Seberapa Pentingkah Penggunaan Panel Surya Sebagai Sumber Energi Alternatif Bagi Kehidupan Saat Ini

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 138

Ditulis oleh Nabil Hasan Arwani

PENDAHULUAN

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting bagi kehidupan. Tanpa adanya energi listrik di dalam kehidupan maka berbagai macam aktifitas manusia tidak dapat berjalan dengan baik, namun jika ditinjau dari pemakaian energi listrik secara terus menerus akan membaa dapak negativ bagi ligkungan dan ekosistem alam sekitar. Oleh karen itu, pemanfaatan energi tersebut harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan secukupnya saja ( Hadiputra, 2007 ). Hal yang memicu konsumsi energi listrik yang meningkat salah satunya adalah semakin bertambahnya jumlah populasi penduduk serta ditambah lagi dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat pada setiap saat. Dengan adanya kondisi tersebut maka kita perlu mengingat bahwa hal tersebut tidak sebanding dengan ketersediaan sumber daya alam seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara yang sangat terbatas dan semakin menipis setiap tahunnya dimana sumber energi tersebut sulit dan bahkan tidak dapat diperbaharui kembali serta dampak negativ yang ditimbulkan dapat memicu pada pemanasan global.(Fajar Laksono et al., 2022).

Letak indoensia di garis khatulistiwa memberikan kruntungan sendiri bagi negaraa indienesia.setiap negara yang dilalui garis khatulistiwa memebrikan keistimewaan daripada negara yang posisinya jauh dari garis khatulistiwa.dan ini bisa dirasakan oleh negara indonesia.salah satunya adalah Memiliki iklim tropis yang membuat Indonesia mendapat penyinaran cahaya matahari sepanjang tahun dan Indonesia memiliki curah hujan cukup tinggi. Potensi sumber daya matahi di indonesia sangatlah luas sekali. matahari yang terus bersinar sepanjang tahun hasrusnya bisa dimanfaatkan sebagai sebuah sumber energi yang berguna bagi indonesia.indoensia sangat diuntungkan dengan kondisi saat ini, dimana matahri tersebut bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan sistem pembangkit listrik tenaga matahari atau PLTS.

PEMBAHASAN

Radiasi matahari bisa dimanfaatkan sebagai salah satu sumber daya listrik bagi indoneisa. Radiasi matahari dapat dimanfaatkan sebagai salahh satu energi listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan.(EBT) dan panel surya mengubah radiasi tersebut menjadi energi listrik(Pandria & Prasanti, 2021). Energi matahri dapat diubah menjadi energi listrrik yang dapat digunakan di daerah daerah terpencil. Inodesia memiliki sekitar 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 810.000 km dan luas wilayah mencapai 3,1 juta km2. Terdapat lebih dari 65.000 desa yang tersebar di puluhan ribu pulau tersebut.tapi sayangnya dari sekian banyak nya desa di indonesia hanya masih sebagian kecil penduduk yang telah terhubung dengan jaringan listrik. Pemerintah harusnya sadar bahwqa ini adalah salah satu kelebihan yanggg dimiliki oleh indoensia.

radiasi matahri sehrausny menjadi sumber daya baru bagi indoensia dan bisa menjadi lebih bagus dan efektif. Karena Energi dari panas matahari sangat berlimpah dapat digunakan secara terus-menerus setiap harinya ( Priharti, 2021). Energi surya merupakan sumber energi yang tidak terbats dan tidak akan pernah habis ketersediannya. Energi ini pun bisa dimanfaatkan sebagai energi alternatif yang akan diubah menjadi energi listrik menggunakan panel surya(Purwoto et al., 2018)

Pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS merupakan sebuah sistem pembangkit listrik yang mengubah energi dari matahari menjadi energi listrik. Dalam pembangkit listrik tenaga ada dua cara yang digunakan untuk menghasilkan sebuah energi, yaitu menggunakan pemusata energi surya secara tidak langsung dan menggunkan cara fotovoltaik. Dalam pemusatan energi surya, sistem cermin atau lensia digunakan untuk memfokuskan energi matahri ke satu titik yang kkemudian digunakan untuk menggerkaan mesin kalor. Sedangkan dalam penggunaan fotovoltaik energi cahaya langsung diubah menjadi energi listrik melalui efek fotoelektrik (Umar Muhammad, 2023). Sistem pembangkit listrik tenaga surya terdiri dari beberapa komponen utama seperti panel surya, regulator, akumulator dan inverter, seperti gambar yang di bawah ini

