Plana : Revolusi Bahan Konstruksi dalam Mengatasi Krisis Limbah Plastik
Ditulis oleh Nahda Cahya Putri Agda Nugraha
Pendahuluan
Sampah merupakan salah satu isu global yang tidak ada habisnya, karena pada setiap kegiatan manusia akan menghasilkan sampah. Dampak dari peningkatan kuantitas sampah akan mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, lingkungan dan kesehatan. Menurut Dinas Lingkungan Hidup, sampah adalah buangan yang dihasilkan dari proses produksi domestik (rumah tangga) dan industri. Sampah juga terbagi menjadi dua yaitu sampah organik (bahan hayati) dan anorganik (bahan non hayati).
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Indonesia menghasilkan 38.264.345 Ton/Tahun 2023 dengan jumlah penduduk 278.696 juta jiwa dengan pengelolaan sampah 61,75% dan 38,25% tidak terkelola atau setara dengan 14.634.993 ton/tahun. Angka sampah tidak terkelola bukanlah angka yang kecil, angka ini akan terus meningkat jika masyarakat memiliki tingkat kesadaran yang rendah. Tingginya timbunan sampah yang dihasilkan berdasarkan dari faktor produk kemasan, kantong plastik, wadah air minum, hasil produksi, dan kegiatan manusia.
Sampah terbagi menjadi sampah organik dan sampah non organik, menurut Dinas Lingkungan Hidup, 2019 sampah organik merupakan sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia. Sampah non organik merupakan sampah yang tidak dapat digunakan lagi dan sulit terurai sehingga ketika dibiarkan begitu saja akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Menurut Badan Informasi Geospasial sayangnya Indonesia merupakan negara kedua setelah China yang menyumbangkan sampah plastik, Indonesia memproduksi sampah plastik sebesar 175.000 ton per hari dan menurut Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INPLASI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun.
Pembahasan
Gambar 1. Pemilahan sampah plastik
(Sumber : Dokumentasi Probadi)
Pengolahan sampah menjadi salah satu kunci untuk menurunkan lonjakan sampah setiap tahun, sampah yang tidak diolah akan menjadi gunungan sampah yang akan merusak lingkungan, kesehatan, sosial dan mengganggu perekonomian masyarakat. Pengolahan sampah juga menjadi salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Pengolahan sampah akan mewujudkan 8 dari 17 SDGs yaitu, kehidupan yang sehat, air bersih dan sanitasi layak, energi bersih dan terjangkau, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, industri inovasi dan infrastruktur, kota dan permukiman yang berkelanjutan, ekosistem lautan dan ekosistem daratan.
Penanganan pengelolaan sampah masih terus berkembang hingga saat ini, banyak ahli dan orang – orang yang peduli serta kreatif yang memanfaatkan sampah menjadi produk yang lebih bermanfaat. Pengelolaan sampah tidak harus dalam skala besar, bahkan anak – anak dalam jenjang pendidikan dasar saat ini sudah diberikan pembekalan mengenai pengelolaan sampah menjadi produk yang lebih bermanfaat. Produk inovasi yang dihasilkan diharapkan juga dapat membantu dalam meningkatkan perekonomian, meningkatkan kreativitas dan membantu dalam mengurangi peningkatan penimbunan sampah.
Pengelolaan sampah memiliki tujuan yang sangat mendalam seperti pembangunan lingkungan yang sehat dan aman, lingkungan yang sehat yang dimaksud seperti pada SDGs ke 7 yaitu energi bersih dan terjangkau sedangkan lingkungan yang aman pada SDGs 8 yaitu kota dan permukiman yang berkelanjutan. Kondisi tingginya jumlah sampah dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk membangun lingkungan menjadi lebih baik serta dapat memberikan ruang untuk berinovasi dan ruang dalam meningkatkan perekonomian.
Pembangunan merupakan salah satu kunci dari kemajuan sebuah negara, infrastruktur yang baik dapat berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, dan teknologi. Pengembangan infrastruktur yang terencana dengan baik dapat menciptakan lapangan kerja, menarik investasi asing, dan memperkuat sektor perekonomian. Dengan menciptakan inovasi pada pembangunan akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat karena akan membantu masyarakat dalam memperoleh layanan dengan baik (Awainah et al., 2024).
Pembangunan infrastruktur beriringan dengan adanya teknologi digital dan informasi, perkembangan teknologi juga akan menguatkan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pembangunan, kondisi sosial, ekonomi, pendidikan dan banyak hal lainnya yang dapat diperoleh dari perkembangan teknologi. Teknologi juga akan mempengaruhi pola pikir seseorang, yang dapat merujuk ke arah yang lebih baik atau lebih buruk. Penggunaan teknologi dengan baik dan benar akan membawa kedalam suatu kegiatan positif seperti, inovasi, informasi, budaya, ekonomi, sosial, dan banyak hal yang dapat dilakukan dengan teknologi.
