A close-up of cigarettes on the ground

Description automatically generated

Peran Green Building dalam Kampanye Anti-Rokok di Komunitas

Last Updated: 16 January 2025By
📖 ࣪ Banyaknya pembaca: 8

A blue sign with white text

Description automatically generated

Sumber: https://www.bulaksumurugm.com/

Pendahuluan

Green building, atau bangunan hijau, merupakan konsep pembangunan yang mengedepankan prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan. Konsep ini mencakup berbagai aspek, termasuk efisiensi energi, pengelolaan limbah, penggunaan material ramah lingkungan, dan penciptaan lingkungan sehat bagi penghuninya. Dalam konteks kesehatan masyarakat, green building juga dapat berperan dalam mendukung kampanye anti-rokok di komunitas dengan menciptakan ruang yang lebih sehat dan bebas asap rokok. Artikel ini akan mengulas bagaimana penerapan konsep green building dapat menjadi alat yang efektif dalam kampanye anti-rokok di komunitas, sekaligus mendorong perubahan perilaku masyarakat menuju gaya hidup sehat.

Konsep Green Building dan Lingkungan Sehat

Green building bertujuan untuk menciptakan ruang yang tidak hanya efisien dari segi energi, tetapi juga mendukung kesehatan dan kesejahteraan penghuninya. Dalam konteks kesehatan, aspek seperti ventilasi yang baik, penggunaan material bebas racun, dan pencahayaan alami yang optimal sangat penting. Bangunan hijau dirancang untuk meminimalkan polusi udara di dalam ruangan, yang sering kali lebih buruk dibandingkan polusi udara di luar ruangan.

Menurut United States Green Building Council (USGBC), salah satu tujuan utama dari green building adalah menciptakan lingkungan dalam ruangan yang sehat. Hal ini sejalan dengan kampanye anti-rokok yang bertujuan mengurangi paparan asap rokok di ruang publik dan privat. Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya yang dapat mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan. Dengan menerapkan konsep green building, komunitas dapat menciptakan ruang yang mendukung lingkungan bebas asap rokok dan mencegah dampak negatif paparan asap rokok terhadap kesehatan masyarakat.

Dampak Asap Rokok terhadap Kesehatan dan Lingkungan

A close-up of cigarettes on the ground

Description automatically generated

Sumber: https://nationalgeographic.grid.id/

Asap rokok tidak hanya berdampak buruk bagi perokok aktif, tetapi juga bagi perokok pasif yang terpapar asap rokok di sekitarnya. Paparan asap rokok dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, kanker paru-paru, dan gangguan pernapasan. Selain itu, residu asap rokok yang menempel pada permukaan bangunan, furnitur, dan pakaian dapat menjadi ancaman kesehatan jangka panjang yang dikenal sebagai third-hand smoke.

Dalam konteks lingkungan, asap rokok juga berkontribusi terhadap polusi udara. Filter rokok yang dibuang sembarangan menjadi salah satu jenis limbah paling umum yang mencemari lingkungan. Filter tersebut mengandung zat kimia berbahaya yang dapat mencemari tanah dan air. Oleh karena itu, kampanye anti-rokok yang terintegrasi dengan konsep green building dapat membantu mengurangi dampak negatif asap rokok terhadap kesehatan dan lingkungan.

Peran Green Building dalam Kampanye Anti-Rokok

Green building dapat memainkan peran penting dalam kampanye anti-rokok melalui beberapa cara:

1. Desain Bangunan Bebas Rokok

Salah satu cara paling efektif untuk mendukung kampanye anti-rokok adalah dengan merancang bangunan yang sepenuhnya bebas rokok. Ini dapat dilakukan dengan menetapkan kebijakan larangan merokok di seluruh area bangunan, termasuk area terbuka seperti taman dan balkon. Desain bangunan yang bebas rokok akan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mengurangi paparan asap rokok bagi penghuni dan pengunjung.

2. Ventilasi yang Optimal

Green building dirancang dengan sistem ventilasi yang baik untuk memastikan sirkulasi udara yang optimal. Ventilasi yang baik dapat membantu menghilangkan polutan udara dalam ruangan, termasuk residu asap rokok. Dengan memastikan kualitas udara yang bersih di dalam ruangan, bangunan hijau dapat mendukung kampanye anti-rokok dan melindungi kesehatan penghuni.

3. Penggunaan Material Ramah Lingkungan

Material bangunan yang digunakan dalam green building harus bebas dari bahan kimia berbahaya yang dapat memperburuk dampak asap rokok. Penggunaan material ramah lingkungan dapat membantu menciptakan ruang yang lebih sehat dan mengurangi risiko paparan bahan berbahaya. Selain itu, material yang mudah dibersihkan juga dapat membantu mengurangi residu third-hand smoke.

4. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat

Green building dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang bahaya asap rokok dan pentingnya menciptakan lingkungan yang sehat. Melalui kampanye yang terintegrasi dengan desain bangunan, penghuni dan pengunjung dapat diberikan informasi tentang bahaya merokok dan manfaat dari ruang bebas asap rokok. Hal ini dapat mendorong perubahan perilaku masyarakat menuju gaya hidup yang lebih sehat.