Panel surya merupakan alat terdiri dari sel surya yang terbuat dari bahan semikonduktor yang diggunakan utuk merubah energi matahari menjadi listrik. Panel surya adalah sebuah alat yang terdiri dari sel surya yang terbuat dari bahan semikonduktor untuk mengubah energi surya menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya didasari oleh pertemuan semikonduktor jenis P dan semikonduktor jenis N. Panel surya tersusun dari modul surya yang dirangkai secara seri maupun paralel sesuai dengan kebutuhan daya listrik tertentu. Pemasangan panel surya pada suatu bangunan komersial atau pada bangunan perusahaan ditentukan oleh kebijakan mengenai penggunaan instalasi listrik yang memanfaatkan energi surya. Panel surya hanya menghasilkan arus listrik berjenis arus searah. Pemenuhan pencatu daya bagi pemakai energi listrik memerlukan konverter dari arus searah menjadi arus bolak-balik. Penyediaan ruang bagi panel surya merupakan salah satu pertimbangan penting bagi optimalisasi sistem tenaga listrik dengan energi dasar berupa energi surya. Pembangkit listrik tenaga surya merupakan penerapan langsung dari kegiatan transformasi energi surya yang dilakukan oleh panel surya. Panel surya rata-rata memiliki usia pakai selama 30 tahun sebelum mengalami kerusakan

Sel surya merupakan sebuah perangkat yang mengubah energi sinar matahari menjadi energi listrik dengan proses efek fotovoltaic, oleh karenanya dinamakan juga sel fotovoltaic (Photovoltaic cell – disingkat PV)). Tegangan listrik yang dihasilkan oleh sebuah sel surya sangat kecil, sekitar 0,6V tanpa beban atau 0,45V dengan beban. Untuk mendapatkan tegangan listrik yang besar sesuai keinginan diperlukan beberapa sel surya yang tersusun secara seri. Jika 36 keping sel surya tersusun seri, akan menghasilkan tegangan sekitar 16V. Tegangan ini cukup untuk digunakan mensuplai aki 12V. Untuk mendapatkan tegangan keluaran yang lebih besar lagi maka diperlukan lebih banyak lagi sel surya. Gabungan dari beberapa sel surya ini disebut Panel Surya atau modul surya. Susunan sekitar 10 – 20 atau lebih Panel Surya akan dapat menghasilkan arus dan tegangan tinggi yang cukup untuk kebutuhan sehari hari.( Purwoto et al., 2018)


Saat ini pengembangan PLTS di Indonesia telah mempunyai basis yang cukup kuat dari aspek kebijakan. Namun pada tahap implementasi, potensi yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Secara teknologi, industri photovoltaic (PV) di Indonesia baru mampu melakukan pada tahap hilir, yaitu memproduksi modul surya dan mengintegrasikannya menjadi PLTS, sementara sel suryanya masih impor. Padahal sel surya adalah komponen utama dan yang paling mahal dalam sistem PLTS. Harga yang masih tinggi menjadi isu penting dalam perkembangan industri sel surya. Berbagai teknologi pembuatan sel surya terus diteliti dan dikembangkan dalam rangka upaya penurunan harga produksi sel surya agar mampu bersaing dengan sumber energi lain.

Mengingat rasio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 55-60% dan hampir seluruh daerah yang belum dialiri listrik adalah daerah pedesaan yang jauh dari pusat pembangkit listrik, maka PLTS yang dapat dibangun hampir di semua lokasi merupakan alternatif sangat tepat untuk dikembangkan. Dalam kurun waktu tahun 2005-2025, pemerintah telah merencanakan menyediakan 1 juta Solar Home System berkapasitas 50 Wp untuk masyarakat berpendapatan rendah serta 346,5 MWp PLTS hibrid untuk daerah terpencil. Hingga tahun 2025 pemerintah merencanakan akan ada sekitar 0,87 GW kapasitas PLTS terpasang. Dengan asumsi penguasaan pasar hingga 50%, pasar energi surya di Indonesia sudah cukup besar untuk menyerap keluaran dari suatu pabrik sel surya berkapasitas hingga 25 MWp per tahun. Hal ini tentu merupakan peluang besar bagi industri lokal untuk mengembangkan bisnisnya ke pabrikasi sel surya.

