Tantangan Penerapan Intelligent Green Building (IGB) Pada Er Society 5.0 Untuk Mengurangi Konsumsi Energi

Last Updated: 9 November 2024By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 33

Ditulis Oleh Shazia Iffah Kamila

Pada transformasi menuju era society 5.0, perlu adanya pembaharuan dan perubahan untuk mencapai tujuan society 5.0 yaitu menciptakan kualitas hidup yang tinggi. Di tengah terjadinya masalah global seperti emisi gas rumah kaca, kurangnya efisiensi energi dan sumber daya, terjadinya polusi dan perusakan lingkungan, serta meningkatnya kebutuhan akan kualitas hidup menjadi pemicu diterapkannya Intelligent Green Building (IGB). IGB merupakan inovasi yang diciptakan untuk mengurangi emisi dan energi yang digunakan selama periode berdirinya suatu bangunan dengan menggunakan berbagai teknologi digital yang mutakhir dan menerapkan unsur efisiensi energi, efisiensi lahan, perbaikan lingkungan dalam ruangan, efisiensi pengolahan limbah, efisiensi pembangkit listrik, efisiensi manajemen, keberlanjutan bangunan hijau, pengurangan gas rumah kaca, efisiensi desain, efisiensi material, dan efisiensi sumber daya alam. Konsep green building dan smart building semakin banyak diminati dan dikembangkan bersamaan dengan peningkatan kebutuhan efisiensi energi dan pengurangan dampak pada lingkungan. Bangunan hijau bertujuan menghasilkan bangunan yang dapat memaksimalkan efisiensi energi dengan material ramah lingkungan dan menciptakan ruang hidup yang nyaman, sehat, dan indah (Yang Bin 2022). Sedangkan, bangunan cerdas lebih berfokus pada peningkatan efisiensi energi melalui perkembangan material dan teknologi (Tina Casey 2013).

Saat ini dunia sedang digemparkan dengan permasalahan penipisan energi tidak terbarukan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari – hari. Tercatat pada 2023 bahan bakar fosil masih mendominasi dengan bauran energi 84% (Tamanna 2024). Angka tersebut masihlah tinggi untuk dapat mencapai efisiensi energi berkelanjutan. Namun, kesadaran masyarakat global akan pentingnya energi berkelanjutan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Banyak negara – negara mulai memperbaiki dan memperbarui sistem energi mereka agar angka konsumsi energi yang ada semakin berkurang. Di Indonesia sendiri penerapan konsep Intelligent Green Building (IGB) diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. 21 Tahun 2021 tentang Evaluasi Kinerja Bangunan Gedung Hijau. Pada Pasal 1 ayat (2) bangunan gedung hijau (BGH) adalah bangunan gedung yang memenuhi standar teknis bangunan gedung dan menunjukkan kinerja signifikan dalam hal penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya. Penghematan ini dicapai dengan menerapkan prinsip-prinsip BGH pada setiap tahap konstruksi yang sesuai dengan fungsi dan klasifikasi bangunan. Selain itu, proses sertifikasi bangunan hijau meliputi Building Research Establishment Environmental Assessment Method (BREAM), Leadership in Energy and Environmental Design (LEED), Green Star, dan Haute Qualité Environmental (HQE).

Di era transformasi menuju society 5.0 teknologi digital semakin berkembang dengan pesat sehingga dapat menjadi salah satu alat dalam pemecahan masalah. Teknologi yang semakin berkembang menghasilkan berbagai inovasi terutama pada bidang pembangunan. Teknologi tersebut mencakup Internet of Things (IoT), Artificial Intelligent (AI), panel surya, smart HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning) system, dan Smart Energy Grid. Pembangunan yang menggunakan sistem IGB menerapkan seluruh teknologi yang ada pada society 5.0 tersebut untuk mengatasi konsumsi energi dan mengembangkan kecanggihan pada bangunan hijau.

Internet of Things (IoT)

Menggunakan Internet of Things (IoT) pada bangunan IGB dapat meningkatkan efisiensi energi bangunan dengan menggunakan teknologi sensor untuk mengumpulkan data real-time dan menyesuaikan kontrol otomatis. Penelitian menunjukkan bahwa penerapan sensor IoT pada berbagai aspek bangunan seperti pencahayaan, suhu, kelembaban, dan kualitas udara dapat mengurangi konsumsi energi secara signifikan dengan persentase 20-30% (Hildayanti & Machrizzandi 2020). Penggunaan sensor IoT juga dapat mengoptimalkan penggunaan energi dengan mengidentifikasi pola konsumsi energi yang tidak efisien dengan memberikan rekomendasi perbaikan, selain itu ada pula tantangan dalam implementasi IoT pada IGB yaitu pada keamanan data dan informasi pengguna..