5. Penyediaan Ruang Khusus Merokok

Dalam beberapa kasus, green building dapat menyediakan ruang khusus merokok yang terpisah dari area utama bangunan. Ruang ini harus dirancang dengan ventilasi khusus untuk mencegah penyebaran asap rokok ke area lain. Meskipun idealnya bangunan bebas rokok sepenuhnya, penyediaan ruang khusus merokok dapat menjadi solusi sementara untuk mengurangi paparan asap rokok di dalam bangunan.

Studi Kasus: Implementasi Green Building dalam Kampanye Anti-Rokok

Implementasi konsep Green Building dalam kampanye anti-rokok contohnya telah diterapkan di Universitas Gadjah Mada. Fakultas Teknik UGM misalnya, selalu berupaya menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan ramah lingkungan sekaligus mengurangi perilaku merokok di lingkungan kampus. Sebagai institusi pendidikan yang berfokus pada pengembangan teknologi dan inovasi, Fakultas Teknik UGM dapat memanfaatkan desain bangunan hijau untuk mendorong kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan. Salah satu cara implementasi yang efektif adalah dengan menyediakan ruang terbuka hijau yang nyaman dan bebas asap rokok sebagai area relaksasi bagi mahasiswa dan staf. Ruang terbuka hijau yang didesain sesuai dengan prinsip Green Building, seperti memaksimalkan penggunaan pencahayaan alami, ventilasi yang baik, dan material ramah lingkungan, dapat memberikan manfaat kesehatan yang nyata sekaligus mengurangi kebutuhan akan area merokok. Selain itu, penerapan sistem pengelolaan udara dalam ruangan yang baik, dengan memasang sensor kualitas udara dan sistem ventilasi yang mendukung sirkulasi udara bersih, dapat mencegah penyebaran asap rokok di dalam gedung.

Kampanye anti-rokok juga dapat diperkuat dengan memasukkan pesan-pesan edukatif tentang dampak negatif merokok pada kesehatan manusia dan lingkungan ke dalam desain arsitektur bangunan. Misalnya, penggunaan signage yang estetis namun informatif di sekitar kampus, seperti poster digital atau instalasi seni berbasis energi terbarukan yang memuat data dampak polusi asap rokok. Penggunaan teknologi smart building juga dapat membantu memonitor aktivitas merokok di area kampus dengan memanfaatkan sensor deteksi asap dan memberikan peringatan otomatis jika ada pelanggaran aturan larangan merokok. Kampanye ini dapat terintegrasi dengan kebijakan Fakultas Teknik UGM dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin terkait kesehatan yang baik, kehidupan yang sehat, serta tindakan untuk mengatasi perubahan iklim. Dengan mengkombinasikan prinsip-prinsip Green Building dan kampanye anti-rokok, Fakultas Teknik UGM tidak hanya berkontribusi dalam menciptakan lingkungan akademik yang lebih sehat, tetapi juga menjadi role model bagi institusi pendidikan lain dalam menerapkan kebijakan berkelanjutan yang inovatif dan berdampak positif bagi masyarakat luas.

Tantangan dalam Implementasi

Meskipun konsep green building memiliki banyak manfaat, implementasinya dalam kampanye anti-rokok menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah resistensi dari masyarakat yang masih memiliki kebiasaan merokok. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi tentang bahaya merokok dan manfaat dari ruang bebas asap rokok sangat penting.

Selain itu, biaya pembangunan green building yang lebih tinggi dibandingkan bangunan konvensional dapat menjadi kendala. Namun, investasi ini dapat memberikan manfaat jangka panjang dalam bentuk kesehatan yang lebih baik dan pengurangan biaya perawatan kesehatan akibat penyakit yang disebabkan oleh asap rokok.

Kesimpulan

Green building memiliki peran penting dalam mendukung kampanye anti-rokok di komunitas. Dengan menciptakan ruang yang sehat dan bebas asap rokok, green building dapat membantu mengurangi paparan asap rokok dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Desain bangunan bebas rokok, ventilasi yang optimal, penggunaan material ramah lingkungan, dan edukasi masyarakat adalah beberapa cara di mana green building dapat mendukung kampanye ini. Meskipun menghadapi beberapa tantangan, implementasi konsep green building dalam kampanye anti-rokok dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan dan lingkungan.

Referensi

United States Green Building Council. (2023). “Green Building and Indoor Air Quality.”

World Health Organization. (2022). “Tobacco and Its Environmental Impact: An Overview.”

Environmental Protection Agency. (2023). “Ventilation and Air Quality in Green Buildings.”

Ministry of Health Singapore. (2023). “Smoke-Free Policies and Public Health Initiatives.”

American Cancer Society. (2022). “The Dangers of Secondhand and Thirdhand Smoke.”

Fakultas Teknik UGM. “Launching TEGAKSHE, Ajak Semua Warga FT Peduli pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja.” Universitas Gadjah Mada. Diakses pada 16 Januari 2025 dari https://ft.ugm.ac.id/launching-tegakshe-ajak-semua-warga-ft-peduli-pada-kesehatan-dan-keselamatan-kerja/.

About the Author: Andi Sudarmanto

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik pada bintang untuk memberi rating!

Rata-rata bintang 0 / 5. Jumlah orang yang telah memberi rating: 0

Belum ada voting sejauh ini! Jadilah yang pertama memberi rating pada artikel ini.

Leave A Comment