Teknologi sangat mempengaruhi informasi yang tersedia, sampah juga menjadi salah satu topik yang hangat untuk diperbincangkan setiap saat. Informasi mengenai sampah dapat berupa informasi positif seperti inovasi pengolahan dan informasi negatif seperti penumpukan sampah yang tidak dikelola. Penyebaran informasi dapat menjadi jembatan dalam membangun sebuah keinginan untuk menciptakan karya agar dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Pengelolaan teknologi yang baik seperti yang dilakukan oleh perusahaan Plana yang menyebarkan informasi menggunakan teknologi media sosial. Plana merupakan perusahaan sosial yang merevolusi daur ulang plastik, dengan mengolah sampah plastik menjadi material yang baru. Material yang diolah akan menjadi bahan untuk membangun bangunan masa depan yang bertahan selama puluhan tahun. Pada dasarnya menurut Plana sampah plastik tidak cukup jika hanya didaur ulang untuk skala sekali pakai, sehingga perusahaan plana mengolah menjadi material bangunan supaya menjadi produk dalam jangka waktu yang panjang.
Gambar 2. Plana
(Sumber: Plana.co.id)
Plana (Plastic for Nature) merupakan perusahaan sosial yang didirikan oleh Juan Apriliano, Joshua Christopher Chandra, dan Kenny Lukito yang memiliki prinsip untuk menyelamatkan pohon dan bisa mengurangi sampah plastik. Perusahaan ini memiliki produk unggulan dari olahan sampah plastik yaitu Plana Brick dan Plana Wood. Produk yang dimiliki merupakan material bangunan yang akan digunakan untuk menciptakan bangunan yang layak dan aman serta berdampak pada pengurangan limbah plastik, meningkatkan energi, dan menjaga sumber daya.
Plana Brick merupakan salah satu produk yang terbuat dari berbagai jenis sampah plastic, dengan melakukan pemanfaatan teknologi untuk dapat mendaur ulang semua jenis sampah plastik yang tidak dapat terpilah. Menurut data dari perusahaan plana, plana brick memiliki keunggulan dibandingkan dengan bata konvensional yaitu lebih ringan, 10 kali lebih kuat, baik untuk isolasi kebisingan, memiliki jejak karbon 95% lebih rendah. Jejak karbon (Carbon Footprint) merupakan ukuran jumlah total dari hasil emisi karbon dioksida yang secara langsung maupun tidak langsung yang disebabkan aktivitas yang berlebih, seperti jejak karbon primer yaitu pembakaran bahan bakar dan transportasi yang disengaja serta jejak karbon sekunder yaitu produk yang digunakan tanpa disengaja (Wardani et al., 2017).
Gambar 3. Plana Brik
(Sumber: Plana.co.id)
Plana brik dapat digunakan dengan menggunakan sistem modular intercloking yaitu seperti membuat mainan susun untuk mengefisienkan waktu dan tenaga. Pembangunan menggunakan plana brick memerlukan rata – rata 150 ton untuk pondasi rumah, bahwasannya menurut Detik, Indonesia memerlukan 1,4 juta rumah baru setiap tahun, sehingga ketika diakumulasikan jika melakukan pembangunan menggunakan plana brik akan mengubah 210 juta ton sampah plastik menjadi rumah setiap tahun. Dengan meningkatkan informasi dan memanfaatkan teknologi maka akan membuat plana brik lebih banyak digunakan.
Gambar 4. Plana Wood
(Sumber: Plana.co.id)
Plana wood merupakan material bangunan yang dimiliki oleh perusahaan plana dengan bahan baku plastik dan sekam yang digunakan untuk mengganti kayu. Inovasi yang digunakan juga menjadi salah satu bentuk pengurangan penggundulan hutan yang terus – menerus ditebang guna memenuhi kebutuhan manusia. Menurut Jurnal of Law and Justice, 2024 menyatakan bahwa luas kawasan hitan sebesar 884,850 km2 terluas di dunia sehingga disebut sebagai paru – paru dunia, namun pada saat ini permasalahan yaitu kawasan hutan Indonesia menghilang sehingga hanya tersisa 125,957%. Pada data yang diberikan lahan hutan dialih fungsikan menjadi lahan perkebunan sawit sebesar 20%, angka ini cukup besar sehingga perlunya dilakukan pergerakan untuk mengalih fungsikan lahan.
