batako plastik

Penggunaan Abu Sekam Padi Dalam Proses Pembuatan Batako untuk Konstruksi Bangunan Hijau

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 78

Ditulis oleh Fauzan Cahyanda Putra

Rumah merupakan tempat yang digunakan untuk manusia untuk kegiatan atau aktivitas sehari-hari. Pembangunan rumah perlu memperhatikan beberapa aspek seperti kekuatan dan ketahanan bangunan dari bencana alam seperti gempa bumi atau badai. Selain itu, aspek lain yang perlu diperhatikan dalam membangun tempat tinggal yaitu aspek kenyamanan. Material menjadi salah satu kunci penting dalam pembuatan tempat tinggal manusia karena penggunaannya diharapkan dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Salah satu material pembangunan yang digunakan adalah batako. Batako merupakan bahan bangunan yang dibuat dari campuran dari tras, kapur dan air, tetapi kadang ada yang membuat batako menggunakan campuran kapur, semen, pasir, dan air (Toruan et al., 2022). Saat ini, penggunaan batako sangat masif digunakan dalam konstruksi. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab penggunaan yang masif tersebut , salah satunya adalah pembuatan serta pengerjaan untuk pemasangan batako lebih efisien waktu dibandingkan dengan batu bata merah (Waisnhawa et al., 2023).

Saat ini banyak sekali permasalahan-permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh manusia. Salah satunya adalah pembuangan limbah atau sampah sembarangan. Jika permasalahan lingkungan tidak diatasi dengan baik, maka akan mengganggu kesehatan manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Selain menganggu kesehatan makhluk hidup, permasalahan lingkungan juga dapat menyebabkan perubahan iklim. Indonesia merupakan negara agraris dengan luas persawahan yang cukup besar. Sawah-sawah tersebut setiap tahun ditanami padi untuk dijadikan sumber pangan Masyarakat Indonesia. Tidak dipungkiri bahwa padi yang digiling menjadi beras dapat menghasilkan sebuah limbah yang seperti tidak ada harganya. Limbah tersebut jika tidak ditangani dapat menjadi permasalahan lingkungan. Limbah yang dimaksud adalah sekam padi. Sekam padi merupakan lapisan luar yang membungkus beras, sekam ini biasanya bahan buangan atau limbah. Dalam budaya Masyarakat tradisional, sekam dapat dimanfaatkan untuk bahan pencuci alat memasak dan digunakan untuk membakar batu bata (Basry & Amir, 2019). Di kehidupan sehari-hari, sekam padi ini dapat digunakan untuk membakar batu bata. Selain itu, sekam padi yang telah dibakar dapat digunakan sebagai abu gosok dan pupuk organik untuk penanaman tumbuhan. Tumpukan sekam padi yang menggunung dapat mengakibatkan permasalahan kesehatan karena debunya yang berterbangan. Sekam padi memiliki harga jual yang rendah bahkan tidak memiliki nilai jual dan berakhir menjadi limbah. Dalam pembangunan konstruksi, perlu memperhatikan aspek-aspek lingkungan seperti penggunaan material daur ulang, salah satunya adalah sekam padi. Penggunaan abu sekam padi untuk campuran batako diharapkan dapat menjadikan batako tersebut lebih kokoh dan dapat meredam suhu dengan baik sehingga juga dapat mengurangi permasalahan lingkungan. Selain itu, dalam konsep bangunan hijau perlu adanya penggunaan material yang ramah lingkungan, salah satunya yaitu penggunaan batako dengan campuran sekam padi.

Pembuatan batako sebenarnya merupakan suatu proses yang sederhana. Batako dibuat dengan mencampurkan pasir, semen, air, dan kapur. Akan tetapi, penambahan sekam padi dapat menjadi pembeda dari batako-batako lainnya. Sekam padi yang digunakan adalah sekam padi yang telah dibakar dan berubah menjadi arang. Arang sekam padi tersebut kemudian ditumbuk agar menjadi butiran yang lebih halus. Bahan-bahan tersebut kemudian diaduk dan ditambahi air agar tekstur dari adonan batako menjadi lebih kental. Setelah itu, adonan batako dimasukkan ke dalam mesin press yang berfungsi untuk membentuk batako serta mengurangi kadar air di dalam batako tersebut. Selanjutnya, batako dijemur sampai kering. Abu sekam padi memiliki warna hitam merupakan bahan yang memiliki sumber silika cukup tinggi, bahkan silika dari abu sekam padi dapat bersaing dengan pasir, bentonite, dan tanah diatom (Basry & Amir, 2019). Silika yang terkandung dalam sekam padi didapatkan dengan cara membakar sekam dan didapatkan hasil abu. Silika yang cukup tinggi dalam abu sekam padi ini berfungsi untuk meningkatkan kekuatan batako. Abu sekam padi merupakan bahan alternatif untuk bahan tambahan semen (Kota & Ridha, 2023). Bahkan, menurut (I Komang Agus Ariana, 2024) abu sekam padi dinyatakan layak sebagai bahan pengganti semen dalam pembuatan batako, karena batako dengan campuran abu sekam padi lebih kuat dan lebih kedap air dibandingkan dengan campuran semen. Hal ini juga berarti bahwa batako dengan campuran abu sekam padi sudah sesuai dengan standar SNI 03-0349-1989. Silika yang terkandung dalam abu sekam padi juga dapat berperan dalam meredam suhu karena merupakan isolator panas yang baik (Toruan et al., 2022). Penggunaan abu sekam padi untuk campuran batako juga menekan harga produksi karena harga dari sekam padi cukup murah dibandingkan dengan bahan silika lainnya seperti semen. Semen sendiri merupakan bahan bangunan yang diperoleh melalui pertambangan dan bukan termasuk material yang dapat diperbarui. Penggunaan material yang berasal dari pertambangan berarti menyumbang kerusakan lingkungan yang merupakan efek samping dari pertambangan itu sendiri. Selain kandungan silika yang dapat meningkatkan kekuatan batako, kandungan oksigen dalam sekam padi dapat menurunkan suhu batako. Batako yang memiliki kandungan air yang cukup sedikit juga dapat membantu sekam padi pada batako menurunkan panas (Toruan et al., 2022).

