Beberapa Aspek Penting yang Perlu Diperhatikan untuk Merealisasikan Bangunan Hijau yang Menyehatkan Penghuninya

Last Updated: 31 July 2024By

Konsep Green Building atau bangunan hijau akhir ini menjadi populer dikarenakan munculnya kesadaran global mengenai perubahan iklim dan pentingnya pelestarian lingkungan seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Menurut Green building Council Indonesia/GBCI (2010), green building adalah bangunan yang dimana sejak mulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperlihatkan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, serta mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berpegang pada kaidah pembangunan yang berkesinambungan.

Sebagai bukti, bangunan hijau memberikan dampak positif yang signifikan bagi kesehatan penghuninya. Artikel ini akan membahas bagaimana bangunan hijau mempengaruhi kesehatan bagi penghuninya dengan meninjau berbagai faktor bangunan hijau, seperti kualitas udara, pencahayaan alami, material ramah lingkungan, dan efisiensi energi (kenyamanan termal).

Baca juga: Hasil Riset: Bangunan Hijau Dapat Meningkatkan Kesehatan Penghuni

1. Kualitas Udara

    Salah satu dari banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan penghuni di bangunan hijau adalah ventilasi dan kualitas udara. Ventilasi dan kualitas udara yang baik akan menghasilkan udara yang sehat, mengurangi polutan dalam ruangan, serta meminimalisir zat kimia berbahaya yang berasal dari bahan bangunan ataupun aktivitas sehari-hari. Studi dari Widiati (2019) menunjukkan bahwa bangunan hijau dapat mengurangi resiko penyakit pernapasan dan alergi bagi penghuninya dikarenakan bangunan hijau menggunakan bahan material yang bebas emisi karbon dan tahan dalam mencegah spora dan mikroba bahaya  lainnya.

    2. Pencahayaan Alami

    Komponen penting selanjutnya adalah pencahayaan alami dalam bangunan hijau. Hal ini dirancang untuk memaksimalkan cahaya alami yang ada. Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan sinar matahari. Menurut hasil studi dari Sari, dkk (2023) yang berjudul The Effect of Sun Exposure on The Effectiveness of The Serotonin Hormone: Literature Review mengemukakan bahwa paparan cahaya alami yang cukup dapat memberikan banyak manfaat positif bagi tubuh manusia seperti menurunkan gula darah, memperkuat imunitas, mengaktifkan hormon endogen (serotonin), nafsu makan, kualitas tidur, memori, kognisi, mood dan kontraksi otot.

    3. Material Ramah Lingkungan

    Faktor selanjutnya yang tidak kalah penting yakni penggunaan material ramah lingkungan. Perlu memperhatikan material yang digunakan dalam konstruksi bangunan hijau, seperti cat tanpa VOC (Volatile Organic Compounds) dikarenakan mengandung senyawa  organik  yang  mudah  menguap dan termasuk bahan kimia berbahaya bagi kesehatan baik jangka pendek dan jangka panjang (Kusumah, 2020), kayu yang bersertifikat, dan bahan daur ulang untuk mengurangi limbah. Dengan menggunakan material ramah lingkungan pada bangunan hijau maka dapat menciptakan ruang yang lebih sehat, mengurangi pengguna terpapar zat kimia, mengurangi risiko gangguan pernapasan, iritasi kulit, dan masalah kesehatan lainnya. 

    Ilustrasi dari emisi VOC, sumber: https://www.bioindustries.co.id

    5. Pengelolaan Air

    Tidak lupa pada pengelolaan dan kualitas air adalah aspek penting lainnya dari bangunan hijau. Jika sistem pengolahan airnya efisien dan menggunakan material ramah lingkungan dapat dipastikan bahwa penghuni memiliki akses ke air yang aman dan bersih. Air bersih sangat penting untuk kesehatan, mencegah penyakit yang ditularkan melalui air dan memastikan kebersihan yang baik.

    6. Efisiensi Energi

    Efisiensi energi adalah komponen penting lain dari bangunan hijau yang sangat berkaitan dengan kenyamanan termal. Dengan menggunakan sistem yang efisien dan sumber energi berasal dari alam dapat mengurangi karbon dan menurunkan biaya terkait produksi energi. Upaya ini dilakukan tidak hanya menguntungkan lingkungan namun juga dapat menciptakan ruang hidup yang lebih nyaman.

    Bangunan hijau dirancang untuk meningkatkan efisiensi energi, bisa diartikan suhu dalam ruangan lebih stabil dan nyaman sesuai dengan standar yang ada. Penggunaan material yang baik, ventilasi yang baik, dan pengunaan sistem pemanas atau pendingin ruangan yang efisien memastikan penghuni merasa tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Menurut studi dari Ratnasari dan Asharhani (2021) dijelaskan bahwa kenyamanan termal dalam suatu ruangan dapat meningkatkan produktivitas, kesehatan, dan kesejahteraan bagi penghuninya. 

    Sebagai kesimpulan, bangunan hijau di Indonesia memiliki peran penting bagi kesehatan penghuninya. Dengan memperhatikan faktor-faktor pada bangunan hijau seperti kualitas udara, pencahayaan alami, material ramah lingkungan, serta efisiensi energi (kenyamanan termal) dapat menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan. Dengan meningkatnya kesadaran tentang pentingnya keberlanjutan, prinsip bangunan hijau kedepannya semakin banyak diminati dan diperlukan di masa depan.

    Referensi:

    Anggunmulia R, Denny SW, Herry PC, Soehendro R. KRITERIA BANGUNAN HIJAU DAN TANTANGANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA. Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil. Vol 4, No 2 (2015). e-ISSN 2598-2397

    Kusumah JR. GREEN PRODUCT SEBAGAI PENERAPAN ETIKA BISNIS PADA PERUSAHAAN PRODUSEN CAT. Jurnal Ilmu Manajemen Terapan (JIMT). Vol 1 No 5 (2020). E-ISSN :2686-5238. DOI: https://doi.org/10.31933/jimt.v1i5.205

    Perkasa ARB, Bambang S. Konsep Ruang Hijau pada Permukiman Vertikal Surabaya dengan Pendekatan Terhadap Kesehatan Mental Penghuni. Jurnal sains dan seni ITS. Vol 9, No 2 (2020). e-ISSN 2337-3520. DOI: 10.12962/j23373520.v9i2.57264

    Ratnasari, A., & Asharhani, I. S. (2021). Aspek kualitas udara, kenyamanan termal dan ventilasi sebagai acuan adaptasi hunian pada masa pandemi. Arsir, 24-34.

    Sari M, Elsa Y. The Effect of Sun Exposure on The Effectiveness of The Serotonin Hormone: Literature Review. Jurnal Biologi Tropis. Vol. 23 No. 4 (2023). DOI: 10.29303/jbt.v23i4.5532

    Widiati IR. TINJAUAN STUDI ANALISIS KOMPARATIF BANGUNAN HIJAU (GREEN BUILDING) DENGAN METODE ASESMEN SEBAGAI UPAYA MITIGASI UNTUK PEMBANGUNAN KONSTRUKSI YANG BERKELANJUTAN. PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PASCASARJANA TEKNIK SIPIL (KNPTS) X (2019). ISSN 2477-00-86.
    Link youtube: https://youtu.be/BpRWDTauybk?si=8T7mKOXSu7yGi73f

    About the Author: Wahyudi Maulana

    Leave A Comment