material bangunan

Panduan Memilih Material Ramah Lingkungan dalam Proses Konstruksi Bangunan

Last Updated: 31 July 2024By

Sejalan dengan komitmen global dalam penanganan kerusakan lingkungan saat ini, pemilihan material konstruksi bangunan sedikit banyak memainkan peranan yang vital. Sadar ataupun tidak, dampak dari perubahan iklim yang kian masif cenderung meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan material ramah lingkungan dalam konstruksi bangunan. Menurut Berge (2009), sektor industri bangunan merupakan sektor konsumsi sumber daya alam dunia kedua terbesar setelah sektor industri makanan. Oleh karena itu pelaku industri bangunan mengambil peran sangat penting untuk dapat mengurangi dampak lingkungan yang menyebabkan pemanasan global, atau yang saat ini ini sering disebut oleh para ahli sebagai “pendidihan global”.

Akan tetapi, tentu ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan sebelum menentukan material ramah lingkungan yang tepat. Untuk itu, simak penjelasan dalam artikel berikut.

Mengapa Pemilihan Material Bangunan yang Ramah Lingkungan Itu Penting ?

Sumber: ugreen.io

Penggunaan material dan produk bangunan ramah lingkungan merupakan bagian vital dari sebuah desain bangunan ramah lingkungan. Pemilihan material bangunan yang tepat yaitu dengan menggunakan green material atau material ramah lingkungan dapat menghasilkan bangunan yang berkualitas sekaligus ramah lingkungan, khususnya pemanfaatan material ekologis atau material yang ramah lingkungan.Ada sejumlah keuntungan bagi pemilik dan penghuni antara lain konservasi energi, pengurangan biaya pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan produktivitas penghuni, biaya penggantian konfigurasi ruang yang lebih rendah, serta fleksibilitas desain yang lebih besar. 

Menurut Roodman dan Lenssen (1995), aktivitas pembangunan dan konstruksi di seluruh dunia mengonsumsi 3 miliar ton bahan baku setiap tahun (40% dari total penggunaan global). Penggunaan material dan produk bangunan ramah lingkungan mampu meningkatkan konservasi sumber daya non-terbarukan yang menyusut serta dapat mengurangi dampak lingkungan yang terkait dengan ekstraksi, transportasi, pengolahan, fabrikasi, pemasangan, penggunaan ulang, daur ulang, dan pembuangan material bangunan.

Cara Memilih Material Bangunan yang Ramah Lingkungan 

buildingmaterials.com

Peneliti senior United State Green Building Council (USGBC), Martin Mulvihill menyatakan bahwa bahan kimia yang digunakan dari sumber bahan baku ke bangunan, dan melalui proses dekomisioning, haruslah aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Di samping itu, material harus berasal dari bahan yang dapat digunakan kembali atau terbarukan, dibuat secara aman dan efisien tanpa menciptakan polusi atau limbah yang berbahaya. Pendapat Mulvihill yang terakhir ini biasa dikenal dengan istilah green material.

Kemudian, Frick dan Suskiyatno (2007) memaparkan bahwa bahan bangunan sendiri dapat diklasifikasikan berdasarkan aspek penggolongan ramah lingkungannya, seperti bahan bangunan yang dapat dibudidayakan kembali (regenerative), bahan bangunan alam yang dapat digunakan kembali (recycling), bahan bangunan alam yang mengalami perubahan transformasi sederhana, bahan bangunan alam yang mengalami beberapa tingkat perubahan transformasi, serta bahan bangunan komposit.

Lebih lanjut, menurut Siagian (2005) terdapat beberapa faktor dan strategi yang harus dipertimbangkan dalam memilih material bangunan, antara lain sebagai berikut:

  1. Bangunan yang dirancang dapat dipakai kembali dan memperhatikan sampah/buangan bangunan pada saat pemakaian.
  2. Bahan bangunan tersebut dapat dipakai kembali (didaur ulang)
  3. Keaslian material
  4. Energi yang diwujudkan (embodied energy)
  5. Produksi material
  6. Dampak dari material
  7. Material yang mengandung racun
  8. Efisiensi ventilasi
  9. Teknik konstruksi yang digunakan
  10. Memprioritaskan material alami
  11. Mempertimbangkan durabilitas dan umur dari produk