Artificial Intelligent (AI)

Penggunaan Artificial Intelligent (AI) dalam kehidupan sehari-hari telah membawa banyak perubahan dalam berbagai aspek, termasuk dalam dunia konstruksi dan bangunan. Penerapan AI pada IGB dapat meningkatkan efisiensi energi, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, serta mendukung pembangunan berkelanjutan. Melalui penerapan fitur algoritma, AI membuat bangunan untuk lebih responsif terhadap kondisi lingkungan yang berubah, mengoptimalkan penggunaan energi, dan mengelola sumber daya secara lebih efisien..

Panel Surya

Panel surya merupakan teknologi yang dapat mengkonversi cahaya matahari menjadi energi listrik. Panel surya dapat menjadi alternatif listrik pada bangunan cerdas karena menggunakan sumber energi yang terbarukan..

Smart HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning) System

Sistem HVAC adalah sistem yang bisa memantau iklim, memberi ventilasi sesuai kebutuhan, melakukan penyaringan udara, serta menyesuaikan pengoprasian sistem HVAC secara otomatis.

Smart Energy Grid

Transmisi energi dan jaringan distribusi energi dilakukan dengan penggunaan kontrol digital. Smart Energy Grid menyediakan sistem informasi dan komunikasi dua arah secara real-time untuk semua pemilik kepentingan di sepanjang rantai kelistrikan, mulai dari pemegang saham hingga pengguna akhir komersial, industri, dan perumahan.

Dalam melaksanakan IGB pastinya tidak akan selalu mulus, ada banyak tantangan dan rintangan yang harus dilewati seperti keterbatasan dana dalam pengembangan infrastruktur, kesadaran masyarakat, kurangnya dukungan dari pemerintah, tidak ada SDM ahli dalam bidang IGB, dan tidak ada tindakan komprehensif. Dengan tekad dan keinginan yang kuat untuk terus maju dan melestarikan inovasi keberlanjutan demi masa depan yang lebih baik diperlukan kerjasama antara seluruh elemen baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Kerjasama dan kesadaran yang tepat adalah langkah yang pasti untuk semakin mengembangkan inovasi.

Daftar Pustaka

Albanna, dkk (2021). ESENSIAL INTERNET OF THINGS DALAM KONSEP BANGUNAN CERDAS (Studi Kasus: ESP8266 dan Predisksi Energi). Seminar Teknologi Perencanaan, Perancangan, Lingkungan, dan Infrastruktur, 457-461.

Asim, dkk (2022). Sustainability of Heating, Ventilation and Air-Conditioning (HVAC) Systems in Buildings—An Overview. Int. J. Environ. Res. Public Health 2022, 19, 1016.

Aung T., dkk (2023). Implementing green facades: A step towards sustainable smart buildings. Journal of Smart Cities and Society 2 (2023) 41–51.

Hildayanti dan Machrizzandi (2020). SISTEM REKAYASA INTERNET PADA IMPLEMENTASI RUMAH RUMAH PINTAR BERBASIS IoT. Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol.6, No.1

Ismail. Arsitektur dan Inovasi Teknologi Cerdas: Menciptakan Bangunan yang Interaktif dan Terkoneksi. Fakultas Teknik, Universitas Medan Area, Indonesia

Juan, dkk (2013). APPLYING A KANO QUALITY MODEL FOR INTELLIGENT GREEN BUILDING DESIGN STRATEGIES IN TAIWAN. INTERNATIONAL JOURNAL OF STRATEGIC PROPERTY MANAGEMENT ISSN 1648-715X print / ISSN 1648-9179 online.

Lizar (2021). PENERAPAN KONSEP BANGUNAN CERDAS PADA DESAIN HUNIAN PADAT DI KAPUK. Vol. 3, No. 1, April 2021. hlm: 455-464

Masrichah (2023) Ancaman Dan Peluang Artificial Intelligence (AI). Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora Vol.3, No.3, September 2023.

Pratama dan Asnil (2021). Lizar (2021). Sistem Monitoring Panel Surya Secara Realtime Berbasis Arduino Uno. MSI Transaction on Education Volume 02 Number 01, 2021

Peng Chengzhi and Yi Choo Yoon (2014). Climate Change Simulation for Intelligent Green Building Adaptation Design. School of Architecture The University of Sheffield Sheffield, South Yorkshire, UK

Sasmita, dkk (2023). Implementasi Kontrol MPC pada Suhu dan Kelembaban Ruangan Living Wall Menggunakan Sistem HVAC. Journal of Applied Smart Electrical Network and System (JASENS ) Vol.4 No. 1 (2023) 06– 23.

Setiawan (2016). PENINGKATAN KEAMANAN SUPERVISORY CONTROL AND DATA ACQUISITION (SCADA) PADA SMART GRID SEBAGAI INFRASTRUKTUR KRITIS. Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 1 September 2016 : 59 – 78.

Yang Bin, dkk (2022). Digital Twins for Intelligent Green Buildings. Buildings 2022, 12, 856.

.

.

.

.

About the Author: Wahyudi Maulana

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 5 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 1

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment