Smart Building Berbasis Sistem Operasi Android Terintegrasi AIoT (Artificial Intelligence of Things) Guna Mewujudkan Green Design Building dan Net Zero Emissions 2060

📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 18

Ditulis oleh Maylla Fa’iza Putri Wibowo

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi saat ini mengalami kemajuan pesat, yang ditandai dengan hadirnya berbagai jenis material dan peralatan yang modern serta terdigitalisasi. Transformasi bangunan konvensional menjadi bangunan pintar melalui teknologi cerdas merupakan tren nasional dan global. Menurut (Aniekan., et.al, 2024) Tujuan utama teknologi energi pintar, yaitu untuk mengurangi biaya energi dan dampak lingkungan dalam siklus hidup bangunan. Disamping itu, juga untuk mengurangi efek human eror, meningkatkan efisiensi energi, dan mendukung akselerasi pengembangan Green Building and Smart Building, maka salah satu solusinya adalah pengaplikasian konsep Smart Building.

Konsep Smart Building dapat mengurangi konsumsi energi pada gedung sebesar 20-50%. Menurut Hidayat (2011), Smart Building juga diyakini akan memudahkan pengenalan bangunan hijau dan ramah lingkungan. Bangunan Cerdas adalah sistem integrasi teknologi dengan peralatan bangunan yang memungkinkan semua perangkat di dalam peralatan bangunan dirancang dan diprogram sesuai dengan kebutuhan dan keinginan Anda, memungkinkan adanya kendali otomatis terpusat atau IBMS (Integrated Building Management System) Boler & Reynolds, 1994). Sensor dalam sistem bangunan cerdas digunakan untuk mendeteksi kondisi di dalam ruangan atau bangunan dari jarak jauh. Ada berbagai jenis sensor seperti sensor cahaya, sensor suhu, sensor gerak, sensor kamera, dan sensor konektivitas. Smart Building Control digunakan untuk pemantauan dan pengendalian ruangan. Pengontrolnya bisa berupa sistem Android terpusat yang memantau kondisi secara real-time.

Sistem otomasi bangunan pintar memastikan efisiensi, mengoptimalkan energi, dan mengurangi kesalahan manusia. Bangunan pintar dapat menyederhanakan tugas manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (Scheeper, 1991). Di negara maju, aplikasi bangunan pintar diperkirakan akan tumbuh sekitar 34% setiap tahunnya, didorong oleh minat terhadap pengembangan kecerdasan buatan dan Internet of Things (IoT). Menurut data dari (Syahir, 2024), pembangunan Smart City di Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi salah satu contoh investasi besar di sektor ini, dengan total nilai proyek mencapai sekitar Rp83 triliun.

Kemajuan terkini dalam Green Building Technology (GBT) telah tumbuh secara substansial karena manfaatnya bagi lingkungan, ekonomi, dan sosial. Meena dkk (2022) membahas potensi GBT untuk bergerak menuju pembangunan berkelanjutan, khususnya yang terkait dengan perubahan iklim. GBT bertujuan untuk menggunakan energi, air, dan sumber daya lainnya secara seimbang, sehingga memperbaiki kondisi lingkungan. Disisi lain, Smart Building bermanfaat dalam hal konsumsi energi dan emisi, biaya perawatan dan pengoperasian yang rendah, meningkatkan kesehatan dan produktivitas, dll.

AIoT menjadi salah satu solusi yang dapat diandalkan untuk mengoptimalkan kinerja energi, pengurangan dampak lingkungan, dan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. Selain itu, integrasi AIoT muncul sebagai faktor kunci dalam meningkatkan kinerja dan keberlanjutan bangunan. Dengan adanya AIoT ini memungkinkan pengelola proyek baik insinyur, perencana, maupun arsitek untuk dapat mengeksplorasi aplikasi cerdas ini di bangunan-bangunan untuk mencapai biaya energi serendah mungkin, sehingga dapat mencapai target Hunian Mandiri Energi yang terintegrasi AIoT dan berhasil menurunkan emisi karbon..