Rekomendasi Material Bangunan yang Ramah Lingkungan

pinoybuilders.ph

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Yonatan Ayele Abera, yang diterbitkan dalam artikel riset berjudul “Sustainable building materials: A comprehensive study on eco-friendly alternatives for construction”,  setidaknya ada sejumlah material yang dapat dikategorikan sebagai material bangunan yang ramah lingkungan. Sejumlah material tersebut antara lain sebagai berikut:

  1. Kayu Reklamasi

Kayu reklamasi adalah kayu yang diambil dari bangunan tua, gudang, atau struktur lain yang sudah tidak digunakan lagi. Penggunaan kayu reklamasi tidak hanya mengurangi permintaan terhadap kayu baru, tetapi juga memberikan karakter unik pada bangunan baru. Kayu reklamasi sangat cocok untuk lantai, furnitur, dan elemen dekoratif. Penggunaan kayu jenis ini membantu mengurangi deforestasi serta mendukung praktik daur ulang.

  1. Logam Daur Ulang

Logam seperti baja dan aluminium dapat didaur ulang tanpa kehilangan kualitasnya. Logam daur ulang sering digunakan untuk rangka struktural, atap, dan elemen dekoratif dalam bangunan hijau. Daur ulang logam mampu mengurangi kebutuhan akan penambangan baru, menghemat energi, serta mengurangi dampak lingkungan dari produksi logam. Selain itu, penggunaan logam daur ulang juga turut membantu mengurangi jejak karbon dari bangunan.

  1. Bambu

Bambu adalah material yang sangat cepat tumbuh dan dapat diperbarui, menjadikannya pilihan yang sangat berkelanjutan untuk berbagai aplikasi konstruksi. Bambu dapat digunakan untuk konstruksi lantai, atap, pelapis dinding, dan elemen struktural. Kekuatan tarik dan fleksibilitas bambu membuatnya menjadi pengganti yang baik untuk kayu keras konvensional. Selain itu, penanaman bambu mampu membantu mengurangi emisi gas rumah kaca serta berkontribusi dalam menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal​

  1. Kaca Daur Ulang

Kaca daur ulang adalah material yang sering digunakan dalam proyek konstruksi hijau. Kaca yang dihancurkan dapat digunakan sebagai agregat dalam beton, countertop kaca, ubin, dan isolasi. Penggunaan kaca daur ulang tidak hanya menghemat sumber daya alam tetapi juga mengurangi energi yang dibutuhkan untuk memproduksi kaca baru. Dengan mendaur ulang kaca, industri konstruksi berkontribusi pada upaya pengurangan sampah dan mendukung ekonomi sirkular​.

  1. Tanah Padat (Rammed Earth)

Konstruksi tanah padat adalah teknik bangunan kuno yang menggunakan lapisan tanah, kapur, atau kerikil yang dipadatkan dalam bingkai untuk membentuk dinding. Bangunan tanah padat memiliki massa termal yang tinggi, yang secara alami mengatur suhu di dalam ruangan. Teknik ini menggunakan sumber daya lokal yang tersedia, sehingga mampu mengurangi emisi transportasi, dan dengan perawatan yang tepat, bangunan tanah padat dapat bertahan selama berabad-abad, menjadikannya pilihan yang ramah lingkungan.

  1. Hempcrete

Hempcrete adalah sejenis campuran antara serat rami, kapur, dan air yang menjadi populer sebagai alternatif berkelanjutan untuk beton konvensional. Penanaman rami menyerap CO2, menjadikannya tanaman yang negatif karbon. Hempcrete adalah material yang ringan, isolatif, dan tidak beracun, menciptakan lingkungan dalam ruangan yang sehat. Selain itu, hempcrete memiliki sifat pengatur kelembaban yang sangat baik, yang mengurangi risiko pertumbuhan jamur dan lumut​

REFERENSI

Abera, Y. A. (2024). Sustainable building materials: A comprehensive study on eco-friendly alternatives for c onstruction. Composites and Advanced Materials, 33(1), 1-17. DOI : https://doi.org/10.1177/26349833241255957

Syahriyah, D. R. (2017). Penerapan Aspek Green Material Pada Kriteria Bangunan Rumah Lingkungan di Indonesia. Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia, 6(2), 95-103. DOI : https://doi.org/10.32315/jlbi.6.2.95

About the Author: Moch Faisal Hamid

One Comment

  1. […] Baca juga: Panduan Memilih Material Ramah Lingkungan dalam Proses Konstruksi Bangunan […]

Leave A Comment