KESIMPULAN

Penggunaan panel surya di indonesia sangatlah penting dan harus dipertimbangakn bagi pemerintah. Negara indonesia yang di lalui oleh garis khatulistiwa ini seharusnya bisa di manfaatkan dengan baik. Pemerintah seharusnya sadar bahwa penyaluran listrik di seluruh indonesia belum lah menyeluruh masih banyak masyarakat masyarakat terpncil yang belum tersentuh akses listrirk. Dengan memanfaatkan panel surya ini mungkin bisa mengurangi permasalah listrik yang ada di indonesia. Penggunaan panel surya sangat lah mudah apalagi matahari di indonesia selalu bersina sepanjang hari dan energi matahari ini pun tidak akan pernah habis. Apalagi pada saat ini indonesia masih tergantung pada batu bara, minyak bumi, dan gas bumi sebagai sumber energi listrik. Bahakn dilansir dari https://databoks.katadata.co.id/ Pada tahun 2021, sumber energi listrik di Indonesia didominasi oleh bahan bakar fosil, yaitu batu bara, minyak bumi, dan gas bumi. Rinciannya, 62% sumber energi listrik berasal dari batu bara. Sumber energi tersebut adalah sumber energi yang pasti akan habis maka dari itu lah inilah saat nya negara indonesia bisa beralih ke energi matahari sebagai sumber utama pembangkit energi listrik karean energi matahari tidak akan pernah habis.

DAFTAR PUSTAKA

Afriadi, R. T., Naubnome, V., Studi, P., Mesin, T., Teknik, F., Karawang, U. S., Karawang, K., & Barat, P. J. (2024). Analisis Keefektivitasan Sistem Panel Surya Dalam Kelistrikan Menggunakan Metode Fmea pada Mesin Pembakar Sampah Tanpa Asap. 3(2), 1043–1051.

Amin, M. S., Emidiana, Kartika, I., & Irwansi, Y. (2022). Penggunaan Panel Surya Sebagai Pembangkit Listrik Pada Alat Pengering Makanan. Jurnal Ampere, 7(1), 15–21. https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/ampere/article/view/7703/5898

Fajar Laksono, J. D., Eko Prasetiyo, E., & Marausna, G. (2022). Analisis Efektivitas Kinerja Panel Surya Sebagai Sumber Energi Listrik Dengan Photovolaic 200 Wp. Teknika STTKD: Jurnal Teknik, Elektronik, Engine, 8(1), 17–28. https://doi.org/10.56521/teknika.v8i1.443

Pandria, T. M. A., & Prasanti, N. (2021). Penerapan Panel Surya sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif pada Gedung Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar. Jurnal Serambi Engineering, 6(4), 2320–2329. https://doi.org/10.32672/jse.v6i4.3477

Purwoto, B. H., Jatmiko, J., Fadilah, M. A., & Huda, I. F. (2018). Efisiensi Penggunaan Panel Surya sebagai Sumber Energi Alternatif. Emitor: Jurnal Teknik Elektro, 18(1), 10–14. https://doi.org/10.23917/emitor.v18i01.6251

Umar Muhammad. (2023). Identifikasi Permasalahan Pengoperasian PLTS Offgrid. Journal Of Electrical Engginering (Joule), 4(2), 33–42.

 .

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 4.6 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 25

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

No Comments

  1. Amy 15 November 2024 at 19:32 - Reply

    Artikel yang sangat informatif penggunaan panel surya memang menjadi salah satu solusi terbaik untuk menghadapi tantangan energi di masa depan selain ramah lingkungan tanah yang sulit juga dapat mengurangi ketergantungan kita pada sumber energi fosil yang semakin terbatas semoga semakin banyak orang yang sadar akan manfaatnya dan berinvestasi dalam teknologi ini

Leave A Comment