ISI

Smart Building merupakan sebuah bangunan yang dilengkapi dengan perangkat dan semua ornament bangunan yang canggih sehingga semua bangunan dapat dikendalikan menggunakan remot control atau aplikasi gadget. Sistem ini terintegrasi dengan teknologi instalasi gedung dan memenuhi kebutuhan dan keinginan perancangan dan pemrograman semua perangkat dan kendali otomatis pusat dalam sistem gedung. Ada tiga kunci utama bangunan pintar: ekonomi, energi, dan teknologi. Smart Building memiliki 3 kunci utama, yaitu economic (ekonomis), energy (energi), dan technology (teknologi).

Dalam konteks sustainability, kehadiran AIoT telah membawa perubahan yang signifikan terutama dalam meningkatkan teknologi bangunan cerdas dan hijau untuk mencapai kemandirian energi. Hal ini sesuai dengan gagasan Darwish (2020) bahwa mengeksplorasi konsep Green Smart Building (GSB) memiliki kombinasi inovasi antara teknologi hijau dan cerdas untuk memfasilitasi kehidupan yang ramah lingkungan dan menurunkan emisi. Konsep GSB didukung secara rinci oleh model arsitektur untuk memanfaatkan berbagai komponen digital. Model GSB ditujukan sebagai kemajuan signifikan menuju kehidupan masyarakat yang berkelanjutan dalam kecerdasan arsitektur bangunan.

Bangunan Pintar adalah pendekatan paling efektif dalam perencanaan dan pembangunan sistem teknologi untuk mendukung bangunan. Dalam sistem bangunan tradisional, ada sistem operasi terpisah antara satu subsistem dan subsistem lainnya, sehingga tidak ada koordinasi langsung di seluruh sistem dan terjadi inefisiensi. Menurut Sinopoli (2010), bangunan pintar mengambil pendekatan berbeda terhadap desain sistem arsitektur. Dasar dari sistem ini adalah dengan menggunakan sistem teknologi, koordinat seluruh desain bangunan dituangkan dalam dokumen konstruksi yang terintegrasi dan konsisten. Dari pendapat tersebut muncul prinsip dasar bangunan pintar: efisiensi, efektivitas, kemudahan penggunaan, dan kecanggihan.

.

Gambar 1. Alur Kerja Teknologi AIoT

(Sumber: Penulis, 2024)

Implementasi AIoT dalam sistem operasi android memiliki fokus utama pada pengumpulan dan pengolahan data pada suatu bangunan. Pengumpulan data melalui sensor AIoT yang terhubung ke perangkat berbasis Android, seperti sensor suhu, sensor gerak, sensor jarak, sensor konektivitas, dan sensor lainnya yang terhubung pada fasilitas di dalam bangunan. Sensor-sensor ini akan mengumpulkan data lingkungan bangunan, yang kemudian dikirimkan ke sistem pusat melalui jaringan internet. Kemudian, pengolahan data dikumpulkan oleh sensor lalu diproses oleh sistem AIoT yang terhubung dalam Aplikasi Android. AIoT akan memproses data secara real-time untuk menganalisis pola penggunaan energi, mendeteksi kebutuhan udara, mengatur pencahayaan buatan, dan memprediksi kebutuhan penghuni.

Pengendalian otomatisasi berdasarkan analisis data, AIoT berperan penting dalam mengatur otomatisasi perangkat yang terhubung, seperti jika sensor mendeteksi suhu panas sedang  tinggi, sistem akan secara otomatis mengaktifan pendingin udara untuk sirkulasi udara. Begitu juga, saat tidak ada orang di ruangan, sistem akan mematikan pencahayaan secara otomatis untuk menghemat energi. Hal tersebut dapat diakses oleh pengguna dalam memantau, mengontrol, dan monitoring seluruh sistem Smart Building melalui aplikasi Android di smartphone. Selain itu, juga dapat dilakukan pemantauan dan akses dalam jarak jauh, dimana pengguna dapat mengontrol sistem dari mana saja dan kapan saja melalui notifikasi, seperti deteksi kebocoran air atau kebakaran, sehingga pengguna dapat bertindak cepat dan bisa segera menghubungi pihak keamanan.

Lebih lanjut, sistem AIoT juga perlu dilakukan pemeliharaan baik dari sensor maupun perangkat. Hal ini bertujuan untuk memprediksi kapan perangkat memerlukan perawatan atau perbaikan komponen dalam sistem, sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan dan biaya pemeliharaan yang besar. Disamping itu, data yang dipantau berasal dari berbagai sistem untuk di analisis secara keseluruuhan. AIoT mengidentifikasi area dimana efisiensi energi dapat ditingkatkan, misalnya dengan mengatur jadwal penchayaan atau mengoptimalkan pendingin udara berdasarkan pola penggunaan. Data ini membantu mengurangi biaya operasional dan mendukung tujuan keberlanjutan Smart Building serta menciptakan hunian yang ramah lingkungan, mandiri energi di masa depan, dan bebas emisi..