Gambar 5. Penggunaan Produk Plana
(Sumber: Plana.co.id)
Menurut perusahaan plana tujuan dari adanya plana wood yaitu untuk mendorong keberlanjutan seperti berkontribusi pada alam dan reboisasi hutan dengan tidak menggunakan kayu dari batang pohon. Selain itu juga sebagai bentuk peduli akan lingkungan yang sedang hangat yaitu sampah plastik dengan mendaur ulang sampah plastik dan sekam, pada data perusahaan plana, plana wood berhasil menghemat 1,5 ton sampah. Bahan baku dalam pembuatan material juga menggunakan sekam yang akan memberikan kemakmuran lebih bagi petani lokal, karena perusahaan melakukan kerjasama sebanyak 102 petani sebagai pemasok dengan petani lokal, untuk membeli sekam dengan harga lebih tinggi sehingga berdampak pada kesejahteraan petani.
Gambar 6. Penghargaan SDGs Plana
(Sumber : Instagram plasticformature)
Perusahaan plana telah melakukan kontribusi terhadap lingkungan, terbukti dengan penghargaan yang didapatkan pada 7 Oktober 2024 yaitu Indonesia’s SDGs Action Awards 2024. Penghargaan ini merupakan acara penghargaan yang digagas oleh kementerian PPN/Bappenas sebagai bentuk apresiasi dalam melaksanakan aksi nyata untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Penciptaan material ini diharapkan menjadi sebuah bangunan yang dirancang untuk menghargai sumber daya alam dengan mengoptimalkan penggunaan energi dan air, dikutip dari Instagram plasticfornature.
Perusahaan plana selain memberikan dalam bentuk produk juga memberikan informasi mengenai sustainable living merupakan gaya hidup yang tetap melestarikan lingkungan, karena jumlah manusia akan terus meningkat namun sumber daya sudah terbatas. Sustainable living akan berdampak positif karena terdapat pelestarian sumber daya sehingga ketersediaan air dan energi lebih efisien, pelestarian lingkungan, manfaat kesehatan, penghematan ekonomi, dan tanggung jawab sosial. Sustainable Living dapat dilakukan dengan menggunakan material yang berkelanjutan untuk tetap menjaga sumber daya sehingga penggunaan plana brik dan plana wood menjadi pilihan yang baik.
Penutup
Penerapan kehidupan yang berkelanjutan dibersamai dengan memanfaatkan sumber daya dengan baik merupakan langkah penting untuk tetap melestarikan sumber daya guna masa depan. Sampah plastik yang saat ini menjadi keresahan masyarakat sudah memiliki solusi yang akan berdampak banyak pada aspek kehidupan berkelanjutan, plana brik dan plana wood merupakan contoh dari penerapan sustainable living yang terus digalakkan untuk mendorong program SDGs untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Awainah. N., Sulfina., Nurhaedah., Jamaludin., dan Aminullah. 2024. Peran infrastruktur dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 7(3): 6847 – 6854.
Wardani. E., S. Endro., dan S. Budi. 2017. Penentuan nilai jejak karbon (CO2,Ch3,N2O) dari aktivitas kampus fakultas sains dan matematika Universitas Diponegoro. Jurnal Teknik Lingkungan. 6(2): 1 – 11.
Admin dlh. Pengertian dan pengelolaan sampah organik dan anorganik. Dinas Lingkungan Hidup (2019). Diakses 2 November 2024. https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-dan-pengelolaan-sampah-organik-dan-anorganik-13#:~:text=Sampah%20adalah%20sisa%20buangan%20dari,ulang%20menjadi%20barang%20yang%20bernilai.
SIPSN. Laman Utama SIPSN. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Direktorat Penanganan Sampah (2024). Diakses pada 2 November 2024. https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/ .
Agung T., Mandira., R. Adhy., A. Bramanto., Hombas H., S. Maya., Suranto., Nautico. T., Maryanto., N. Luthfia., N. Eva., S. Arik., dan P Falah. Bahaya Sampah Plastik. Warta Geospasial (2020). Diakses pada 3 November 2024. https://www.big.go.id/uploads/content/Wartageospasial/warta4.pdf.
Sekretariat Nasional SDGs. SDGs. Diakses pada 4 November 2024. https://sdgs.bappenas.go.id/.
Plana. Laman Utama Plana. Plastic for Nature (2021). Diakses pada 3 – 4 November 2024. https://plana.co.id/id/.
Instagram Plasticfornature. Diakses pada 4 November 2024. https://www.instagram.com/plasticfornature?igsh=MTVpbnV3d3poNTJlbg==