. Sistem IoT di gedung ini juga memungkinkan pengelola untuk mengidentifikasi area yang paling banyak mengonsumsi energi sehingga dapat dioptimalkan.

Gedung Bandung Command Center, Bandung

Lokasi: Jalan Wastukancana No. 2, Bandung.

Gedung Bandung Command Center merupakan pusat pemantauan kota Bandung yang mengadopsi teknologi IoT untuk pengendalian operasional gedung, seperti pencahayaan otomatis, pengaturan suhu, dan sistem keamanan. Penggunaan IoT membantu meningkatkan efisiensi energi, terutama di ruang-ruang yang tidak selalu dihuni sepanjang waktu.

Bangunan hijau yang memanfaatkan teknologi IoT juga dilaporkan mampu meningkatkan produktivitas dan kenyamanan penghuni, yang secara tidak langsung mendukung peningkatan ekonomi. Studi kasus ini menunjukkan bahwa dengan mengimplementasikan IoT pada bangunan, Indonesia dapat mempercepat transisi menuju penggunaan energi yang lebih berkelanjutan.

Perbandingan Penerapan Smart Building IoT Negara/Kota Sukses vs. Belum Sukses

Negara/Kota Sukses Negara/Kota Belum Sukses

Singapura:

Menerapkan sistem smart building secara luas, mengintegrasikan IoT untuk efisiensi energi dan manajemen gedung, dengan pengurangan konsumsi energi hingga 30%.

Indonesia:

Meskipun ada, banyak gedung belum menerapkan teknologi ini secara efektif, mengakibatkan pemborosan energi yang tinggi.

Kota Barcelona:

enggunakan teknologi IoT untuk mengelola pencahayaan dan transportasi, mengurangi emisi karbon dan biaya operasional.

Kota di Afrika:

Masih bergantung pada infrastruktur tradisional, dengan sedikit adopsi teknologi smart building.

.

Penerapan IoT dalam bangunan pintar dapat mengurangi konsumsi energi hingga 10-30%, tergantung pada implementasi dan jenis teknologi yang digunakan24. Biaya awal untuk instalasi dapat bervariasi, tetapi penghematan jangka panjang biasanya lebih besar dibandingkan investasi awal. Misalnya, penggunaan sistem otomatis dapat menurunkan biaya listrik bulanan secara signifikan, seperti contoh di Asia Smart Building yang menunjukkan penurunan menjadi 2.160 kWh dibandingkan sebelumnya yaitu 589,68 kWh

Dalam menghadapi tantangan elektrifikasi dan ketergantungan pada energi fosil IoT-SMART tidak hanya menjadi sebuah solusi teknologi, tetapi juga sebuah langkah strategis bagi Indonesia dalam mewujudkan ketahanan energi dan mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon. Dukungan pemerintah serta kolaborasi antara sektor publik dan swasta sangat penting untuk mempercepat penerapan IoT-SMART di seluruh negeri. Dengan demikian, Indonesia dapat menghadapi tantangan energi masa depan dengan lebih siap dan tangguh.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM. (2023). Kinerja Sektor Ketenagalistrikan Tahun 2023: Penyediaan Tenaga Listrik Berkelanjutan dan Terjangkau. Jakarta: Kementerian ESDM

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (2023). Rasio Elektrifikasi di Indonesia Tahun 2023 Mencapai 99,78%

Laser Teknologi Indonesia (LTI). 2023. “IoT Building Automation Solution.” Diakses dari https://lasernet.co.id/iot-building-automation-solution.

Puskomedia.id. 2023. “Peran Internet of Things (IoT) dalam Peningkatan Efisiensi Energi dan Pengelolaan Sumber Daya.” Diakses dari https://www.puskomedia.id/blog/peran-internet-of-things-iot-dalam-peningkatan-efisiensi-energi-dan-pengelolaan-sumber-daya/

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 2024. “Konsumsi Listrik 2024 Naik, Subsidi Ikut Melejit!” CNBC Indonesia. Diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20240116094639-4-506186/konsumsi-listrik-2024-naik-subsidi-ikut-melejit.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 2024. “Alert! 2 Tahun Lagi Daerah di RI Ini Bakal Kekurangan Listrik!” CNBC Indonesia. Diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20240529133330-4-542114/alert-2-tahun-lagi-daerah-di-ri-ini-bakal-kekurangan-listrik.

Panjaitan, Billy Imanuel Alpayed, Dr. Faridah, S.T., M.Sc., dan Ir. Sentagi Sesotya Utami, S.T., M.Sc., Ph.D. 2023. “Model Konsumsi Energi Pada Bangunan Komersial di Samarinda.” Repository UGM. Diakses dari https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/224935

.

.

LAMPIRAN

Simulasi Rencana Kasar Harga Penerapan Sistem IoT

Biaya Awal Investasi

Perangkat Keras:

IoT Starter Kit: Rp479.250 (untuk prototyping)

Sensor dan perangkat tambahan (misal, sensor suhu, kelembaban, dan relay): sekitar Rp5.000.000 – Rp10.000.000.

Infrastruktur Jaringan:

Pengadaan router dan perangkat jaringan: Rp2.000.000 – Rp5.000.000

Biaya Bulanan Operasional Layanan Cloud (misal, AWS IoT Core atau Azure IoT Hub):

Biaya konektivitas untuk 10.000 perangkat: sekitar Rp. 3.150.000 per bulan (AWS) 2.

Biaya olah pesan untuk 10.000 perangkat: Rp. 1.580.000 per bulan (AWS) 2.

Ket : 1 Perangkat Konektivitas = 0,02 USD & 1 Perangkat Olah Pesan = 0,01 USD

Total Biaya Bulanan: Rp. 3.150.000 + Rp. 1.580.000 = Rp. 4.730.000

Total Estimasi

Biaya Awal: Sekitar Rp7.479.250 – Rp25.479.250.

Biaya Bulanan: Sekitar Rp4.730.000.

About the Author: Johan Purwanto

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 4.9 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 14

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

No Comments

  1. Lutvy 8 November 2024 at 17:06 - Reply

    Baguss bgtt bermanfaat sekaliiiii 🔥

  2. Aura 8 November 2024 at 17:28 - Reply

    Sangat inspiratif untuk indonesia lebih baik

  3. Enquita 8 November 2024 at 17:39 - Reply

    Website ini sgt bermanfaat 👍🏻

Leave A Comment