PENUTUP

Teknologi AIoT (Artificial Intelligence of Things) dalam desain bangunan berkelanjutan, telah mencapi tujuan dan sasaran yang ditetapkan dengan tepat. Penggabungan dari AI dan IoT dalam bangunan hijau secara nyata dapat meningkatkan efisiensi energi, menyempurnakan kinerja bangunan, dan secara signifikan memperkuat keberlanjutan lingkungan. Sistem dan teknologi Smart Building merupakan sistem mendasar untuk memenuhi tujuan efisiensi dan efektivitas performansi energi bangunan sehingga di masa mendatang sistem tersebut bisa dikembangkan lebih lanjut dan lebih baik lagi. Seiring perkembangan teknologi dari waktu ke waktu yang berkembang pesat, harapannya sistem Smart Building dapat mengikuti perkembangan yang ada dengan standar yang lebih tinggi dan lebih cerdas di masa depan, yaitu menjadi Intelligence Building technology Utilizes Internet of Things (IoT). Hal ini dapat menjadi titik balik bagi Indonesia agar lebih maju dan dapat mewujudkan Green Design Building dan Net Zero Emissions 2060 serta mencapai target dalam kemandirian energi..

DAFTAR PUSTAKA

Aniekan Akpan Umoh et al., (2024) A review of smart green building technologies: Investigating the integration and impact of AI and IoT in sustainable building designs. Computer Science & IT Research Journal, 5(1), 141-165.https://www.researchgate.net/publication/377423726_A_REVIEW_OF_SMART_GREEN_BUILDING_TECHNOLOGIES_INVESTIGATING_THE_INTEGRATION_AND_IMPACT_OF_AI_AND_IOT_IN_SUSTAINABLE_BUILDING_DESIGNS

Nafindro Nugroho et al., (2020). Penerapan prinsip performance-based smart building pada perencanaan Sekolah Tinggi Multimedia Surakarta. Jurnal SENTHONG, 3(1), 23-32. Retrieved from https://jurnal.ft.uns.ac.id/index.php/senthong/index

Anjarsari, T., Putri, A. F. M., & Fibriana, R. (2023). Rekayasa bangunan cerdas berbasis IoT. DINUS International Youth Conference: Sustainability For The Future, 1(1), 82-86. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.13042.68804

Abbas, E. (2022). Towards a new scenario for sustainable coastal tourism “The role of the Internet of Things (IoT) application for Smart Sustainable Destination”. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 1113, No. 1, p. 012028). IOP Publishing. https://dx.doi.org/10.1088/1755-1315/1113/1/012028

Abd Alhaleem, F.A.A., Abbas, A.M., & Bogdady, M. (2021). Applications of smart technologies in buildings and their role in achieving sustainable architecture. Journal of Al-Azhar University Engineering Sector, 16(59), 375-394.

Aliero, M.S., Asif, M., Ghani, I., Pasha, M.F., & Jeong, S.R. (2022). Systematic review analysis on smart building: Challenges and opportunities. Sustainability, 14(5), 3009. https://dx.doi.org/10.3390/su14053009..

LAMPIRAN

Lampiran 1. Implementasi AIoT melalui Sistem Android pada Hunian

..

Lampiran 2. Standarisasi Smart Building

.

Lampiran 3. Solusi SDGs

.

.

Centre for Development of Smart and Green Building (CeDSGreeB) didirikan untuk memfasilitasi pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor bangunan melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Selain itu, CeDSGreeB secara aktif memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan yang mendorong dekarbonisasi di sektor bangunan, khususnya di daerah tropis.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 5 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 12

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

3 Comments

  1. Retno 14 November 2024 at 19:34 - Reply

    Mantab

  2. Lina Nur 14 November 2024 at 20:11 - Reply

    Artikel ini sangat bermanfaat sekali

  3. Abdul kadir 14 November 2024 at 20:18 - Reply

    Smart

Leave A Comment