Bangunan ramah lingkungan merupakan konsep bangunan yang dapat menekan penggunaan energi yang tidak terbarukan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari (Pramitasari et al. 2020) yaitu konsep bangunan hijau merupakan konsep berkelanjutan yang menggunakan prinsip efisensi energi pada siklus hidup bangunan. Sesuai dengan Green Building Council Indonesia (2016, salah satu kriteria yang digunakan dalam pembangunan bangunan hijau adalah sumber daya yang digunakan dan siklus material. Batako dengan campuran abu sekam padi dapat menurunkan panas karena memiliki kandungan silika, oksigen, dan sedikit air. Penggunaan batako dengan campuran abu sekam padi dapat menurunkan penggunaan CFC atau chlorofluorocarbon yang merupakan bahan pendingin pada AC. CFC pada AC terbukti dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sappu (2015) bahwa chlorofluorocarbon dapat merusak lapisan ozon sehingga dapat mengakibatkan pemanasan global. Kemudian, penggunaan material ramah lingkungan juga termasuk dalam kriteria dari konsep bangunan hijau. Batako yang dicampur dengan abu sekam padi merupakan material yang ramah lingkungan, karena sekam padi sendiri merupakan produk limbah yang dapat diperbarui dan dapat didaur ulang. Sekam padi juga tidak didapat dari hasil pertambangan yang merusak lingkungan. Bangunan hijau juga menerapkan efisiensi energi. AC merupakan salah satu alat elektronik yang daya listriknya sangat besar dan nilai pajaknya sangat besar. Pengurangan penggunaan AC dan mengganti material konstruksi bangunan menggunakan batako dengan bahan campuran abu sekam padi dapat menekan penggunaan energi dalam jumlah besar sehingga dapat menghemat energi.

Batako dengan bahan campuran abu sekam padi terbukti dapat meningkatkan kekuatan bangunan serta dapat meredam suhu yang panas. Selain itu, penggunaan abu sekam padi untuk campuran batako dapat menekan permasalahan limbah sekam padi yang biasanya tidak berharga dan hanya dibuang buang. Penggunaan sekam padi ini juga dapat menambah value atau nilai jual dari sekam padi tersebut, sehingga sekam padi tidak hanya dipandang sebagai bahan buangan atau limbah, tetapi dipandang sebagai bahan yang berharga yang memiliki nilai jual tinggi. Bangunan yang menerapkan konsep hijau atau bangunan yang ramah lingkungan dapat menggunakan batako dengan bahan campuran abu sekam padi karena dapat mengurangi atau meredam suhu bangunan dan menggunakan material yang ramah lingkungan sesuai dengan kriteria yang berlaku. Batako dengan campuran abu sekam padi juga terbukti lebih kuat dibandingkan dengan campuran semen karena bahan silika didalamnya sehingga sudah memenuhi kriteria SNI. .

DAFTAR PUSTAKA

Basry, W., & Amir, M. Y. (2019). Peningkatan Kualitas Batako dengan Penambahan Abu Sekam Pado. Siimo Engineering, 3(1), 11–16.

I Komang Agus Ariana, P. B. I. G. N. N. W. I. K. H. J. S. (2024). Batako Ramah Lingkungan dengan Penambahan Bahan Limbah Abu Sekam Padisebagai Pengganti Sebagian Semen Mengacu kepada SNI 03-0349-1989. Teknik Sipil ITP, 11(1), 26–32. https://doi.org/10.21063/JTS.2024.V1101.026-32

Kota, J. T., & Ridha, N. A. (2023). Universitas Pepabri Makassar Pengujian Kuat Tekan Batako dengan Penambahan Abu Sekam Padi (Rice husk ash). Nurul Azmi Ridha, 1(2), 20–21. http://jurnal.unpepabri.ac.id/index.php/tekstur

Sappu, F. P. (2015). Uji Penggantian Refrigeran Chlorofluorocarbon Dengan Menggunakan Refrigeran Hidrocarbon Terhadap Konsumsi Listrik dan Penurunan Suhu Beban Pendinginan Pada Mesin Uji Lybold Didactic GMBH 733044115. Jurnal Tekno Mesin, 1(3), 8–11.

Toruan, P. L., Prasetio, H., & Rahmawati, R. (2022). Kemampuan Variasi Campuran Sekam Padi Pada Batako Terhadap Peredaman Suhu. Jurnal Deformasi, 7(2), 174. https://doi.org/10.31851/deformasi.v7i2.9176

Waisnhawa, I. G. S., Wibawa, I. M. S., & … (2023). Kuat Tekan Batako Dengan Campuran Agregat Sisa Ayakan 3mm. Jurnal Ilmiah Teknik UNMAS, 3(1), 21–25. https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/jitumas/article/view/6629%0Ahttps://e-journal.unmas.ac.id/index.php/jitumas/article/download/6629/5066

.

.

.

.

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 4.5 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 16

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

3 Comments

  1. asraf 11 November 2024 at 14:51 - Reply

    keren banget esayny. inovatif sekali mas fauzan 🤩

  2. tiara 11 November 2024 at 15:38 - Reply

    keren bgt sangat informatif 👍

  3. Sekar 11 November 2024 at 16:15 - Reply

    kerennnnnnn

Leave A Comment